28
diri seseorang. Dapat dikatakan bahwa motivasi kerja intrisik adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna
mencapai suatu tujuan yang dapat berpengaruh dalam mencapai kinerja.
2.3.3 Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg
Teori motivasi dua faktor dikemukakan oleh Herzberg. Dinamakan teori dua faktor karena Herzberg mengemukakan perlunya memperhatikan dua faktor
sebagai bentuk motivasi yang akan diberikan kepada individu. Kedua faktor itu disebut dissatisfier- satisfier atau faktor ekstrinsik-intrinsik.
Penelitan awal yang menghasilkan teori ini berdasarkan pada dua permasalahan. Pertama, adanya kondisi ekstrinsik seperti konteks pekerjaan,
kompensasi dll yang menyebabkan ketidakpuasan terhadap karyawan ketika kondisi tersebut tidak ada. Faktor tersebut sangat diperlukan untuk
mempertahankan kepuasan karyawan. Kedua, adanya faktor intrinsik pada kondisi kerja. Faktor intrinsik ini sangat diperlukan untuk membentuk
motivasi yang kuat. Sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik, faktor dalam rangkaian ini disebut satisfier.
Faktor pada kondisi instrinsik tersebut yaitu: 1.
Prestasi achievement. Aspek ini merupakan besar kecilnya daya dorong seseorang untuk mencapai prestasi kerja yang optimal. Aspek ini
meliputi pada keberhasilan ataupun kegagalan yang dinilai secara spesifik. Contoh pada pencapaian presatasi karyawan antara lain
29
pelaksanaan kerja,
penyelesaian masalah,
dan usaha
untuk mempertahankan keberhasilan.
2. Tanggung Jawab responsibility. Aspek ini meliputi pada hal-hal yang
berhubungan dengan tanggung jawab dan otoritas pada karyawan. Tanggung jawab mengingatkan orang-orang untuk tidak saja
mempergunakan kewenangan yang dimiliki, tetapi juga melaporkan apa saja yang telah dilakukan sehubungan dengan kewenangan yang telah
diberikan kepadanya. Kadangkala seseorang melupakan esensi dari tanggung jawab sebagai bagian dari jabatan atau tugas yang di emban
ketika menduduki suatu bagian atau departemen tertentu. 3.
Kemajuan advancement. Aspek ini merupakan kesempatan karyawan untuk dapat maju dalam pekerjaannya. Aspek ini meliputi situasi yang
memungkinkan untuk mempelajari keahlian baru atau kesempatan untuk maju, meningkat, atau semakin baik. Pada aspek ini terlihat besar
kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya. 4.
Pekerjaan itu sendiri work it self. Aspek ini merupakan tantangan yang dirasakan karyawan dari pekerjaannya. Aspek ini meliputi pelaksanaan
kerja yang aktual yang dapat dilihat dari rutinitas, jumlah pekerjaan, sifat pekerjaan.
Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu
pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau
mengurangi kepuasan kerja.
30
5. Penghargaan recognition. Aspek ini merupakan besar kecilnya
pengakuan atau penghargaan yang diberikan kepada karyawan atas hasil kerjanya. Penghargaan berarti semua bentuk penggajian atau ganjaran
kepada pegawai dan timbul karena kepegawaian mereka. Dapat berupa pembayaran uang secara langsung upah, gaji, insentif, bonus dan dapat
pula berbentuk pembayaran tidak langsung asuransi, liburan atas biaya perusahaan dan dapat pula berupa ganjaran bukan uang jam kerja yang
luwes, kantor yang bergengsi, pekerjaan yang lebih menantang.
Faktor-faktor pada kondisi ekstrinsik tersebut yaitu: 1.
Gaji salary. Aspek ini meliputi pada semua keadaan yang menyangkut upah, kenaikan upah dan harapan karyawan pada upah dari hasil kerja
yang dilaksanakan. 2.
Keamanan pekerjan job security. Aspek ini meliputi pada rasa aman, kestabilan perusahaan, masa jabatan yang pasti dari karyawan.
3. Kondisi kerja work condition. Aspek ini meliputi pada kondisi tempat
bekerja, lingkungan kerja, fasilitas kerja yang didapat dari karyawan. 4.
Prosedur perusahaan company policy and administration. Aspek ini meliputi pada pengorganisasian dan manajemen perusahaan yang
teratur, peraturan dan administrasi perusahaan. 5.
Hubungan dengan atasan relationship with supervisor. Aspek ini meliputi pada perlakuan adil yang diberikan atasan kepada karyawan,
pemberian penghargaan dan bimbingan pada karyawan.
31
6. Kualitas hubungan interpersonal antar rekan kerja, dengan atasan,dan
dengan bawahan interpersonal relationship. Aspek ini meliputi pada interaksi karyawan atasan, rekan kerja, bawahan. Hubungan ini bersifat
sosial maupun sosial teknikal yang berhubungan dengan pekerjaan.
2.3.4 Pengukuran Motivasi Kerja