Sistem Kepercayaan GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

untuk tercapainya struktur ekonomi yang seimbang. Banyaknya perusahaanusaha industri adalah usaha industri yang bergerak di bidang industri pengolahan. Perkembangan perusahaanusaha industri menurut jenis kegiatan, misalnya pembuat roti, tukang jahit, tukang mas, gilingan kopi, bengkel mobil, bengkel sepeda motor, pembuatan tahu, tukang tilam, dan reparasi alat-alat elektronik terkonsentrasi di kecamatan Sidikalang.

2.4 Sistem Kepercayaan

Sebelum kedatangan agama Islam dan agama Kristen Protestan ke tanah Pakpak, masyarakat telah menganut suatu sistem religi tradisional yang disebut “Ugama Sipelebegu”. Agama yang percaya kepada roh-roh nenek moyang dan kepada kekuatan alam yaitu benda-benda yang memiliki kekuatan gaib atau keramat. Menurut kepercayaan tersebut setiap selesai panen mereka melakukan upacara kepada roh atau Pengian Kuta yang mereka percayai dengan cara meletakkan sesajian tersebut dibawah pohon atau ditempat-tempat keramat. Dengan melakukan hal tersebut penduduk percaya maka tahun-tahun mendatang hasil panen pun akan terus bertambah. Dan jika tidak melakukan ritual tersebut maka bencana besar akan menimpa keluarga atau desa mereka. Kepercayaan tradisional ini telah cukup lama dianut oleh masyarakat setempat sampai kedatangan agama-agama yang mulai berkembang dan dianut oleh penduduk Pakpak. Pada saat ini penduduk kecamatan Sidikalang telah memeluk agama seperti agama Kristen Protestan, Katolik, Islam, Budha, Hindu dan aliran kepercayaan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 2 Banyaknya Penduduk Menurut Agama Yang Dianut Di Kecamatan Sidikalang No. Agama Jumlah 1. Kristen Protestan 39.720 orang 2. Kristen Katolik 4.736 orang 3. Islam 9.689 orang 4. Budha 516 orang 5. Hindu ---- orang 6. Lainnya 6 orang 7. Jumlah 54.667 orang Sumber : Buku Statistik Tahunan “Kabupaten Dairi dalam angka 1985” Dari tabel dapat dilihat bahwa di kecamatan Sidikalang terdapat agama yang berbeda-beda yang sudah berkembang di kecamatan Sidikalang. Agama Kristen Protestan adalah agama yang paling banyak dianut oleh penduduk kecamatan Sidikalang baik beretnis Pakpak maupun etnis pendatang begitu juga agama Islam yang lebih banyak dianut oleh penduduk asli. Sedangkan agama Budha lebih banyak dianut oleh suku Tionghoa. Walaupun agama Kristen merupakan agama terbesar, kerukunan umat beragama tetap terpelihara dan masing-masing umat menjalankan ibadahnya dengan aman dan damai. Setelah masuk dan penyebarnya agama di kecamatan Sidikalang maka kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang mulai berkurang. Masyarakat semakin Universitas Sumatera Utara percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang menciptakan langit, bumi dan segala yang ada di dunia ini. Kepercayaaan terhadap batu-batu, pohon besar semakin berkurang, tetapi masih ada masyarakat yang menganut kepercayaan tersebut walaupun sudah memeluk salah satu agama. Walaupun masyarakat sudah memeluk satu agama masih ada masyarakat yang tetap mengadakan ritual tertentu terhadap roh nenek moyang karena takut roh nenek moyang akan marah dan akan mendatangkan malapetaka jika tidak melakukan ritual tersebut. Jadi masyarakat Dairi masih ada yang memeluk suatu aliran kepercayaan tertentu “ugama sipelebengu” tetapi jumlahnya makin lama semakin berkurang. Dan untuk mendukung ibadah suatu agama maka dibangunlah tempat-tempat ibadah sebagai tempat untuk melaksanaan ibadah setiap agama tersebut. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 3 Sarana Rumah Ibadah di Kabupaten Dairi No. Sarana Ibadah Jumlah 1. Gereja Protetan 73 buah 2. Gereja Katolik 13 buah 3. Mesjid 20 buah 4. Musholla 6 buah 5. Vihara 1 buah 6. Kuil --- buah Sumber : Buku Statistik Tahunan “Kabupaten Dairi dalam angka 1985” Gereja mendominasi jumlah tempat ibadah yang ada di kecamatan Sidikalang, hal ini menunjukkan orang Batak Toba yang beragama Kristen Protestan lebih dominan dan diikuti dengan jumlah mesjid yang mulai menyebar di kecamatan Sidikalang. Tempat ibadah di kecamatan Sidikalang sudah mulai berkembang sampai ke pelosok daerah. Hal ini dilaksanakan agar masyarakat lebih mudah mengadakan ibadah menurut agama masing-masing. Universitas Sumatera Utara

BAB III MIGRASI BATAK TOBA KE SIDIKALANG 1964-1985