Pengukuran Waktu Time Study

Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009

3.10. Pengukuran Waktu Time Study

12 1. Teknik pengukuran waktu kerja secara langsung Teknik pengukuran kerja dimaksudkan untuk menunjukkan isi kerja dari suatu pekerjaan. Isi kerja biasanya diukur dalam satuan waktu. Waktu yang diambil sebagai dasar pertimbangan adalah waktu yang secara normal diperlukan oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan dengan metode kerja terbaik. Waktu ini biasanya disebut dengan waktu baku. Secara garis besar, teknik pengukuran waktu dibagi dalam dua bagian, yaitu: Pengukuran dilakukan secara langsung di tempat dimana pekerjaan yang bersangkutan dilakukan. Ada dua cara yang termasuk ke dalam teknik ini, yaitu jam henti stop watch time study dan sampling kerja work sampling. 2. Teknik pengukuran waktu kerja secara tidak langsung Pengukuran waktu kerja dilakukan tanpa si pengamat harus berada di tempat dimana pekerjaan dilaksanakan, yaitu dengan cara membaca tabel- tabel waktu yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan melalui eleman-eleman gerakan. Yang termasuk dalam teknik ini adalah data waktu baku dan data waktu gerakan. 3.10.1. Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran Waktu Ada beberapa aturan pengukuran yang perlu dijalankan untuk mendapatkan hasil yang baik. Aturan-aturan tersebut akan dijelaskan dalam 12 Sritomo, op.cit, hal. 174 Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 langkah-langkah berikut: 13 1. Penetapan tujuan pengukuran Dalam melakukan pengukuran waktu, hal-hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan, berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut. Misalnya jika waktu standard yang akan diperoleh dimaksudkan untuk dipakai sebagai dasar upah perangsang, maka ketelitian dan keyakinan tentang hasil pengukuran harus tinggi karena menyangkut prestasi dan pendapatan buruh disamping keuntungan bagi perusahaan itu sendiri. 2. Melakukan penelitian pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk memperoleh waktu yang wajar dan memenuhi tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan yang selanjutnya menjadi dasar bagi perhitungan berikutnya. 3. Memilih operator Operator yang melakukan pekerjaan harus memenuhi persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan baik. Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama. Operator yang dipilih adalah pekerja yang pada saat pengukuran dilakukan dapat bekerja secara wajar dan operator mampu bekerja sama dengan pengamat. Hal ini dimaksud karena operator mungkin akan mencurigai maksud-maksud dari pengukuran tersebut, sehingga operator bekerja tidak wajar. Operator harus dapat bekerja secara wajar tanpa canggung walaupun dirinya sedang diukur dan pengukur berada di dekatnya. 13 Sutalaksana, op.cit, hal. 119-124 Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 4. Melatih operator Walaupun operator yang baik telah didapat, kadang-kadang masih diperlukan latihan bagi operator tersebut, terutama jika kondisi dan cara kerja yang digunakan tidak sama dengan yang biasa dijalankan operator. Hal ini terjadi jika pada saat penelitian kondisi kerja atau cara kerja sudah mengalami perubahan. Dalam keadaan ini operator harus dilatih terlebih dahulu karena sebelum diukur harus terbiasa dengan kondisi dan cara kerja yang telah ditetapkan. 5. Menguraikan pekerjaan atas elemen pekerjaan Untuk memudahkan pengamatan, pengukuran, dan analisa dapat dilakukan pemecahan siklus kerja atau operasi menjadi bagian-bagian yang terperinci, yang dalam hal ini disebut dengan elemen-elemen kerja. Elemen-elemen kerja ini akan diukur masing-masing waktunya. Selanjutnya akan diperoleh jumlah dari waktu setiap elemen yang disebut sebagai waktu siklus. 6. Menyiapkan alat-alat pengukuran Setelah langkah-langkah di atas dijalankan, maka pada langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran dilakukan menyiapkan alat-alat yang diperlukan. Alat-alat tersebut adalah : a. Jam henti Stop watch b. Lembar pengamatan c. Alat-alat tulis seperti pena, pensil dan penghapus d. Alat-alat lain yang mendukung pengukuran Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 3.10.2. Pengukuran waktu Kerja dengan Jam Henti stop watch 14 Pengukuran waktu kerja dengan jam henti stop watch time study diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar abad 19 yang lalu. Metode ini terutama sekali baik diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang repetitive. Dari hasil pengukuran maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan; dan waktu ini akan dipergunakan sebagai standard penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama seperti itu. Secara garis besar, langkah-langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu kerja dengan jam henti ini dapat diuraikan sebagai berikut: a. Defenisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan diberitahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepdada pekerja yang dipilih untuk diamati dan supervisor yang ada. b. Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan, seperti layout, karakteristikspesifikasi mesin atau peralatan kerja lain yang digunakan, dan lain-lain. c. Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetail-detailnya tapi masih dalam batas kemudahan untuk pengukuran waktunya. d. Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut. e. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tetapkan 14 Sritomo, op.cit, hal. 175 Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 rate of performance dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur dan dicatat waktunya tersebut. Rate of performance ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performance operator. Untuk elemen kerja yang secara penuh dilakukan oleh mesin, maka performance dianggap normal 100. f. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performance kerja yang ditunjukkan oleh operator tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal. g. Tetapkan waktu longgar allowance time guna memberikan fleksibilitas. Waktu longgar yang akan diberikan ini berguna untuk menghadapi kondisi- kondisi seperti kebutuhan personil yang bersifat pribadi, faktor kelelahan, keterlambatan material, dan lain-lainnya. h. Tetapkan waktu kerja baku standard time yaitu jumlah total antara waktu normal dan waktu longgar. Aktivitas pengukuran waktu kerja dengan jam henti stop watch umumnya diaplikasikan pada industri manufaktur yang memiliki karakteristik kerja yang berulang-ulang, terspesifikasi jelas dan menghasilkan output yang relatif sama. Meskipun demikian, aktivitas ini bisa diaplikasikan untuk pekerjaan- pekerjaan non manufaktur seperti yang bisa dijumpai dalam aktivitas kantor, gudang atau jasa pelayanan lainnya asalkan kriteria-kriteria tersebut bisa terpenuhi. 3.10.3. Pembagian Operasi Menjadi Elemen-elemen Kerja 15 15 Ibid, hal. 184-185 Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 Mengukur waktu kerja sekaligus dari saat awal persiapan sampai akhir pekerjaan tersebut selesai dilakukan adalah satu hal yang tidak dibenarkan. Umumnya dalam pelaksanaan pengukuran kerja, dilakukan terlebih dahulu dengan membagi operasi menjadi elemen-elemen kerja tersebut. Pemecahan operasi menjadi elemen-elemen kerja perlu dilakukan dengan alasan-alasan sebagai berikut: a. Cara terbaik untuk menggambarkan suatu operasi adalah dengan membagi ke dalam elemen-elemen kerja yang lebih detail dan mampu untuk diukur dengan mudah secara terpisah. Elemen-elemen yang terjadi secara regular biasanya dicatat terlebih dahulu di lembar pengamatan dan kemudian elemen-elemen lainnya yang juga merupakan bagian dari pekerjaan tetapi tidak akan terjadi siklus kerja secara berulang-ulang. Awal dan akhir dari elemen-elemen kerja ini harus bisa diindikasikan secara jelas sehingga bisa mempermudah pengukuranpencatatan waktunya. b. Besarnya waktu baku ditetapkan berdasarkan elemen-elemen pekerjaan yang ada. Dengan mengetahui waktu baku untuk elemen-elemen kerja, dalam hal ini dikenal sebagai elemen waktu baku atau standard data, maka memungkinkan untuk menetapkan total waktu baku untuk suatu operasi kerja. c. Dengan membagi ke dalam elemen-elemen kerja, maka dapat dianalisa waktu - waktu yang berlebihan untuk tiap-tiap elemen yang ada atau waktu yang terlalu singkat untuk elemen kerja yang lain. Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 d. Seorang operator bisa jadi akan bekerja pada tempo yang berbeda-beda setiap siklus kerja berlangsung. Dengan membagi operasi kerja ini ke dalam elemen- elemen kerja, maka performance rating untuk setiap elemen kerja ini akan bisa diaplikasikan. Semua pekerjaan manual pada dasarnya bisa dibagi ke dalam elemen- elemen dasar gerakan-gerakan tangan atau Therblig. Masalah utamanya adalah pembagian suatu operasi ke dalam elemen-elemen gerakan Therblig ini terlalu singkat untuk diukur dengan stop watch. Langkah untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengelompokkan beberapa elemen Therblig ini menjadi suatu elemen kerja yang cukup besar untuk bisa diukur waktunya dengan stop watch. Disini ada tiga aturan yang harus diikuti untuk membagi suatu operasi kerja ke dalam elemen-elemen kerja, yaitu sebagai berikut: a. Elemen-elemen kerja dibuat sedetail dan sependek mungkin akan tetapi masih mudah untuk diukur waktunya dengan teliti. b. Handling time seperti loading dan unloading harus dipisahkan dari machine time. Handling ini biasanya merupakan pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan secara manual oleh operator dan aktivitas pengukuran kerja mutlak berkonsentrasi di sini karena nantinya akan bersangkut paut dengan masalah performance rating. c. Elemen-elemen kerja yang konstan harus dipisahkan dengan elemen kerja yang variabel. Elemen kerja yang konstan di sini adalah elemen-elemen yang bebas dari pengaruh ukuran, berat, panjang ataupun bentuk dari benda kerja yang Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 dibuat. 3.10.4. Cara Pengukuran dan Pencatatan Waktu Kerja Ada tiga metode yang umum digunakan untuk mengukur elemen-elemen kerja dengan menggunakan jam henti stop watch, yaitu: 16

3.11. Menentukan Waktu Standard WS