“Dalam menyeleksi yang paling utama adalah wanita tuna susila,korban trafficking, usia 15-45 tahun, sehat jasmani
dan rohanitidak sakit ingatan, tidak mengidap penyakit berat dan menular kecuali penyakit kelamin, wajib tinggal
di asrama dan mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku, wajib mengikuti bimbingan mental social dan fisik
serta keterampilan selama 6 bulan, tidak sedang berurusan dengan pihak kepolisian”.
25
2. Penerimaan
Adalah serangkaian kegiatan administratif maupun teknis meliputi registrasi, menelaahan atau pengungkapan masalah, dan
penempatan kelayan pada program rehabilitasi sosial yang dilaksanakan pada saat calon penerima pelayanan hasil seleksi secara
syah diterima sebagai klien definitive di Panti. Kegiatan tersebut secara operasional adalah sebagai berikut:
a. Registrasi
Adalah kegiatan administrasi pencatatan dalam buku induk penerima pelayanan setiap penerima pelayanan 1 klien agar diberi
NIP atau NIK nomor induk pesertaklien dan mengkomplikasikan berbagai formulir isian untuk mendapatkan penerima pelayanan
definitif lengkap dengan segala informasi biodatanya. “Registrasinya di Panti ini biasanya kami menyuruh
mereka si klien mengisi form masuk terlebih dahulu seperti identitas pribadi mereka dll ya serta surat pernyataan dari
si klien dan pihak keluarga bahwa mereka setuju keluarga mereka bersedia untuk menjalani rehabilitasi di Panti
25
Wawancara pribadi dengan seksi PAS Prog. Advokasi Sosial Bambang Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,
pukul 10.30 sd 11.00 petang.
sosial ini..yang menangani langsung pihak rehabilitasi sosial REHSOS dan pekerja sosial PEKSOS”.
26
Adapun faktor penghambat dari proses registrasi ini yang dihadapi PSKW adalah sebagai berikut :
“Hambatannya biasanya seperti alamat mereka itu bukan rumah tetap yang mereka tulis, akan tetapi rumah
kontrakan maka ketika kami datangi rumahnya mereka sulit di cari kembali sehingga menjadikan data yang klien
berikan kurang akurat kebenarannya”.
27
b. Penelaahan dan pengungkapan masalah Assesment
Adalah upaya untuk menelusuri, menerima, dan menggali data penerima pelayanan klien, faktor serta penyebab
masalahnya, tanggapannya serta kekuatan-kekuatannya dalam upaya membantu dirinya sendiri. Hal ini dapat dikaji, dianalisa dan
diolah untuk membantu upaya rehabilitasi sosial, dan resosialisasi bagi penerima pelayanan klien.
“Assessment dalam masalah ini panti membantu klien dalam permasalahan mereka, seperti dari yang mereka
menjadi WTS tidak mempunyai keterampilan, dengan diadakannya pengungkapan masalah pada diri klien maka
akan terlihat dengan sendirinya bakat mereka dan keterampilan mereka pada bidang apa, dan panti
membantu klien agar mereka dapat menyalurkan bakat mereka misalkan melalui keterampilan, bukan hanya itu,,
jika mereka membawa masalah pribadi ke panti dan mereka bisa kita bantu memecahkan masalahnya dengan
26
Wawancara pribadi dengan Koordinator PEKSOS pekerja sosial Drs. Susanto Asbudi, di ruang kerja coordinator peksos PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,
pukul 11.30 sd 12.00 petang.
27
Wawancara pribadi dengan seksi PAS Prog. Advokasi Sosial Bambang Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,
pukul 10.30 sd 11.00 petang.
adanya fasilitas psikolog, dokter, dan pihak pekerja sosial yang masih terkait sebagai pengurus panti”.
28
c. Penempatan kelayan pada program rehabilitasi sosial
Adalah kegiatan pengelompokkan bakat dan minat para penerima pelayanan klien dipadukan dengan program bimbingan,
khususnya program keterampilan kerja praktis yang sudah diprogramkan sesuai dengan inventarisasi pasaran usaha kerja
untuk menambahkan semangat dan kecintaan untuk mengikuti bimbingan kerja tersebut.
“Program ini adalah penempatan klien pada bidang keterampilan di panti ini misalkan mereka ada bakat di
bidang masak maka akan kami salurkan bakat mereka pada keterampilan masaktata boga, dan keterampilan
lainnya sesuai dengan kemampuan klien. Adapun hambatannya misalnya klien yang mati rasa lidahnya kan
ga mungkin kita paksakan untuk di tempatkan di tata boga meskipun hobi mereka masak, atau mata klien buta maka
tidak mungkin kita memaksakan mereka dibidang yang mereka suka akan tetapi sulit untuk menjalankannya,
meskipun panti bisa membantu akan tetapi tetap kami kembalikan pada diri klien masing-masing”.
29
3. Bimbingan Mental Spiritual