bermaafan. Demikian sebaliknya jika orang Batak Toba yang beragama Kristen mengadakan acara hari besar agamanya Natal, maka orang-orang Pakpak pun datang
berkunjung. Hal ini biasanya terjadi pada mereka yang telah lama saling berhubungan dan hubungan tersebut terjalin dengan sangat erat dan kompak.
Penggunaan bahasa juga dalam kehidupan sehari-hari di kecamatan Sidikalang lebih umum menggunakan bahasa Batak Toba akan tetapi untuk
mempelancar hubungan sehari-hari bila orang Pakpak menggunakan bahasa daerahnya maka orang Batak Toba akan membalasnya dengan menggunakan bahasa
Pakpak. Orang Batak Toba yang tinggal di daerah Sidikalang lamban laun fasih dengan menggunakan bahasa Pakpak. Bahasa yang digunakan bukan hanya bahasa
daerah tetapi bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia.
4.2.2 Interaksi dengan sesama Orang Batak Toba
Interaksi dengan sesama orang Batak Toba lebih mengandalkan Dalihan Natolu sebagai tutur sapa dalam kehidupan sehari-hari. Orang Batak Toba dalam
hidup merantau akan mencari keluarga baru di daerah rantau atau lebih mencari hubungan kekerabatan . Demikian juga di Sidikalang, jika seseorang yang baru
datang dari daerah akan ditanyakan marga agar dapat dimengerti partuturon menentukan kedudukan dalam hubungan kekerabatansilsilah. Karena ada istilah
dalam masyarakat Batak Toba : “Jalo tinitip sanggar laho bahen huruhuruan
Jalo sinungkun marga asa binoto partuturan”
Universitas Sumatera Utara
yang berarti lebih dahulu ditanyakan marga untuk mengetahui apakah yang bersangkutan sebagai “dongan sabutuha, hula-hula atau boru” sehungga dapat
diketahui kedudukannya. Interaksi dengan sesama orang Batak cukup terjalin dengan akrab, ini terlihat
jika ada acara adat seperti perkawinan, kematian, dan kelahiran maka orang Batak Toba akan datang dan sudah mengetahui kedudukannya dalam adat maka akan
membantu secara bersama-sama. Setiap orang Batak Toba dalam pesta adat mempunyai kedudukan dalam suatu pesta adat seperti hula-hula, boru dan dongan
sabutuha. Kedudukan mereka dalam adat diterima secara sukarela ini menunjukkan hubungan sesama orang Batak Toba lebih mengandalkan Dalihan Natolu.
Interaksi sesama orang Batak Toba juga terlihat dalam pergumpulan marga yang ada di Sidikalang. Ikatan pergumpulan marga ini diadakan sekali dalam satu
bulan seperti suatu kegiatan ibadah partamiangan dan bagi yang agama Islam mengadakan pengajian. Dan satu tahun sekali pergumpulan marga ini akan
mengadakan suatu perayaan bagi Kristen sebagian besar agama Kristen untuk mengadakan Natal dan acara Idul Fitri yang beragama Islam. Semua anggota
pergumpulan marga akan berpartisipasi untuk mengadakan perayaan ini.
4.2.3 Interaksi dengan Suku lain
Keragaman etnis terdapat di kecamatan Sidikalang yang memilki masyarakat yang majemukplural selain agama dan status-status sosial lainnya, keragaman dari
suku juga terdapat di kecamatan Sidikalang. Selain suku Pakpak dan Batak Toba juga ada suku yang lain, yaitu suku Jawa, Simalungun, Karo dan orang TionghoaCina.
Universitas Sumatera Utara
Suku-suku yang ada kecuali suku Pakpak adalah suku perantau di kecamatan Sidikalang. Dengan menyadari mereka adalah perantau di daerah kecamatan
Sidikalang tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk saling berhubungan melakukan interaksi. Pola hubungan dari orang Batak Toba dengan suku lain juga
terjalin dengan harmonis. Orang Batak Toba yang memiliki nada bicara yang tinggi membuat etnis lain
beranggapan orang Batak Toba adalah etnis yang keraskejam dan suka memakan daging manusia. Akan tetapi anggapan ini memudar seiring dengan berjalannya
waktu dan semakin terjalin hubungan yang baik diantara semua suku yang ada. Hal ini terlihat dalam kehidupan sehari-hari etnis Tionghoa sebagian yang cukup fasih
dalam menggunakan bahasa. Interaksi orang Batak Toba dengan suku lain seperti Cina juga terlihat dalam
bentuk kerjasama dagang. Orang Cina dan orang Batak Toba memiliki sifat dagang yang cukup kuat menjadikan interaksi lebih mudah. Orang Cina memiliki toko-toko
yang menjadi “toke” bagi orang Batak yang ingin menjual barang dagangannya ke pelosok daerah.
4.3 Pengaruh Orang Batak Toba Terhadap Kehidupan Masyarakat di Sidikalang