STRUKTUR ORGANISASI. LANDASAN HUKUM KEBIJAKAN

Adapun tujuan dari PSKW “Mulya-Jaya” Jakarta adalah: terbina dan berkembangnya tata kehidupan sosial para wanita tuna susila yang meliputi pemulihan kembali rasa harga diri, tanggung jawab sosial serta berkemauan melaksanakan fungsi sosialnya dalam kehidupan dan penghidupan masyarakat.

3. STRUKTUR ORGANISASI.

4 Keterangan : Drs. Waskito Budi Kusumo, M.SI. : Kepala Panti Ujang Taufik Hidayat, S.SOs.M.SI : KA.Subbag Tata Usaha Dra. Hj. Dwismari Novie Reviani : Kasie. Program dan Advokasi Sosial Drs. Ali Samantha, MM. : Kasie. Rehabilitasi Sosial. 3 Brosur PSKW “Mulya Jaya”, Depsos RI, Kelurahan Gedong Pasar Rebo Jakarta- Timur. 4 Ibid

4. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Dasar 1945, pasal 27 ayat 2, pasal 28 pasal 34. 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konfensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap perempuan. 4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia. 6. Undang-Undang No.21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. 7. Undang-Undang RI. No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. 8. Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2002 tentang Penghapusan Trafiking Perempuan dan Anak. 9. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor : 106HUK2009 Tentang Organisasi dan tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial. 10. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 20HUK1999 tentang Rehabilitasi Sosial Bekas Penyandang Masalah Tuna Sosial. 5

5. KEBIJAKAN

Kebijakan dalam pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi Wanita Tuna Susila adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan dan memantapkan peranan masyarakat dalam menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah sosial dengan melibatkan semua unsur dan komponen masyarakat 5 Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I, diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011. yang didasari oleh nilai–nilai swadaya, gotong royong dan kesetiakawanan sosial, sehingga upaya tersebut merupakan usaha – usaha kesejahteraan sosial yang melembaga dan berkesinambungan. 2. Meningkatkan jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang lebih adil dan merata, agar setiap warga negara khususnya penyandang masalah kesejahteraan sosial berhak untuk memperoleh pelayanan yang sebaik- baiknya untuk meningkatkan kualitas kehidupan. 3. Meningkatkan mutu pelayanan dan rehabilitasi sosial yang semakin profesional, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, masyarakat dan dunia usaha bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial. 4. Memantapkan manajemen pelayanan sosial yang dilakukan dengan penyempurnaan yang terus menerus dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, mengevaluasi dan melaporkan serta mengkoordinasikan dan memadukan dengan sektor-sektor lain dan pemerintah daerah, sehingga pelayanan dan rehabilitasi sosial menjadi semakin berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. 6

6. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI