I. 1. Teknik Analisa Data
Ada berbagai cara untuk menganalsis data, tetapi secara garis besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Reduksi data, yaitu dimana peneliti mencobah memilih data yang
relevan dengan proses layanan metode bimbingan mental spiritual terhadap penyandang masalah tuna susila serta hambatan-
hambatannya. b.
Penyajian data, setelah data mengenai proses layanan metode bimbingan mental spiritual terhadap penyandang masalah tuna
susila serta hambatan-hambatannya diperoleh, maka data tersebut disusun dalam bentuk narasi, visual gambar, matrik, bagan, tabel
dan lain sebagainya. c.
Penyimpulan atas apa yang disajikan, pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan dari tema tersebut sehingga memudahkan
untuk menarik kesimpulan.
20
J. 1. Teknik Pemeriksaan Data
a. Kredibilitas derajat kepercayaan dengan menggunakan teknik
tringulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan
jalan; a membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, misalnya; untuk mengetahui bimbingan mental
spiritual terhadap penyandang masalah tuna susila yang diberikan
20
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998, h. 288
oleh PSKW Mulya Jaya tersebut. b membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan
orang lain, misalnya hal ini peneliti membandingkan jawaban yang diberikan oleh klien yang menerima pelayanan dengan jawaban
yang diberikan oleh pegawai atau pekerja sosial. c membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang
berkaitan dengan masalah yang diajukan. Peneliti memanfaatkan dokumen dan data sebagai bahan perbandingan.
21
b. Ketekunan atau keajegan pengamatan, ketekunan pengamatan
bermaksud menentukan cirri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi- situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari. Kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci, maksudnya peneliti hanya memusatkan dan mencari jawaban
sesuai dengan rumusan masalah saja.
22
Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit, kepastian auditor dalam hal ini ialah objektif atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang
terhadap pandangan, pendapat dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu subjektif, sedangkan jika disepakati oleh
beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif.
23
21
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998, hal. 330-331
22
Ibid, hal 329.
23
Ibid, hal 341.
62
BAB IV ANALISA TEMUAN LAPANGAN
A. Gambaran Umum Panti Sosial Karya Wanita PSKW Mulya Jaya Jakarta
1. Sejarah Berdirinya
Panti Sosial Karya Wanita PSKW Pasar Rebo adalah salah satu unit pelaksanaan teknis Departemen Sosial yang memberikan pelayanan dan
rehabilitasi sosial kepada wanita tuna susila yang meliputi: pembinaan fisik, mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku, pelatihan keterampilan dan
resosialisasi, serta pembinaan lanjut kepada penyandang masalah tuna susila agar
mampu dalam
kehidupan masyarakat.
1
Pembangunan dan
penyempurnaan Panti ini terus berkembang secara bertahap, berikut adalah tahap-tahap perubahan PSKW Mulya-Jaya:
a Tahun 1959: berstatus pilot pusat pendidikan wanita, merupakan
projek percontohan Despos Departemen Sosial. b
Tahun 1960: dibuka Menteri Sosial Bpk. H. Moelyadi Djoyomartono alm dengan nama: “Mulya Jaya” berdasarkan motto: “Wanita Mulya
Negara Jaya” tanggal 20 Desember 1960. c
Tahun 1963: diresmikan menjadi Panti Pendidikan Wanita Mulya Jaya PPW dengan SK Mentri Sosial RI No. HUK4-1-92005 tanggal 1
Juni 1963. d
Tahun 1969: disempurnakan menjadi Pusat Pendidikan Pengajaran Kegunaan Wanita P3KW.
1
Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I, diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011.