56
4. Tujuan Kompensasi
Secara umum tujuan kompensasi adalah untuk membantu lembaga organisasilembaga
pendidikan mencapai
tujuan keberhasilan
organisasilembaga pendidikan tersebut dan menjamin terciptanya keadilan internal dan eksternal. Ada pun tujuan lain dari kompensasi menurut
Sedarmayanti adalah
menghargai kinerja,
menjamin keadilan,
mempertahankan karyawan, memperoleh karyawan bermutu, mengendalikan biaya dan memenuhi peraturan.
7
Dengan sistem kompensasi yang sudah diterapkan di Madrasah AL-Ihsan, maka tujuan yang sudah dicapai menurut bendahara madrasah ibu
Hj. Hayati Nufus yaitu dapat Memberikan motivasi kepada guru dan memberikan penghargaan kepada guru.
8
Meskipun belum dapat dikatakan adil dan layak pihak Madrasah akan berupaya memberikan kompensasi yang
lebih layak dan adil untuk periode yang akan datang demi kesejahteraan tenaga pendidik.
Selain itu, tujuan dalam memberikan kompensasi yang adil dan layak juga akan memberikan pelayanan jasa yang semakin baik yang diberikan oleh
tenaga pendidik kepada Madrasah, sehingga memberikan kepuasan kepada dua belah pihak. Dengan begitu, Madrasah akan memiliki lebih banyak lagi
tenaga pendidik yang bermutu dan profesional, dengan demikian hal tersebut akan memperbaiki kualitas tenaga pendidik yang sudah ada di Madrasah AL-
Ihsan menjadi bertambah. Pencapaian tujuan kompensasi juga terbukti bahwa madrasah memiliki
gurukaryawan yang profesioanl, seperti yang dikatakan oleh bendahara bahwa Meskipun gaji yang kami berikan tidak besar, akan tetapi kami
memiliki gurukaryawan yang cukup profesional.
9
7
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil Bandung: PT. Refika Aditama, 2011 cet. 5
8
Hasil wawancara dengan bendahara madrasah ibu Hj. Hayati Nufus pada hari Rabu tanggal 13 November 2013 pukul 13.00 WIB
9
Hasil wawancara dengan bendahara madrasah ibu Hj. Hayati Nufus pada hari Rabu tanggal 13 November 2013 pukul 13.00 WIB
57
Menurut data yang didapatkan dari hasil observasi, mengumpulkan dokumentasi madrasah dan hasil wawancara dengan pihak madrasah,
bendahara dan guru. Maka diperoleh hasil yang bisa dikatakan belum mencapai sistem kompensasi yang efektif. Karena sistem yang diterapkan
masih menggunakan sistem yang kurang adil. Terbukti dengan hasil wawancara dan dokumentasi, bahwa pemberian kompensasi tidak didasarkan
atas latar belakang pendidikan, dimana beberapa tenaga pendidik memiliki pendidikan yang tinggi yaitu lulusan S1 dan S2 diberikan gaji yang sama
dengan lulusan SMAMA. Sistem tersebut dipengaruhi oleh faktor pemasukan dana yang dimiliki
Madrasah setiap bulanya, sehingga tidak cukup untuk memberikan gaji yang tinggi kepada para tenaga pendidik. Salah satu faktor juga yang
mempengaruhi yaitu peserta didik yang ada di Madrasah AL-Ihsan tidak sekedar hanya bersekolah formal saja, akan tetapi siswa juga tinggal dalam
asrama yang disediakan di Madrasah tersebut, sehingga membutuhkan tempat tinggal dan makan untuk tiap harinya. Dengan bayaran yang bisa dikatakan
tidak terlalu besar yaitu dengan kisaran harga Rp 350.000,-bulan yang harus dibayar oleh siswasantri Madrasah AL-Ihsan.
Dana tersebut tidak seutuhnya diterima oleh pihak Madrasah dengan sekian banyak peserta didik, karena banyak peserta didik yang membayar
iuranspp perbulannya secara menunggaktidak bayar pada waktu yang telah ditentukan. Hal ini menyebabkan pihak Madrasah kesulitan untuk mengatur
keuangan yang ada. Dalam mengatur keuangan, Madrasah menganggarkan dana yang ada kepada kebutuhan siswasantri itu sendiri seperti dana untuk
konsumsi dalam sehari 3 kali makan untuk peserta didik dan para ustadz dan ustadzah. Selain itu, Madrasah juga mengganggarkan kepada kebutuhan
lainnya yang ada di Madrasah tersebut, sehingga dana yang dianggarkan untuk menggaji tenaga pendidik tidak dapat diberikan dengan harga yang
tinggi. Oleh karenanya pihak Madrasah memberikan dana yang terbilang kecil untuk menggaji tenaga pendidik dan tidak menggolongkan latar belakang
pendidikan mereka, karena membutuhkan dana yang lebih.
58
Dengan dana yang diterima oleh para pendidik tersebut, tidak menyurutkan mereka untuk berhenti dan mencari Madrasahsekolah lain
untuk mengajar. Akan tetapi mereka tetap bertahan di Madrasah AL-Ihsan meskipun gaji yang mereka terima tidak dapat memenuhi semua
kebutuhan ekonomi, ini disebabkan oleh guru yang ada di madrasah tersebut mayoritas alumni dari madrasah itu sendiri, seingga tingkat
loyalitasnya masih tinggi. Selain itu, ada beberapa tenaga pendidik yang mengajar selain di
Madrasah AL-Ihsan, ini menyebabkan ketidakdisiplinanya dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar. Sehingga ini menimbulkan
produktivitas kerja guru yang tidak optimal, karenanya kelas yang mereka ajar
sering tidak
ada kegiatan
belajar mengajar.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, pihak Madrasah tidak membatasi para
guru untuk tidak mengajar ditempat lain, karena faktor ekonomi yang mempengaruhi kinerja guru tersebut. Akan tetapi pihak madrasah juga
memberikan evaluasi kepada guru untuk bisa melakukan pekerjaanya secara profesional dengan membagi waktunya dengan mengajar di
sekolahmadrasah lain. SekolahMadrasah
swasta secara
umum dalam
pemberian kompensasinya masih sangat jauh dari harapan, karena pemberian kompensasi
yang rendah dan belum memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah untuk seorang gurutenaga pendidik. Walaupun demikian, masih banyak gurutenaga
pendidik yang masih bertahan untuk tetap mengajar di Madrasah tersebut karena faktor ekonomi dan faktor dari Madrasah itu sendiri yang
membutuhkan banyak tenaga pendidik. Meskipun ada beberapa lembaga pendidikan yang bisa memberikan kompensasi yang jauh lebih baik dan layak,
yaitu sekolahmadrasah yang menarik SPP yang cukup tinggi, sehingga dana untuk dialokasikan kepada gaji tenaga pendidik bisa lebih tinggi. Namun hal
tersebut sangat berbeda dengan madrasahsekolah swasta, dimana sekolahmadrasah swasta tidak menerapkan biaya SPP yang cukup tinggi,