Adapun tujuan dari penulisanpenelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Menjelaskan latar belakang migrasi orang Batak Toba ke Sidikalang. 2.
Mengetahui keberadaan orang Batak Toba di Sidikalang. 3.
Mengetahui pengaruh orang Batak Toba di Sidikalang.
Manfaat Penelitian Setiap penulisan diharapkan akan mampu memberikan manfaat kepada
khalayak umum maupun suatu kelompok tertentu. Disamping untuk tujuan diatas maka diharapkan akan menghasilkan manfaat sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi setiap masyarakat
setempat mengenai orang BatakToba di Sidikalang. 2.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama ataupun yang
bersinggungan dengan penelitian ini. 3.
Menambah khazanah pengetahuan mengenai proses masuknya dan pengaruh orang Batak Toba di Sidikalang.
1.4 Tinjauan Pustaka
Dalam bukunya O.H.S Purba dan Elvis F.Purba yang berjudul “Migrasi Spontan Batak Toba Marserak: sebab, motif dan akibat perpindahan penduduk dari
daratan tinggi Toba” menjelaskan bahwa perpindahan orang Batak Toba dari daerah daratan tinggi Toba disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor pendorong dan faktor
penarik baik dari daerah asal maupun daerah yang dituju. Sejak pertengahan abad ke
Universitas Sumatera Utara
XIX tekanan penduduk terhadap lahan pertanian sudah mulai terasa. Berkat usaha zending di bidang kesehatan menyebabkan angka kematian menurun dan angka
kelahiran meningkat. Kampung halaman bona pasogit Batak Toba semakin sesak akibat pertambahan penduduknya yang cepat. Pertambahan penduduk yang pesat
bukan hanya menimbulkan tekanan terhadap lahan pertanian, tetapi juga bagi perkampungan baru yang dibuka bagi pemuda yang menikah manjae. Semakin
banyak perkampungan baru juga membutuhkan lahan pertanian yang baru yang jumlahnya semakin meningkat. Nilai-nilai filosofis Batak Toba hagabeon,
hasangapon, dan hamoraon menjadi salah satu unsur terjadinya perpindahan penduduk migrasi. Dan faktor kesuburan lahan dari daratan Toba juga
mempengaruhi perpindahan orang Batak untuk mencari lahan baru yang lebih subur dan sedikit penduduknya sehingga dapat membuka lahan yang baru untuk dijadikan
sebagai tempat tinggal dan lahan pertanian untuk kelangsungan hidup. Bukan hanya faktor diatas akan tetapi banyak faktor lain yang menyebabkan orang Batak Toba
meninggalkan kampung halaman. Buku ini dapat membantu penulis untuk menjelaskan latar belakang migrasi orang Batak Toba ke daerah lain terutama ke
daerah Sidikalang. Payung Bangun dalam bukunya “Tradisi dan Perubahan: konteks masyarakat
Pakpak Dairi” menjelaskan bahwa penduduk asli dari daerah kabupaten Dairi adalah suku Pakpak tetapi 75 penduduk yang mendiami Sidikalang ibukota dari daerah
Tingkat II Dairi adalah etnis Batak Toba.
9
9
Lister Brutu, Nurbani Padang, “Tradisi dan Perubahan: konteks masyarakat Pakpak Dairi”, Medan: Monora, 1998, hlm 118.
Perpindahan orang Batak Toba ke
Universitas Sumatera Utara
Sidikalang membawa berbagai perubahan besar terutama dalam penggunaan bahasa yang digunakan adalah bahasa Batak Toba sebagai bahasa pengantar dalam
kehidupan sehari-hari daripada menggunakan bahasa Pakpak sebagai bahasa asli daerah tersebut. Orang Batak Toba juga membawa dampak lain terhadap tradisi adat
yang dijalankan oleh suku Pakpak, contoh penduduk yang tinggal di daerah Sidikalang sekarang lebih condong dalam menggunakan upacara adat Toba dibanding
upacara Pakpak dan dalam hal pemukiman orang Pakpak lebih banyak tinggal di pinggiran kota daripada di pusat kota dan pusat perdagangan. Buku ini dapat
membantu penulis dalam melihat keberadaan orang Batak Toba dan pengaruh orang Batak Toba di Sidikalang.
Keonjaraningrat dalam bukunya “Manusia dan Kebudayaan di Indonesia” sub-bab “Kebudayaan Batak”, menjelaskan bahwa orang Batak khususnya orang
Batak Toba prasarana yang menghubungkan dan memperkenalkan orang Batak dengan dunia luar adalah sarana jalan yang sudah ada sejak jaman sebelum
Kemerdekaan. Jaringan jalan-jalan raya telah mencapai sampai daerah-daerah pelosok sehingga memudahkan orang Batak Toba untuk berinteragsi dengan dunia
luar.
10
10
Koenjaraningrat, “Manusia dan Kebudayaan Indonesia”, Medan: Djambatan, 1988, hlm 94.
Telah banyak orang Batak Toba melakukan migrasi ke berbagai daerah seperti daerah Langkat, Deli, Serdang dan kota Medan. Perpindahan orang Batak Toba ke
luar daerah dalam jangka 40 tahun bertambah hampir tiga kali lipat. Dan dalam buku ini juga dijelaskan bagaimana kehidupan orang Batak Toba, pola pemukiman, mata
pencaharian, sistem kekerabatan, sistem religi di bonapasogit sebelum mengadakan
Universitas Sumatera Utara
perpindahan ke daerah lain. Penulis dapat lebih mengenal kehidupan orang Batak Toba sebelum mengadakan perpindahan.
Dalam bukunya “Migran Batak Toba di Luar Tapanuli Utara: suatu deskripsi”, O.H.S Purba dan Elvis F. Purba, menjelaskan bahwa perpindahan orang
Batak Toba ke berbagai daerah khususnya daerah kabupaten Dairi sudah terjadi sejak dahulu. Perpindahan orang Batak Toba ke daerah DairiSidikalang sudah terjadi sejak
permulaan tahun 1900-an. Ada dua hal penyebab orang-orang Tapanuli memasuki Dairi. Kehadiran kolonial Belanda di tanah Batak dan usaha missioner Jerman yang
ingin memperluas daerah kerjanya. Kedatangan orang Batak Toba ke Sidikalang semakin banyak bertambah dari tahun ke tahun. Kehadiran orang Batak Toba di
daerah Sidikalang membawa beberapa dampak khususnya perkembangan Sidikalang menjadi sebuah perkampungan yang ramai. Orang Batak Toba yang datang ke Dairi
membuka kampung-kampung baru sebagai tempat tinggal mereka. Karena kebanyakan orang Batak Toba yang datang ingin menetap di daerah perantauan.
Yaitu dengan mendirikan rumah-rumah sederhana di ladang-ladang mereka tinggali. Perubahan lainnya adalah berkembangnya agama Kristen yang dibawa oleh para
pedagang Batak Toba. Orang Batak Toba yang datang ke daerah Sidikalang juga mengadakan penginjilan. Penyebaran agama Kristen di Tanah Pakpak pada awalnya
tidak diterima karena sebelumnya sudah berkembang agama Islam, sehingga penyebaran agama Kristen dianggap kafir. Lama kelamaan masyarakat setempat
mulai menerima menjadi suatu agama baru. Kedatangan orang Batak Toba juga disebabkan oleh pembukaan jalan yang membuat orang Batak Toba semakin mudah
untuk melakukan perpindahan ke daerah lain. Sidikalang juga menjadi daerah transit
Universitas Sumatera Utara
pendatang-pendatang baru dari Toba Holbung, Humbang, Silindung untuk meneruskan perjalanan ke daerah lain seperti ke Tanah Alas dan Singkil.
1.5 Metode Penelitian