Bimbingan Mental Spiritual Metode Pelaksanaan Bimbingan Mental Spiritual

adanya fasilitas psikolog, dokter, dan pihak pekerja sosial yang masih terkait sebagai pengurus panti”. 28 c. Penempatan kelayan pada program rehabilitasi sosial Adalah kegiatan pengelompokkan bakat dan minat para penerima pelayanan klien dipadukan dengan program bimbingan, khususnya program keterampilan kerja praktis yang sudah diprogramkan sesuai dengan inventarisasi pasaran usaha kerja untuk menambahkan semangat dan kecintaan untuk mengikuti bimbingan kerja tersebut. “Program ini adalah penempatan klien pada bidang keterampilan di panti ini misalkan mereka ada bakat di bidang masak maka akan kami salurkan bakat mereka pada keterampilan masaktata boga, dan keterampilan lainnya sesuai dengan kemampuan klien. Adapun hambatannya misalnya klien yang mati rasa lidahnya kan ga mungkin kita paksakan untuk di tempatkan di tata boga meskipun hobi mereka masak, atau mata klien buta maka tidak mungkin kita memaksakan mereka dibidang yang mereka suka akan tetapi sulit untuk menjalankannya, meskipun panti bisa membantu akan tetapi tetap kami kembalikan pada diri klien masing-masing”. 29

3. Bimbingan Mental Spiritual

Adalah serangkaian kegiatan bimbingan rohani atau tuntunan untuk dapat memahami diri sendiri, dan orang lain dengan cara mempelajari berbagai ilmu pengetahuan khususnya tentang ilmu keagamaan yang didukung dengan pelatihan dan pemahaman cara 28 Wawancara pribadi dengan Koordinator PEKSOS pekerja sosial Drs. Susanto Asbudi, di ruang kerja coordinator peksos PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 11.30 sd 12.00 petang. 29 Wawancara pribadi dengan Koordinator PEKSOS pekerja sosial Drs. Susanto Asbudi, di ruang kerja coordinator peksos PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 11.30 sd 12.00 petang. berpikir positif serta praktik kegiatan ibadah, demi terwujudnya kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 30 “Yang wajib mengikuti kegiatan bimbingan mental spiritual ini ialah terutama para siswi PSKW Mulya Jaya, semuanya wajib bagi yang muslim dalam artian wajib mengikuti kegiatan bimbingan mental spiritual selama klien berada dalam masa rehabilitasi serta pengawasan Panti maksimal 6 bulan di PSKW Mulya Jaya ini mereka di bimbing rohani dan jasmani islam mereka dalam kegiatan bimbingan mental spiritual. Tujuan dari kegiatan mental dan spiritual ini pertama dapat memotivasi mereka klien agar menjadi lebih baik lagi dalam hal aspek keagamaan, kehidupan sosial,menjadikan dan membentuk akhlak yang mulia. Yang kedua adalah mengajak mereka kearah hidup lebih baik lagi dengan tuntunan agama islam.” 31 Proses kegiatan ini yang peneliti fokuskan, untuk mengetahui bagaimana 1 Metode pelaksanaan bimbingan mental spiritual, 2 Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan bimbingan mental spiritual.

1. Metode Pelaksanaan Bimbingan Mental Spiritual

Di bawah ini adalah metode kegiatan bimbingan mental spiritual yang dilaksanakan di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Mulya Jaya Jakarta : 1. Ceramahklasikal. Ceramah yang berlangsung selama kurang lebih 70 sd 80 menit dalam tiap pertemuan ini, disaksikan seksama dengan para klien seluruhnya yang dikerahkan 30 Abdul Rahman, S. Sos.I dan Ust. Nuhri Sulaeman, Panduan Bimbingan Mental Spiritual , Jakarta: Departemen Sosial, 2011, h.1 31 Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 sd 10.30. para petugas sosial di Panti, dengan adanya siraman rohani ini kelak akan menyirami hati mereka juga dengan tuntunan agama islam yang sesuai syariat islam, dengan begitu maka akan lebih mudah bagi mereka muhasabahintrospeksi akan dosa-dosa masa lalu, dan memiliki niat gigih untuk bertaubat. 32 “Dalam ceramah ini saya isi dengan pelajaran aqidah setiap hari senin yang berisi tentang Allah dan tauhid serta menumbuhkan keimanan klien serta mengajak untuk mendekatkan diri pada Allah, kemudian hari selasa di isi dengan materi Fiqh yang berkenaan dengan bersuci, tata cara solat, bacaan solat, dan praktik ibadah, kemudian hari rabu di isi dengan materi aqidah akhlak. 33 2. Tanya Jawab Dengan adanya sesi Tanya-jawab ini yang berlangsung selama 10 menit, meskipun dengan waktu singkat ini klien menggunakan waktu mereka dengan baik untuk menjawab segala sesuatu yang masih mereka belum mengerti, dan kesempatan ini sangat baik bagi mereka yang masih belum mengerti agar mereka tidak tersesat akan kebingungan mereka terhadap penjelasan dari materi agama yang diberikan maka 32 Observasi peneliti pada saat berada di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Mulya Jaya Jakarta pada bulan februari sd September 2011 dan dikutip dari Sumber; Panduan Bimbingan Mental Spiritual dan Bimbingan Etika Sosial, Disusun Oleh; Abdul Rahman S. Sos.I dan Ust. Nuhri Sulaeman. 33 Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 sd 10.30. dengan solusijawaban yang diberikan penyuluh agama maka akan terselesaikan. 34 3. Metode “bil-mujadalah” “Mujadalah ini ceramah yang dengan menyebutkan dalil-dalil Allah di sela-sela perkataan syiar ketika ceramah kepada klien di Panti”. 35 4. Metode “bil-mauidzah” “Dengan mencontohkan perkataan dan perbuatan baik pada anak didik kami di Panti”. 36 5. Konseling individu atau kelompok Dengan adanya konseling individu dan kelompok maka dengan mudah klien mengungkapkan isi hati mereka secara leluasa pada penyuluh, serta menjalin keakraban antara klien dan penyuluh dan dengan keakraban itu akan tercipta kepercayaan di hati para klien untuk menceritakan semua masalahnya dan meminta solusi dari para penyuluh dari masalahnya. 37 34 Observasi peneliti pada saat berada di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Mulya Jaya Jakarta pada bulan februari sd September 2011, dan dikutip dari Sumber; Panduan Bimbingan Mental Spiritual dan Bimbingan Etika Sosial, Disusun Oleh; Abdul Rahman S. Sos.I dan Ust. Nuhri Sulaeman. 35 Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 sd 10.30. 36 Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 sd 10.30. 37 Observasi peneliti pada saat berada di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Mulya Jaya Jakarta pada bulan februari sd September 2011, dan dikutip dari Sumber; Panduan Bimbingan Mental Spiritual dan Bimbingan Etika Sosial, Disusun Oleh; Abdul Rahman S. Sos.I dan Ust. Nuhri Sulaeman. “Konseling individu atau kelompok ini dinamakan sharing dalam kegiatan ini, sharingnya tentang keagamaan, atau lebih dikenal dengan curhatan mereka kepada saya, jadi mereka bisa dengan puas curhat tentang masalah mereka mengenai agama dan syariatnya dan kegiatan ini dilaksanakan setiap hari kamis”. 38 6. Prakteklatihan Adapun prakek pada tiap-tiap materi yang diberikan di praktekan dalam kehidupan mereka sehari- hari tentu saja dengan pengawasan penuluh agama di Panti Sosial Wanita ini, dari serangkaian penelitian yang saya jalankan di PSKW Mulya Jaya Jakarta ini, mereka sudah ada perubahan perilaku dan ibadah demikian juga yang di katakana para penyuluh panti, jadi insya Allah mereka istiqomah dalam mempraktekan ibadah dan perilaku baik mereka klien. 39 “Praktik ibadah dalam kegiatan mental spiritual ini dilaksanakan setiap seminggu sekali, jadi setiap habis menyampaikan materi kemudian dari materi itu langsung kita praktik ibadah”. 40 38 Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 sd 10.30. 39 Observasi peneliti pada saat berada di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Mulya Jaya Jakarta pada bulan februari sd September 2011, dan dikutip dari Sumber; Panduan Bimbingan Mental Spiritual dan Bimbingan Etika Sosial, Disusun Oleh; Abdul Rahman S. Sos.I dan Ust. Nuhri Sulaeman. 40 Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 sd 10.30. 7. Evaluasi Evaluasi seperti Gamekuis memang pada dasarnya adalah permainan semata, akan tetapi dalam penyuluhan islam ini ada materi yang dinamakan game yang berdurasi 5-10 menit, pada gamekuis islami ini penyuluh memberikan pertanyaan akan tetapi secara islami, sehingga klien bukan hanya mendapat hiburan semata akan tetapi juga mendapat ilmu agama yang di selipkan pada gamekuis tersebut. 41 “Adapun pada kegiatan kuis ini kita selalu mem follow-up tentang materi yang kita ajarkan dengan dilaksanakannya kegiatan evaluasi, diadakannya evaluasi dua minggu sekali, pada evaluasi ini kita gunakan kesempatan untuk memberikan pelayanan ringkasan materi yang diberikan dari minggu pertama sampai tahap evaluasi, dan memberikan kesempatan bertanya bagi siswi mana yang belum mengerti diantara materi yang telah diajarkan”. 42 Adapun tujuan dari kegiatan pelaksanaan bimbingan mental spiritual di PSKW ini agar dapat memberikan pengertian kepada klien yaitu dengan : 1. Pemahaman 41 Observasi peneliti pada saat berada di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Mulya Jaya Jakarta pada bulan februari sd September 2011, dan dikutip dari Sumber; Panduan Bimbingan Mental Spiritual dan Bimbingan Etika Sosial, Disusun Oleh; Abdul Rahman S. Sos.I dan Ust. Nuhri Sulaeman. 42 Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 sd 10.30. Maksudnya memberikan pemahaman tentang pekerjaan WTS itu tidak sesuai dengan norma-norma Agama, Sosial, Budaya, dan Negara. 2. Menumbuhkan kesadaran Maksudnya menumbuhkan kesadaran pada mereka bahwa hidup itu punya tata cara, norma, dan aturan- aturan yang berlaku yang harus di taati untuk mengangkat diri sendiri dengan tidak merendahkan harga diri demi uang, serta dapat menumbuhkan kesadaran bahwa mereka juga mempunyai keterampilan lain dibanding menjadi pekerja seks komersial WTS. 3. Mempunyai sikappendirian yang kuat Menjauhkan diri dari WTS, dan pergaulan yang tidak baik serta tidak akan kembali pada kegelapan dosa masa lalu. 43

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan