14
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab dua ini akan dipaparkan mengenai definisi kepuasan kerja, teori mengenai kepuasan kerja, dimensi kepuasan kerja, pengukuran kepuasan
kerja, definisi perceived organizational support, definisi motivasi kerja, teori dua faktor, pengukuran motivasi kerja, gender, kerangka berpikir dan
hipotesis penelitian.
2.1 Kepuasan Kerja
2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja
Menurut Rogelberg 2012, kepuasan kerja merupakan suatu keadaan emosional yang menyenangkan atau positif yang dihasilkan dari penilaian
seseorang terhadap pekerjaan maupun aspek pekerjaan tersebut. Definisi ini mencakup reaksi afeksi perasaan maupun penilaian kognitif pikiran
seseorang terhadap pekerjaannya Rogelberg, 2012. Selain itu, Usop, Kadtong dan Usop 2013 mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap
seorang karyawan terhadap pekerjaan, yang biasa disebut sebagi respon suka atau tidak suka terhadap pekerjaan itu sendiri, imbalan, promosi,
penghargaan atau konteks seperti kondisi kerja dan keuntungan. Kemudian Robbins dan Judge 2008 mendefinisikan kepuasan
kerja sebagai perasaan positif tentang pekerjaan dan sebagai hasil evaluasi karakter pekerjaan tersebut. Howell dan Dipboye dalam Munandar, 2008,
memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka
15
atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya. Locke juga mencatat bahwa perasaan yang berhubungan dengan kepuasan
atau ketidakpuasan kerja cenderung lebih mencerminkan penaksiran dari karyawan yang berhubungan dengan pengalaman kerja pada waktu sekarang
dan masa lalu daripada harapan untuk masa yang akan datang. Kemudian Locke 1976 mendefinisikan bahwa kepuasan kerja sebagai suatu tingkat
emosi yang positif dan menyenangkan individu Wijono, 2010. Luthans, merumuskan kepuasan kerja adalah suatu keadaan emosi
seseorang yang positif dan menyenangkan yang dihasilkan dan penilaian suatu pekerjaan atau pengalaman kerja. Kepuasan kerja mencerminkan
perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini tampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi
dilingkungan kerjanya. Setiap karyawan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda, sesuai dengan nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin
banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan aspek diri individu, maka ada kecenderungan semakin tinggi tingkat kepuasan
kerjanya Wijono, 2010. Smith dalam Ramayah et.al, 2010 menjelaskan kepuasan kerja
adalah mengenai perasaan subjektif yang dirasakan oleh seseorang karyawan, sebuah kondisi menyenangkan, emosi positif karyawan yang
dihasilkan dari penilaian kognitif dari pekerjaan dan pengalaman. Kepuasan kerja menurut para tokoh yang telah dipaparkan diatas
merujuk pada satu perasaan ataupun emosi positif, perasaan senang dan
16
suka terhadap pekerjaan mereka sehingga mereka menyenangi pekerjaan yang mereka lakukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan
kerja adalah respon emosional terhadap lingkungan dan pekerjaannya. Secara sederhana, kepuasan kerja dapat diartikan sebagai apa yang membuat
seseorang menginginkan dan menyenangi pekerjaan.
2.1.2 Teori Kepuasan Kerja