Sinopsis PROFIL NH. DINI

38 yang baik, bahkan ia berhasil naik kelas. Bu Suci merasa bangga karena tujuannya tercapai. Kebahagiaan Bu Suci semakin bertambah ketika anak bungsunya dinyatakan sembuh dari penyakitnya. 39

BAB IV PEMBAHASAN

A. Analisis Unsur Intrinsik dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini Di bawah ini akan dipaparkan struktur novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini yang terdiri atas tema, tokoh, alur, latar setting, sudut pandang, dan gaya bahasa. 1. Tema Tema yang diangkat dari novel Pertemuan Dua Hati ini adalah menceritakan tentang penyatuan hati dan masalah yang sangat berlainan menjadi satu titik. Selain itu, novel Pertemuan Dua Hati ini memiliki tema lain yaitu tanggung jawab seorang guru SD dalam menjalankan kehidupannya dengan pilihan hidup yang harus dia hadapi. Hal ini dibuktikan dalam kutipan sebagai berikut: tuhan memberikan dua percobaan sekaligus kepadaku, penyakit anakku dan murid sukar, beban berat yang bersamaan datangnya barangkali mengandung maksud tertentu.akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa mungkin keduanya ada hubungan. 1 Dari kutipan di atas tergambar bahwa Ibu Suci benar-benar menjalani hidupnya dengan berat. 2. Tokoh Cerita dalam sebuah novel tidak akan ada tanpa tokoh yang menggerakkan cerita dan membentuk alur dengan segala macam permasalahan yang dialaminya. Hal ini menunjukkan bahwa tokoh merupakan hal penting dalam sebuah novel. a. Orangtua Ibu Suci: Baik Adapun bukti kutipannya sebagai berikut: 1 Nh. Dini, Pertemuan Dua Hati, PT Gramedia, Jakarta:1989,h.47. 40 Ibu dan ayahku membujukku untuk memilih bersekolah sebagai guru, kemudian ayahku mengantarkanku ke Semarang untuk mendaftarkan diri di sekolah pendidikan guru walaupun berkeberatan, tapi kini aku tidak menyesal mengambil karir sebagai guru. 2 Dari kutipan di atas tergambar bahwa orang tua selalu memilihkan yang terbaik untuk anaknya, dan bu Suci pun ternyata mulai menerima keputusan orang tuanya. b. Ibu Suci 1. Tidak mudah menyerah Adapun bukti kutipannya sebagai berikut: Meskipun kemampuan otakku memadai, namun bapak tidak menyanggupi untuk membiayai, adikku tiga orang dan kuputuskan untuk bekerja guna menambah pemasukan uang. 3 Dari kutipan tersebut maka dapat diketahui kondisi perekonomian keluarga bu Suci sangat sulit, ia kemudian memutuskan untuk bekerja agar bisa melanjutkan sekolah dan tidak memberatkan hidupnya kepada kedua orangtuanya. 2. Sabar Adapun bukti kutipannya sebagai berikut: Beberapa kali ku tanya pada muridku, namun tetap tidak ada jawaban. Aku berusaha bersikap sebiasa mungkin, tanpa mendesak, tanpa memperlihatkan keherananku. 4 Dari kutipan tersebut, maka bisa terlihat bahwa bu Suci tidak ingin mendesak para muridnya untuk memberikan informasi. Ia memilih untuk bersabar dan mengganti cara lain, agar semua pertanyaan di pikirannya dapat terjawab. 3. Waskito 1. Jahil Adapun bukti kutipannya sebagai berikut: 2 Ibid.h.10 3 Ibid. 4 Ibid. h. 26 41 Di tengah-tengah waktu pelajaran terdengan suara benda kecil sebentuk kelereng jatuh. Itulah Waskito mengganggu teman-temannya dengan melempari kapur. Setelah berkali- kali, seorang murid perempuan berani mengatakan keluhan. “ah, Waskito Kenapa sih kamu” 5 Dari kutipan tersebut, tokoh Waskito memang sangat senang mengganggu temannya. 2. Mudah emosi Adapun bukti kutipannya sebagai berikut: Dalam tanya jawab yang ku paksakan itu dia mengaku bahwa dia marah karena kawan-kawannya mengejek tanaman miliknya yang kurang subur, kalah dari tunas-tunas lain. 6 Bukti kutipan itu menjelaskan tentang salah satu sifat Waskito yaitu mudah marah, karena setiap kali ada teman yang mengejeknya ia langsng melampiaskan kemarahan itu tanpa mengoreksi diri terlebih dahulu. 3. Alur Alur yang terdapat dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini yakni Alur maju. Karena dalam novel tersebut diceritakan tentang masalah yang selalu menghampiri hidup tokoh Ibu Suci dan Ia dituntut untuk memecahkan masalhnya hingga akhir. Berikut ini pemaparan alur dalam novel Pertemuan Dua hati: a. Tahap Perkenalan Tahap pertama dari sebuah alur yaitu perkenalan. Dalam novel ini Ibu Suci memulai cerita dengan memilih profesi sebagai guru, hal ini terdapat dalam kutipan sebagai berikut. Bapak mengantarkan Aku ke Semarang untuk mendaftarkan diri ke sekolah pendidikan guru, lalu kesempatan libur aku gunakan untuk menengok keluarga di Purwodadi. Sesudah bertahun-tahu mengajar aku tidak menyesal telah menuruti nasehat orang tuaku, aku merasa senang dengan pekerjaanku. 7 5 Ibid.h.55 6 Ibid.h.83 7 Ibid. h. 10.