Maksudnya memberikan pemahaman tentang pekerjaan WTS itu tidak sesuai dengan norma-norma Agama,
Sosial, Budaya, dan Negara. 2.
Menumbuhkan kesadaran Maksudnya menumbuhkan kesadaran pada mereka
bahwa hidup itu punya tata cara, norma, dan aturan- aturan yang berlaku yang harus di taati untuk
mengangkat diri sendiri dengan tidak merendahkan harga diri demi uang, serta dapat menumbuhkan
kesadaran bahwa mereka juga mempunyai keterampilan lain dibanding menjadi pekerja seks komersial WTS.
3. Mempunyai sikappendirian yang kuat
Menjauhkan diri dari WTS, dan pergaulan yang tidak baik serta tidak akan kembali pada kegelapan dosa
masa lalu.
43
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan
Bimbingan Mental Spiritual
a. Faktor pendukung
1. Sarana dan prasarana yang memadai masjid,
dan perpustakaan masjid. 2.
Adanya modul atau materi dari panduan yang penyuluh sediakan.
43
Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta,
senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 sd 10.30.
3. Adanya sumber daya manusia yang
professional seperti penyuluh agama yang khusus di sediakan di Panti ini.
4. Adanya siswi atau klien muslim PSKW yang
rutin mengikuti kegiatan keagamaan ini.
44
b. Faktor Penghambat
1. Perilaku klien yang labil sehingga terkadang
malas dan terkadang rajin dalam mengikuti kegiatan serta materi mental spiritual di
PSKW Mulya Jaya ini. 2.
Kehidupan bebas yang mereka jalani sebelum di Panti mereka hidup tanpa aturan akan tetapi
ketika di Panti mereka merasa berat mengikuti peraturan yang ada, hal itu juga merupakan
faktor penghambat dari jalannya kegiatan rohani islam ini.
3. Suku, budaya dan dari latar belakang yang
berbeda-beda sehingga
terkadang sulit
beradaptasi. 4.
Lupa menjalankan materi yang disampaikan untuk di praktikan sehari-hari.
45
44
Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta,
senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 sd 10.30.
4. Resosialisasi
Adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang bersifat dua arah yaitu di satu pihak untuk mempersiapkan klien agar dapat berintegrasi
penuh kedalam kehidupan dan penghidupan secara normative, dan di satu pihak lagi untuk mempersiapkan masyarakat khususnya
masyarakat daerah asal atau lingkungan masyarakat di lokasi penempatan kerja atau usaha klien agar mereka dapat menerima,
memperlakukan dan mengajak serta untuk berintegrasi dengan kegiatan kemasyarakatan.
46
Adapun kegiatan resosialisasi meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a. Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat
Adalah kegiatan bimbingan atau tuntunan pendekatan untuk menumbuhkan kemauan keluarga, masyarakat, tokoh-
tokoh masyarakat, organisasi sosial.
47
b. Bimbingan sosial hidup bermasyarakat
Adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan agar klien tersebut dapat melaksanakan seluruh kegiatannya
sesuai dengan norma yang berlaku dan menghindari kegiatan yang menjadi larangan-larangan masyarakat.
48
45
Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta,
senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 sd 10.30.
46
Diadaptasi dari Prosedur Kerja Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta Sesuai Kepetusan Menteri Sosial RI No. 40 HUK 2004.
47
Diadaptasi dari Prosedur Kerja Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta Sesuai Kepetusan Menteri Sosial RI No. 40 HUK 2004.
48
Diadaptasi dari Prosedur Kerja Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta Sesuai Kepetusan Menteri Sosial RI No. 40 HUK 2004.
c. Bimbingan pemberian bantuan stimulans usaha produktif
Adalah serangkaian kegiatan pengadaan bantuan peralatan dan bahan untuk mempersiapkan klien dapat
melaksanakan praktek bermata pencaharian dan bantuan tersebut bersifat merangsang usaha-usahanya agar dapat lebih
berkembang.
49
“Di Panti klien tinggal menggunakan fasilitas yang tersedia diruangan keterampilan, akan tetapi harus
dirawat juga alat-alatnya agar seterusnya dapat dipakai generasi berikutnya yang ingin mengikuti
kegiatan keterampilan”.
50
d. Bimbingan usaha kerja
Adalah kegiatan tuntunan praktek berusaha atau bekerja untuk dapat menciptakan lapangan kerja yang layak, serta
praktek mengelola usaha, menuju terciptanya kondisi usaha yang efektif dan efisien.
51
“di Panti ini klien yang memang mempunyai keterampilan khusus aakan di bimbing sampai bisa, dan akan
di awasi oleh pengasuhnya masing-masing untuk mengawasi perkembangan mereka dalam mengikuti kerajinan tangan
seperti menjahit, memasak, rias kecantikan”.
52
e. Penempatan dan penyaluran
49
Diadaptasi dari Prosedur Kerja Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta Sesuai Kepetusan Menteri Sosial RI No. 40 HUK 2004.
50
Wawancara pribadi dengan Koordinator PEKSOS pekerja sosial Drs. Susanto Asbudi, di ruang kerja coordinator peksos PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,
pukul 11.30 sd 12.00 petang.
51
Diadaptasi dari Prosedur Kerja Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta Sesuai Kepetusan Menteri Sosial RI No. 40 HUK 2004.
52
Wawancara pribadi dengan Koordinator PEKSOS pekerja sosial Drs. Susanto Asbudi, di ruang kerja coordinator peksos PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,
pukul 11.30 sd 12.00 petang.
Adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk mengembalikan penerima pelayanan kedalam kehidupan dan
penghidupan di
masyarakat secara
normative baik
dilingkungan keluarga, masyarakat, daerah asal, maupun kejalur-jalur lapangan kerja atau usaha mandiri wirausaha
dengan bertransmigrasi.
53
“Kami itu disini kan bekerjasama dengan lembaga yang membutuhkan tenaga kerja secara langsung, jadi
kalau memang si klien ini pantas dan mampu untuk di pekerjakan akan di ambil oleh perusahaan yang
membutuhkan, seperti beberapa salon, restoran, kerajinan tangan banyak yang mengambil pegawai dari
anak-anak kami di PSKW Mulya Jaya ini”.
54
5. Bimbingan Lanjut