Latar Belakang Masalah Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Pada Pembelajaran IPS Kelas V MI Al-Falah Jakarta Timur

pelajaran yang diberikan guru. Siswa tidak mau bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang diberikan. Aktivitas dalam pembelajaran di kelas sangat penting. Apalagi dikaitkan dengan motivasi siswa sehingga belajar seharusnya menyenangkan bagi siswa, ini adalah dasar untuk menjadikan belajar sebagai kebutuhan. Guru mengemban kewajiban agar siswa beraktivitas dalam proses pembelajaran, bila aktivitasnya baik maka kemungkinan siswa bosan dan jenuh menjadi berkurang. Melihat kenyataan-kenyataan yang peneliti temui pada sikap siswa di dalam proses pembelajaran tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa aktivitas siswa di MI Al-Falah dalam pembelajaran IPS sangat kurang. Dalam hal ini peneliti mengungkapkan bahwa aktivitas belajar siswa masih jauh dari pengertian aktivitas yang diungkapkan dari para ahli, seperti Paul D. Dierech dalam Oemar Hamalik, mengemukakan bahwa jenis aktivitas dalam kegiatan lisan atau oral adalah mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diamati dari dua sisi, yaitu tingkat pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan oleh guru. Pemahaman seorang siswa berhubungan dengan daya serap seorang siswa dalam pembelajaran. Daya serap siswa adalah kemampuan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu, untuk bertindak dalam menyerap pelajaran oleh setiap siswa. Salah satu kendala dalam proses pembelajaran di sekolah adalah adanya perbedaan daya serap individual diantara anak yang satu dengan anak yang lainnya walaupun dalam lingkungan dengan umur yang sama dan kelas yang sama, yang pada akhirnya mengakibatkan hasil belajar kurang memuaskan. Saat ini masih banyak dijumpai seorang guru dengan gaya mengajar yang konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi seorang siswa itu sendiri. Artinya seorang guru masih mendominasi dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya. Hal ini menjadikan banyak siswa yang pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang bervariasi dan terkadang mengharuskan guru untuk mengulang materi pembelajaran sebelumnya. Metode mengajar yang tepat sangat berperan dalam membantu siswa untuk memahami materi yang disampaikan. Bahkan siswa akan semakin bersemangat dan merasa senang untuk belajar bila metode mengajar guru sangat menarik dan mudah dipahami. Sebaliknya bila metode yang digunakan tidak menarik, sukar dimengerti justru membosankan bagi siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial seringkali guru kurang memahami segi-segi perencanaan pembelajaran maupun metode yang dipakai, sehingga terjadi kurang maksimal dalam proses pembelajaran. Dalam penyampaian materi pembelajaran harus memperhatikan metode atau model pembelajaran apa yang akan digunakan. Bermain peran Role Playing merupakan “salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia interpersonal relationship, terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik .” 2 Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama, komunikatif. dan menginterprestasikan suatu kejadian. Melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai- nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah. Dengan demikian perlu dipilihkan model pembelajaran sesuai dengan materi ajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penguasaan konsep belajar dapat membantu siswa untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Berangkat dari hal tersebut penulis akan mengadakan 2 E.Mulyasa. Majemen Berbasis Sekolah. Konsep Strategis dan Implementasi. Bandung, 2002. Remaja Rosdakarya. hlm.145 penelitian tentang Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Pada Pembelajaran IPS Kelas V MI Al- Falah”.

B. Identifikasi Masalah

Setelah latar belakang masalah diuraikan maka penulis mengambil beberapa hal yang harus diperhatikan yang menjadi sumber masalah diantaranya adalah: 1. Kurang maksimalnya guru dalam memahami segi-segi perencanaan pembelajaran dan metode; 2. Guru kurang menciptakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan; 3. Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran IPS kurang mendapatkan hasil yang maksimal; 4. Hasil belajar belum memuaskan 5. Kurangnya aktivitas dan motivasi siswa dalam pembelajaran

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas penulis membatasi yaitu: Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode role playing di MI Al-Falah.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan judul penelitian yang ada maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah Metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS Kelas V MI Al- Falah?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode Bermain Peran Role Playingdalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V MI. Al-Falah.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai salah satu bentuk pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang pendidikan IPS sehingga metode Role Playing dapat dijadikan sebagai landasanpedoman berpikir bagi pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa Diharapkan dari hasil penelitian ini siswa lebih termotivasi dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal. 2. Bagi Guru Dapat memberikan informasi pada guru tentang penerapan model pembelajaran bermain peran role playing pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Serta hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai motivasi bagi guru-guru yang lain untuk mau melaksanakan model-model pembelajaran. 3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan sumbangan pemikiran terutama berkaitan dengan upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil Belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni a keterampilan dan kebiasaan, b pengetahuan dan pengertian, c sikap dan cita-cita masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum ”. 1 Gagne membagi lima kategori hasil belajar, “yakni a informasi verbal, b keterampilan intelektual, c strategi kognitif, d sikap, dan e keterampilan motoris ”. 2 Menurut Djamarah dan Zain, “hasil belajar tercermin dalam perubahan perilaku, baik secara material-subtansial, struktural-fungsional, maupun secara behavior.” 3 Perubahan perilaku tersebut tampak dalam penguasaan pada pola- pola tanggapan respon baru terhadap lingkungannya yang berupa keterampilan skill, kebiasaan habit, sikap atau pendirian attitude, kemampuan ability, pengetahuan knowledge, pemahaman understanding, emosi emotion, apresiasi appreciation, jasmani dan etika atau budi pekerti, serta hubungan sosial. 4 Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan 1 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001, hlm. 22 2 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2006, hlm. 11 3 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2006, hlm.11 4 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta, Bumi Aksara, 2008, hlm.15 psikomotorik. Memahami pengertian hasil belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa.

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, adapun faktor-faktor itu digolongkan sebagai berikut: a. Faktor Internal Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat dan sebagainya. Faktor internal disebut juga faktor pada organism siswa. Muhibbin Syah menyebutkan bahwa “yang termasuk faktor internal adalah aspek fisiologis dan psikologis. Aspek fisiologis mencakup kondisi tubuh siswa termasuk organ tubuh dan kondisi alat indera. Sedangkan aspek psiologis banyak sekali macamnya tetapi yang esensial antara lain kecerdasan intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi siswa”. 5 b. Faktor Eksternal Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. 5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2009, cet.ke-7, hlm.133-136

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Pada Pokok Bahasan Menerima Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Melalui Metode Role Playing di SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu

0 10 173

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRAMA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) GAPURA WATUKUMPUL KABUPATEN PEMALANG

0 5 218

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Metode Role Playing (Bermain Peran) Pada Siswa Kelas V Sdn Pabelan 01 Kartasura Sukoharjo Tahun 2012/ 2013.

0 4 14

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran IPS Melalui Strategi Role Playing Pada Siswa Kelas IV Semester II SDN Sumberan Tahun 2014/2015.

0 2 16

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING Peningkatan Motivasi Belajar Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangsari Kec. Jatiyoso Kab. Karanganyar Tahun Pelaj

0 1 12

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGSARI Peningkatan Motivasi Belajar Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangsari Kec. Jatiyoso Kab. Ka

0 1 11

Peningkatan Kualitas pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN Gunungpati 02 Kota Semarang.

0 1 1

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS V SD 4 JATI WETAN KUDUS

0 0 19

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS V MELALUI METODE ROLE PLAYING DI SD NEGERI 1 RANCAMAYA

0 0 14