pendatang-pendatang baru dari Toba Holbung, Humbang, Silindung untuk meneruskan perjalanan ke daerah lain seperti ke Tanah Alas dan Singkil.
1.5 Metode Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk merekonstruksi sejarah dan menghasilkan sebuah karya sejarah yang bernilai ilmiah, sehingga tahapan demi
tahapan harus dilalui untuk mencapai suatu hasil yang maksimal. Untuk itu dalam merekonstruksi masa lampau pada objek yang ditulis tersebut dipakai metode sejarah
dengan mempergunakan sumber sejarah sebagai bahan penelitian. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa
lampau.
11
Langkah pertama yang dilakukan adalah heuristik, yaitu mengumpulkan sumber-sumber yang sesuai dan mendukung objek yang ditulis. Dalam hal ini dengan
menggunakan metode library research penelitian kepustakaan studi literatur dan field research penelitian lapangan studi lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan
dengan mengumpulkan buku-buku, skripsi, maupun karya-karya tulis ilmiah lainnya yang telah pernah ditulis sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan yang
sedang dikaji. Adapun, penelitian lapangan dilakukan dengan menggunakan metode wawancara terutama pada informan-informan yang dianggap mampu untuk
memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan ini, baik informan yang
11
Louis Gottschalk, “Mengerti Sejarah”, Jakarta: Universitas Indonesia UI-Press, 1986, hlm 32.
Universitas Sumatera Utara
beretnis Batak Toba sendiri maupun informan yang ber-etnis non Batak Toba di daerah yang ditulis tersebut.
Langkah kedua yang dilakukan adalah kritik. Dalam tahapan ini, kritik dilakukan terhadap sumber yang telah terkumpul untuk mencari keaslian sumber
tersebut baik dari segi substansial isi, yakni dengan cara menganalisa sejumlah sumber tertulis misalnya buku-buku atau dokumen yang berkaitan dengan orang
Batak Toba, kritik ini disebut dengan kritik intern. Disamping itu juga dilakukan kritik dari segi materialnya untuk mengetahui keaslian atau palsukah sumber tersebut
agar diperoleh keotentikan, kritik ini disebut dengan kritik ekstern. Kritik yang dilakukan lebih banyak kepada kritik internal, hal tersebut terjadi karena kurangnya
sumber primer yang diperoleh, sehingga sulit untuk melakukan kritik eksternal. Tahapan selanjutnya setelah uji dan analisis data ialah tahap interpretasi.
Dalam tahapan ini, data yang diperoleh dianalisa sehingga melahirkan satu analisa yang baru yang sifatnya lebih objektif dan ilmiah dari objek yang ditulis. Objek
kajian yang cukup jauh kebelakang serta minimnya data dan fakta yang ada membuat interpretasi menjadi sangat vital dan dibutuhkan keakuratan serta analisis yang tajam
agar mendapatkan fakta sejarah yang objektif. Dengan kata lain, tahap ini dilakukan dengan menyimpulkan kesaksian atau data-datainformasi yang dapat dipercaya dari
bahan-bahan yang ada untuk diceritakan kembali. Tahapan terakhir adalah historiografi, yakni penyusunan kesaksian yang dapat
dipercaya tersebut menjadi satu kisah atau kajian yang menarik dan berarti, yang selalu akan berusaha memperhatikan aspek-aspek kronologisnya. Metode yang
dipakai dalam penulisan ini adalah deskriptif-analitis, yaitu dengan pembeberan
Universitas Sumatera Utara
rangkaian peristiwa dengan melibatkan perpektif sejarah dalam bentuk tulisan yang kritis dan bersifat ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN