Deskripsi Hasil Analisis Nilai Religi pada Novel Pertemuan Dua

49 Hal tersebut terlihat dalam setiap situasi dan keadaan dia selalu berdoa dan tidak bosan meminta apa yang dia inginkan. Doa pun mencerminkan nilai religi karena selain berusaha kita wajib berdoa. “Tiada hentinya aku bersyukur kehadirat Illahi karena kemudahan- kemudahan yang kami terima selama ini.” PDH. 58. Hal tersebut terlihat dari kutipan kalimat di atas yang menggambarkan rasa syukur yang teramat dalam kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah yang telah diberikanNya karena kemudahan-kemudahan yang keluarga Ibu Suci terima selama ini. “Dan setiap akan berangkat, hatiku langsung berbicara kepada Tuhan: apakah yang akan terjadi hari ini? Berikanlah kekuatan serta jalan guna merampungkan tugas sehari itu dengan baik.” PDH. 58. Kutipan di atas mencerminkan nilai religi. Hal tersebut terlihat pada tokoh Ibu Suci yang tidak lupa akan sang pencipta kapanpun dan dimanapun berada. “Aku benar-benar bersyukur karena kami telah diberi tahu Tuhan jalan mana yang dapat dipergunakan untuk mendekati anak didikku yang terkenal sukar itu.” PDH.67. Kutipan Ibu Suci di atas mencerminkan nilai religi. Terlihat pada kutipan di atas Ibu Suci selalu bersyukur apapun yang Tuhan berikan kepadanya. Sekalipun dalam kehidupan sehari-harinya dalam menjalankan rutinitasnya. “Dalam sujudku menghadap Tuhan sebelum dinihari tiba, rasa kerendahan diriku semakin kutekan. Kami ini manusia sangat hina, kecil dan tak berdaya jika Tuhan tidak menghendaki keunggulan kami” PDH. 71. Kutipan tersebut sebagai bukti bahwa tokoh Ibu Suci sangat religius dimana terlihat kutipan pada tokoh Ibu Suci yang sedang melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim. Dia bersujud 50 menghadap Tuhan sebelum dinihari tiba, dimana pada saat itu biasanya orang muslim melaksanakan sholat Tahajud. “Hari itu berlalu tanpa amukan pisau, atau golok, atau benda tajam lainnya Siang sewaktu tiba kembali dengan selamat di bawah atap rumah keluarga, aku bersyukur menyebut nama Tuhan.” PDH. 72. Hal tersebut terlihat pada kutipan di atas, Ibu Suci mensyukuri tidak ada peristiwa atau kejadian apapun yang terjadi dari pergi sampai dia kembali pulang. Ditandai dengan menyebut nama Tuhan. “Tuhan memberikan dua percobaan sekaligus kepadaku: penyakit anakku dan murid sukar.” PDH. 74. Terlihat apapun yang terjadi baik senang, susah, suka dan duka dalam kehidupan keluarganya, Ibu Suci selalu ingat itu adalah suatu cobaan dari sang pencipta. Ibu Suci : “Aku bersyukur kepada Tuhan telah menemukan jalan yang menuju ke pertemuanku dengan hati dan perasaan Waskito. Karena ya, benarlah aku merasa seolah-olah hati kami berdua telah bertemu.” PDH. 78. Hal tersebut terlihat pada tokoh Ibu Suci yang bersyukur akan pertemuan hati dan perasaannya dengan murid sukarnya Waskito. Dimana Ibu Suci mensyukuri semua perjalanan kehidupannya demi mengenal murid sukarnya. “Mudah-mudahan Tuhan selalu menolongku dalam melaksanakan tugas ini.” PDH. 85 Hal tersebut terlihat dalam kutipan tersebut agar manusia selalu ingat kepada Tuhan dalam segala hal, karena hanya kepadaNya kita meminta. 51

2. Deskripsi Hasil Analisis Nilai Moral pada Novel Pertemuan Dua

Hati Nilai moral dalam cerita fiksi merupakan pesansaran yang mencerminkan perbuatan dan tingkah laku baik atau buruk, benar atau salah yang ditampilkan melalui sikapprilaku tokoh-tokohnya. Nilai moral merupakan ajaran tentang baik atau buruk perbuatan, kelakuan, akhlak dan kewajiban seseorang dalam bersikap dan bertingkah laku. Selain itu, bisa disimpulkan bahwa nilai moral juga bisa disebut perbuatan manusia yang dilakukan secara sadar atau tidak sadar kepada dirinya sendiri, orang lain, terhadap alam serta kepada Tuhannya supaya tidak terjadi perilaku menyimpang. “Orang tuaku menasehatkan agar masuk ke sekolah guru. Katanya sangat cocok bagi wanita.” TOL PDH. 9. Dari kutipan di atas, semakin memperjelas bahwa pesan yang ingin disampaikan pengarang bahwa prilaku ataupun sikap kedua orangtua Ibu Suci sangat mencerminkan nilai moral. Hal tersebut terlihat pada kata-kata orang tua Ibu Suci yang menampilkan atau mengarahkan perbuatan atau bertingkah laku baik terhadap orang lain, dengan memberikan nasehat terhadap anaknya sendiri. “Aku patuh, menuruti nasehat orang tua.” TDS PDH. 10. Dari kutipan di atas, terlihat bagaimana tokoh Ibu Suci sangat menuruti apa kata orang tuanya dimana sikap itu mencerminkan nilai moral. Nilai moral terhadap dirinya sendiri terlihat dengan mengikuti nasehat orang tuanya dan itu merupakan tingkah laku yang baik. “Purwodadi tidak memiliki satu daya tarik pun bagi pengunjung. Namun demikian ketika aku pulang berlibur, melewati jalan atau tempat tertentu, seringkali hatiku terharu.” TA PDH. 10. Kutipan di atas mencerminkan nilai moral. Nilai moral disini ditampilkan terhadap alam dimana Ibu Suci masih memiliki dan memperhatikan alam sekitar jalan di tempat dia tinggal. 52 “Aku tidak menyesal telah menuruti nasehat orang tua. Aku senang kepada pekerjaanku.” TDS PDH.10. Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa Ibu Suci tidak mempunyai rasa penyesalan sedikitpun karna keputusannya dengan mengikuti apa nasehat orang tuanya. Terlihat nilai moral disini terhadap diri sendiri, Karena Ibu Suci juga sangat senang kepada pekerjaannya. “Tetapi dalam kenyataan hidup sehari-hari, aku lebih sering mengalah. Dalam mengalah aku mengira bisa mencapai suasana damai lebih cepat.” TDS PDH. 11. Dapat terlihat dari kutipan di atas mengalah adalah salah satu sifat moral terhadap diri sendiri. Dimana Ibu Suci dalam kehidupannya sehari-hari lebih sering memilih mengalah dengan beranggapan akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian dalam hatinya dengan cepat. “Aku dididik orang tua agar hidup sebisa mungkin. Segala perselisihan pendapat diselesaikan dengan terbuka dan terus terang. Tetapi dalam kenyataan hidup sehari-hari, aku lebih sering mengalah. Dalam mengalah aku mengira bisa mencapai suasana damai lebih cepat. Sudah dapat dibayangkan akulah yang paling menderita di seluruh ruangan seandainya aku jadi bekerja sebagai sekertaris Tentulah aku berdiam diri meskipun sakit hati dan tertekan karena sifatku itu.” TDS PDH.11. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di atas bahwa Ibu Suci mendapat didikan yang sangat baik dari kedua orang tuanya, apapun masalahnya harus dapat diselesaikan dengan terbuka dan terus terang. Walaupun, Ibu Suci selalu merasa tertekan dan sakit hati karena sifat mengalahnya itu. “Ya, memang benar-benar aku tidak menyesal mengambil karir sebagai guru.” TDS PDH. 11. Hal tersebut nilai moral terhadap diri sendiri, apapun keputusan yang telah Ibu Suci ambil tidak sedikitpun dia menyesalinya, sekalipun menjadi seorang guru. Menurut pendapatku, “justru di situlah sebaiknya anak-anak menerima didikan sepatutnya. Kekuatan pendidikan SD terlihat pada si anak seumur hidupnya. Anak yang mendapat ajaran 53 seperlunya guna pembentukan watak, di kemudian hari menjadi manusia bersifat kokoh. Tidak sering berobah pendapat.” TOLPDH. 12. Terlihat pada kutipan di atas menunjukkan pesan baik terhadap orang lain atau semua orang tua, dimana memang seharusnya pendidikan SD ini ajaran yang benar-benar perlu diterima semua murid untuk pembentukkan karakternya. “Ketika mencari rumah, suamiku memikirkan jarak yang harus kami tempah setiap hari.” TOL PDH. 12. Kutipan di atas mencerminkan nilai moral. Hal tersebut bisa terlihat pada kutipan di atas suami Ibu Suci masih memikirkan jarak yang akan ditempuh oleh anak istrinya sehari-hari, dan ini menunjukkan nilai moral terhadap orang lain. “Aku mengetahui bahwa seorang guru mendapat kecelakaan. Karena menderita gegar otak, barangkali lama baru akan masuk.” TOL PDH. 18. Hal tersebut terlihat pada kutipan di atas bahwa kabar yang Ibu Suci dengar merupakan rasa atau ungkapan iba atau moral terhadap orang lain walaupun memang dia senang akan dampak dari berita tersebut “Aku berfikir kepada anakku. Mudah-mudahan dia segera sehat kembali. Sejak kami pindah, seringkali dia rewel, menangis tanpa sebab yang nyata kelihatan. Kalau ditanya, katanya kepalanya pusing. Lain dari kebiasaannya, dia c epat sekali tersinggung.” TOL PDH.19. Ibu Suci berharap anaknya segera sehat kembali, karena semenjak kepindahannya anaknya selalu menangis tanpa sebab yang jelas dan nilai moral disini nilai moral terhadap orang lain sekalipun anaknya sendiri. “Aku turut prihatin”. TOL PDH. 21. Jelas terlihat kutipan di atas Ibu Suci merasa prihatin kepada anaknya yang sedang demam dan mendapatkan perawatan sementara dari