Jenis-jenis Nilai Definisi Nilai

26 b. Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur perasaan manusia c. Nilai Kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak manusia d. Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai religius ini bersumber pada kepercayaan atau keyakinan. Peneliti menyimpulkan bahwa nilai merupakan landasan penting bagi kehidupan manusia. Nilai membatasi manusia dalam menilai sesuatu, dan dengan berpedoman pada nilai- nilai kehidupan, manusia akan dapat terjaga etika, kesopanan dan sikap dalam hidup bermasyarakat.

2. Definisi Pendidikan

Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasan pun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. 38 Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipal jadi bukan hanya gradual membedakan manusia dari hewan. Meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama jika dilihat dari segi biologisnya. 39 Selanjutnya dikatakan pula bahwa, memanusiakan manusia atau proses humanisasi melihat manusia sebagai suatu 38 Tirtarahardja, Umar, dan S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan Edisi Revisi, PT Rineka Cipta, 2013, h. 37. 39 Ibid., h. 3. 27 keseluruhan di dalam eksistensinya. Eksistensi ini menurut penulis adalah menempatkan kedudukan manusia pada tempatnya yang terhormat dan bermartabat. Kehormatan itu tentunya tidak lepas dari nilai-nilai luhur yang selalu dipegang umat manusia. 3. Nilai-nilai Pendidikan Nilai pendidikan adalah nilai yang dapat menyiapkan peserta didik dalam peranannya di masa yang akan datang melalui pengajaran dan latihan. Dengan kata lain, pendidikan merupakan bagian integral pengajaran itu sendiri. Adapun macam-macam nilai pendidikan terdiri dari nilai religius, nilai moral, nilai sosial, nilai budaya dan nilai estetika.

4. Macam-macam Nilai Pendidkan

a. Nilai Religius

Nilai-nilai religius bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut tuntutan agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Nilai-nilai religius yang terkandung dalam karya sastra dimaksudkan agar penikmat karya tersebut mendapatkan renungan-renungan batin dalam kehidupan yang bersumber pada nilai-nilai agama. Nilai-nilai religius dalam bersifat individual dan personal. Agama merupakan kunci sejarah, kita baru dapat memahami jiwa suatu masyarakat, bila kita memahami agamanya. 40 Kehadiran unsur religius dan keagamaan dalam sastra adalah sebuah keberadaan sastra itu sendiri. 41 Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa 40 Semi. Op. cit., h. 21. 41 Nurgiyantoro. Op. cit., h. 326. 28 Nilai religius yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak bersumber pada kepercayaan aatau keyakinan manusia.

b. Nilai Moral

Moral merupakan landasan bagaimana manusia harus bertindak atau berprilaku. Jika manusia tidak menjalankan landasan tersebut maka terjadilah perilaku- perilaku yang menyimpang yang tidak diinginkan dalam kehidupan bermasyarakat. Moral merupakan ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, dan kelakuan mengenai akhlak, budi pekerti, kewajiban, dan sebagainya. 42 Pendapat yang dikemukakan Kenny, bahwa moral dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu sarana yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, dapat diambil ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Moral merupakan petunjuk yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan. 43 Nilai moral yang terkandung dalam karya seni bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai- nilai apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan, sehingga tercipta suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap baik, serasi, dan bermanfaat bagi masyarakat yang dianggap baik. 42 Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1988, h. 592. 43 Nurgiyantoro. Op. cit., h. 321.