Menentukan Waktu Standard WS

Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 dibuat. 3.10.4. Cara Pengukuran dan Pencatatan Waktu Kerja Ada tiga metode yang umum digunakan untuk mengukur elemen-elemen kerja dengan menggunakan jam henti stop watch, yaitu: 16

3.11. Menentukan Waktu Standard WS

pengukuran waktu secara terus-menerus continuous timing, pengukuran waktu secara berulang repetitive timing, dan pengukuran waktu secara penjumlahan accumulativie timing. Pengukuran waktu secara terus-menerus continuous timing, pengamat kerja akan menekan tombol stop watch pada saat elemen kerja pertama dimulai dan membiarkan jarum penunjuk stop watch berjalan terus menerus sampai periode atau siklus kerja selesai berlangsung. Di sini pengamat kerja terus mengamati jalannya jarum stop watch dan mencatat pembacaan waktu yang ditunjukkan setiap akhir dari elemen-elemen kerja pada lembar pengamatan. Waktu sebenarnya dari masing-masing elemen diperoleh dari pengurangan pada saat pengukuran waktu selesai dilaksanakan. Waktu standard didefenisikan sebagai waktu yang paling dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan yang dilakukan menurut metode kerja tertentu pada kecepatan normal dengan mempertimbangkan faktor-faktor keletihan dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi. Langkah-langkah yang 16 Ralph M Barnes, op.cit, p. 270-271 Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 dilakukan dalam penentuan waktu standard adalah: 3.11.1. Pengujian Keseragaman Data Dari hasil pengukuran pendahuluan, diadakan pengujian keseragaman data. Pengujian keseragaman data dilakukan dengan menetapkan Batas Kontrol Atas BKA dan Batas Kontrol Bawah BKB dari sebaran data tersebut. Penentuan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah tergantung pada tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang telah ditetapkan. Apabila dalam satu pengukuran terdapat satu atau lebih data tidak seragam, maka data tersebut akan langsung ditolak dan dilakukan revisi data tidak seragam dengan cara membuang data yang berada di luar batas kontrol tersebut dan melakukan perhitungan kembali. Untuk menguji keseragaman data digunakan peta kontrol dengan tingkat kepercayaan 95 dan tingkat ketelitian 5 dengan persamaan berikut: BKA = x + 2 σ BKB = x - 2 σ Jika X min BKB dan X max BKA maka Data Seragam Jika X min BKB dan X max BKA maka Data Tidak Seragam 3.11.2. Pengujian Jumlah Data yang Diperlukan Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 Tahap selanjutnya adalah menguji jumlah data yang dibutuhkan untuk mengukur agar memenuhi tingkat keyakinan dan tingkat ketelitian yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan beberapa tahap pengukuran pendahuluan sebagai berikut: 17 1. Pengukuran pendahuluan tahap pertama, yang akan diikuti oleh pengujian keseragaman data, perhitungan jumlah pengamatan yang diperlukan dan bila pengamatan belum mencukupi maka dilanjutkan dengan pengukuran lanjutan. 2. Pengukuran pendahuluan tahap kedua, yang merupakan pengukuran lanjutan dari yang pertama. Kegiatan ini juga akan diikuti dengan pengujian keseragaman data, perhitungan jumlah pengamatan yang diperlukan dan bila data belum cukup maka dilanjutkan pada tahap selanjutnya. 3. Pengukuran tahap dilakukan berulang kali sampai diperoleh jumlah data yang dibutuhkan sesuai dengan tingkat kepercayaan dan ketelitian yang ditetapkan. Jumlah pengamatan yang diperlukan pada tingkat kepercayaan 95 dan derajat ketelitian 5, digunakan rumus: 2 2 2 40           − = ∑ ∑ ∑ i i i x x x N N Dimana: N’ = Jumlah pengukuran yang sebenarnya diperlukan N = Jumlah data setelah dilakukan uji keseragaman data 17 Ibid, hal. 274-275 Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 X i = Data waktu pengamatan Selanjutnya untuk tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang berbeda, rumusan di atas dapat ditentukan dan ditelusuri secara statistik. Jika diperoleh dari pengujian tersebut ternyata N’ n, maka diperlukan pengukuran tambahan sehingga memenuhi jumlah yang diperlukan. Bila N’ n, maka data pengukuran pendahuluan sudah mencukupi untuk dilakukan perhitungan waktu standard. 3.11.3. Perhitungan Siklus Rata-rata Selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk memperoleh waktu rata- rata siklus, yaitu: n x x i ∑ = Dimana: x i adalah data yang diperoleh n adalah jumlah pengukuran 3.11.4. Menentukan Rating Factor Yang dimaksud dengan rating factor adalah perbandingan prestasi kerja performance seorang pekerja dengan konsep normal yang disepakati. Bagian yang paling penting tetapi justru yang paling sulit di dalam pelaksanaan pengukuran kerja adalah kegiatan evaluasi kecepatan atau tempo kerja operator pada saat pengukuran kerja berlangsung, kecepatan, usaha, tempo ataupun performance kerja semuanya akan menunjukkan kecepatan gerakan operator pada saat bekerja. Aktivitas untuk menilai atau mengevaluasi kecepatan kerja operator Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 ini dikenal sebagai “Rating Performance”. Selama pengukuran berlangsung, pengukur harus mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan operator. Ketidakwajaran bisa saja terjadi misalnya bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena menjumpai kesulitan-kesulitan seperti kondisi ruangan yang buruk. Sebab-sebab seperti itu mempengaruhi kecepatan kerja yang berakibat terlalu singkat atau terlalu panjangnya waktu penyelesaian. Hal ini jelas tidak diinginkan karena waktu standard yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari kondisi dan cara kerja yang standar yang diselesaikan secara wajar. Penilaian wajar dan tidak wajar dari performance seorang operator dapat dilakukan dengan pendekatan, diantaranya: a. Cara Persentase Merupakan cara yang paling sederhana dimana faktor penyesuaian p ditentukan berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh pengukur. Harga p yang ditetapkan pengukur kemudian dikalikan dengan jumlah siklus. Ketelitian dari cara ini kurang baik dan sangat ditentukan oleh subjektivitas pengukur. b. Cara Shumard Performance operator di bagi ke dalam beberapa kelas, kemudian masing- masing kelas diberi patokan nilai yang menggambarkan tingkat performance dari operator tersebut. c. Cara Westinghouse Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 Dengan cara Westinghouse ini, rating performance ditentukan berdasarkan penilaian pada empat faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu : - Keterampilan Keterampilan adalah kemampuan untuk mengikuti cara kerja yang ditetapkan secara psikologis. - Usaha Usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan oleh pekerja atau operator ketika melakukan pekerjaannya. - Kondisi Kerja Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan. - Konsistensi Faktor ini perlu diperhatikan karena angka-angka yang dicatat pada setiap pengukuran waktu tidak pernah semuanya sama. Besar nilai rating performance secara terperinci menurut cara Westinghouse dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Penyesuaian Menurut Westinghouse Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterampilan Superskill Excelent Good Average Fair Poor A1 A2 B1 B2 C1 C2 D E1 E2 F1 F2 +0,15 +0,13 +0,11 +0,08 +0,06 +0,03 0,00 - 0,05 - 0,10 - 0,16 - 0,22 Usaha Kondisi Kerja Excessive Excelent Good Average Fair Poor Ideal Excellenty Good Average Fair Poor A1 A2 B1 B2 C1 C2 D E1 E2 F1 F2 A B C D E F +0,13 +0,12 +0,10 +0,08 +0,05 +0,02 0,00 - 0,04 - 0,08 - 0,12 - 0,17 +0,06 +0,04 +0,02 0,00 -0,03 -0,07 Konsistensi Perfect Excellenty Good Average Fair Poor A B C D E F +0,04 +0,03 +0,01 0,00 - 0,02 - 0,04 Sumber: I.Z. Sutalaksana, teknik Tata Cara Kerja Bandung: Departemen Teknik Industri ITB, 1982. Rating dilakukan untuk memperoleh waktu normal. Secara matematis Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 dapat dimodelkan sebagai berikut: Waktu Normal = waktu siklus x 1+p 3.11.5. Menentukan Allowance Kelonggaran Kelonggaran terdiri dari dua bagian, yaitu: 18 a. Kelonggaran untuk melepaskan lelah Kelonggaran untuk melepaskan lelah adalah suatu tambahan pada waktu dasar dengan maksud memberikan kesempatan pada pekerja untuk memulihkan diri dari keletihan fisik dan psikologis karena melakukan pekerjaan tertentu dalam keadaan tertentu agar dapat memperhatikan kebutuhan pribadinya. Besarnya kelonggaran tergantung dari sifat pekerjaan. Kelonggaran ini terdiri dari dua bagian, yaitu: − Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi adalah kelonggaran untuk melepaskan leleah untuk dapat memenuhi kebutuhan pribadi, seperti mencuci muka, mengambil minuman dan ke belakang. Wanita memerlukan kelonggaran pribadi lebih besar dari pria. Kelonggaran ini dinyatakan sebagai persentase tetap, umumnya sebanyak 0 - 2,5 untuk pria dan 2,0 - 5,0 untuk wanita. − Kelonggaran keletihan Untuk menampung pengaruh fisik dan psikologis dalam melaksanakan pekerjaan dalam keadaan tertentu. Kelonggaran keletihan senantiasa 18 International Labour Office, Penelitian Kerja dan Pengukuran Kerja, Jakarta, Erlangga, 1983, cetakan kedua, hal. 98 Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 mengandung suatu bagian yang berubah-ubah, yang besarnya tergantung dari beratnya unsur yang meletihkan, seperti yang diperkirakan sebelumnya. b. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tak terhindarkan Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai “hambatan”. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang berlebihan dan menganggur dengan sengaja. Ada pula hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena berada di luar kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya. Bagi hambatan yang pertama, jelas tidak ada pilihan selain menghilangkannya sedangkan bagi yang kedua ini walaupun harus diusahakan serendah mungkin, hambatan akan tetap ada dan karenanya harus diperhitungkan dalam perhitungan waktu baku. Beberapa contoh yang termasuk ke dalam hambatan tak terhindarkan adalah: − Menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas − Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin − Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti mengganti alat potong yang patah, memasang kembali ban yang lepas − Mengasah peralatan potong − Mesin berhenti karena matinya aliran listrik. Besarnya hambatan untuk kejadian-kejadian seperti itu sangat bervariasi dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain karena banyaknya penyebab, seperti mesin, kondisi mesin, prosedur kerja, dan sebagainya. Salah satu cara yang baik yang biasanya digunakan untuk menentukan besarnya kelonggaran bagi hambatan tak Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009 terhindarkan biasanya digunakan dengan melakukan sampling pekerjaan. Dari perhitungan rating factor dan kelonggaran, dapat ditentukan waktu standars WS dengan rumus sebagai berikut: N X W i ∑ = s p s × = W W n 100 Wn W s × = 100 – All Dimana: W s = Waktu siklus rata-rata W n = Waktu normal WS = Waktu Standard p = Rating Factor Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008. USU Repository © 2009

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN