Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Kompensasi

58 Dengan dana yang diterima oleh para pendidik tersebut, tidak menyurutkan mereka untuk berhenti dan mencari Madrasahsekolah lain untuk mengajar. Akan tetapi mereka tetap bertahan di Madrasah AL-Ihsan meskipun gaji yang mereka terima tidak dapat memenuhi semua kebutuhan ekonomi, ini disebabkan oleh guru yang ada di madrasah tersebut mayoritas alumni dari madrasah itu sendiri, seingga tingkat loyalitasnya masih tinggi. Selain itu, ada beberapa tenaga pendidik yang mengajar selain di Madrasah AL-Ihsan, ini menyebabkan ketidakdisiplinanya dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar. Sehingga ini menimbulkan produktivitas kerja guru yang tidak optimal, karenanya kelas yang mereka ajar sering tidak ada kegiatan belajar mengajar. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, pihak Madrasah tidak membatasi para guru untuk tidak mengajar ditempat lain, karena faktor ekonomi yang mempengaruhi kinerja guru tersebut. Akan tetapi pihak madrasah juga memberikan evaluasi kepada guru untuk bisa melakukan pekerjaanya secara profesional dengan membagi waktunya dengan mengajar di sekolahmadrasah lain. SekolahMadrasah swasta secara umum dalam pemberian kompensasinya masih sangat jauh dari harapan, karena pemberian kompensasi yang rendah dan belum memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah untuk seorang gurutenaga pendidik. Walaupun demikian, masih banyak gurutenaga pendidik yang masih bertahan untuk tetap mengajar di Madrasah tersebut karena faktor ekonomi dan faktor dari Madrasah itu sendiri yang membutuhkan banyak tenaga pendidik. Meskipun ada beberapa lembaga pendidikan yang bisa memberikan kompensasi yang jauh lebih baik dan layak, yaitu sekolahmadrasah yang menarik SPP yang cukup tinggi, sehingga dana untuk dialokasikan kepada gaji tenaga pendidik bisa lebih tinggi. Namun hal tersebut sangat berbeda dengan madrasahsekolah swasta, dimana sekolahmadrasah swasta tidak menerapkan biaya SPP yang cukup tinggi, 59 karena untuk meringankan peserta didik yang kurang mampu untuk membayar pendidikan mereka. Dengan demikian, kesejahteraan guru di sekolahmadrasah swasta kurang memadai, sehingga guru yang sudah mengajar bertahun-tahun juga tidakbelum memiliki kesejahteraan yang lebih dari pada cukup. Seperti guru yang ada di Madrasah AL-Ihsan, masih banyak guru yang kesejahteraanya kurang. Berdasarkan realita di atas, maka sesungguhnya ini merupakan hal yang tidak asing dalam dunia pendidikan, khususnya di Indonesia. Karena sebagian besar lembaga pendidikan, khususnya pesantren selalu mengalami permasalahan yang sama dalam pemberian kompensasi dan salah satunya adalah keuangan. Meskipun demikian, hal ini dapat ditanggulangi dengan menerapkan sistem manajemen sekolah atau madrasah yang baik. misalnya dengan membuat aturan dan SOP standar operasional prosedur yang baku di setiap lini dan aspek yang ada di sekolah. ketidakadilan pemberian kompensasi seperti yang disebutkan di atas adalah akibat dari pengaturan manajemen yang kurang tertata. Apabila keadaan manajemen sudah diatur secara baku, dan juga memiliki SOP yang jelas, maka masalah keuangan dan sistem kompensasi pun akan mudah diatur dan dilaksanakan. Karena dengan jumlah siswa di pondok pesantren yang berjumlah lebih dari lima ratus baik madrasah aliyah maupun tsanawiyah sudah dapat memberikan surplus bagi pemasukan keuangan pesantren, atau dalam istilah ekonomi disebut dengan break-even point. Secara logika, pesantren seharusnya sudah mampu untuk menerapkan kompensasi secara konsisten kepada tenaga pendidik, meskipun terdapat beberapa biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pesantren untuk kebutuhan primer lainnya, seperti perbaikan sarana dan prasarana. Tetapi kompensasi juga merupakan hal yang tidak kalah penting, karena berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar, dan terlebih adalah kualitas output dari proses tersebut. 60 Di samping itu, manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia sangat penting bagi lembaga pendidikan dalam mengelola, mengatur dan memanfaatkan karyawan dan tenaga pendidik sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan lembaga pendidikan. Sumber daya manusia di lembaga pendidikan perlu dikelola secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan guru dan karyawan dengan tuntutan dan kemampuan lembaga pendidikan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama dari lembaga pendidikan agar dapat berkembang secara produktif dan wajar. Perkembangan lembaga pendidikan sangatlah tergantung pada kemampuan dan produktvitas tenaga pendidik yang berada di lembaga pendidikan. Dengan pengaturan manajemen sumber daya manusia yang profesional, maka diharapkan karyawan dan tenaga pendidik dapat bekerja dengan baik, yang pada akhirnya dapat berprestasi dengan baik pula. Berdasarkan teori yang sudah dibahas di kajian teori, sistem kompensasi yang ideal adalah sistem kompensasi yang menghargai seseorang berdasarkan usaha dan jerih payah yang telah dikeluarkannya, bukan berdasarkan golongan, pangkat dan senioritas. Organisasi dituntut untuk memberikan balas jasa secara adil agar setiap orang merasa betah karena diperlakukan secara wajar. Guna mewujudkan prinsip keadilan dalam memberikan reward pada pegawai, organisasi dapat menerapkan sistem kompensasi berbasis kinerja pay for performance. Sistem kompensasi berbasis kinerja dibangun atas monitoring perilaku atau kontrol output dengan tujuan mendorong setiap tenaga pendidikpegawai untuk memaksimalkan kinerja atau kemampuan mereka. 10 Sistem kompensasi berbasis kinerja otomatis menggunakan kinerja sebagai patokannya sehingga perlu disusun jabatan tugas job description yang jelas dan terukur bagi setiap individu, sub unit, unit dalam organisasi dan job description organisasi secara keseluruhan. Berkaitan dengan guru, seorang kepala sekolah dapat menggunakan acuan program jangka pendek yang telah dirumuskan bersama dalam penentuan indikator tersebut. Sebagai 10 http:educationesia.blogspot.com201210implikasi-sistem-kompensasi- berbasis.htmlixzz2mbiyyNtj