19
Gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata latin stilus, yaitu
semacam alat untuk menulis di atas lempengan lilin. Walaupun style berasal dari bahasa latin, orang Yunani sudah
mengembangkan sendiri teori-teori mengenai style itu. Gaya bahasa
atau style
dapat dijelaskan
sebagai cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.
29
Bahasa dalam seni sastra disamakan dengan cat dalam seni lukis, keduanya
merupakan unsur suatu bahan, alat, dan sarana yang dapat diolah untuk dijadikan sebuah karya sastra yang mengandung
“nilai lebih” daripada sekedar bahannya itu sendiri. Sastra, khusunya fiksi di samping sering disebut dunia dalam
kemungkinan juga dikatakan sebagai dunia dalam kata. Hal itu disebabkan “dunia” yang diciptakan, dibangun, ditawarkan,
diabstraksikan, dan sekaligus ditafsirkan lewat kata-kata, lewat bahasa.
30
Dapat disimpulkan bahwa bahasa sastra berbeda dengan bahasa nonsastra atau bahasa yang biasa digunakan
dalam percakapan sehari-hari. Dimana gaya bahasa adalah cara pengucapan bahasa pengarang untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan di kemukakan melalui cipta hasil karya sastranya.
g. Amanat
Pada dasarnya amanat berisikan ajakan moral yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat juga
salah satu makna yang terkandung dalam sebuah cerita. Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup
29
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001, h. 112.
30
Nurgiyantoro, op.cit., h. 272.
20
pengarang yang bersangkutan, pandangannya tantangan nilai- nilai kebenaran, dan hal itulah yang ingin disampaikannya
kepada pembaca. Moral ini merupakan “petunjuk” yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan. Moral ini bersifat praktis
sebab “petunjuk” itu dapat ditampilkan, atau ditemukan modelnya, dalam kehidupan nyata, sebagaimana model yang
ditampilkan dalam cerita itu lewat sikap dan tingkah laku tokoh-tokohnya.
2. Unsur Ekstrinsik
Selain unsur instrinsik, sebuah novel dibangun pula oleh unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik merupakan segala
sesuatu yang menginspirasikan penulisan karya sastra dan mempengaruhi karya sastra secara keseluruhan.
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung
mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra, atau secara lebih khusus ia dapat dikatakan sebagai unsur-unsur
yang mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, namun tidak ikut menjadi dan mempengaruhi di dalamnya.
31
a. Unsur Biografi
Penyebab utama lahirnya karya sastra adalah penciptanya sendiri. Biografi hanya bernilai sejauh
memberi masukan tentang penciptaan karya sastra. Tetapi biografi dapat juga dinikmati karena mempelajari hidup
pengarang yang jenius, menelusuri perkembangan moral,
31
Ibid., h. 23.