Pembahasan Analisis Tindak Tutur Ilokusi
Pada surat tersebut, tuturan yang digunakan oleh penutur berkaitan erat dengan konteks yang sedang terjadi. Penutur berusaha menggunakan tuturan-
tuturan yang ekspresif karena memang pada saat itu kondisi penutur dan lawan tutur sedang berduka, selain itu penggunaan tuturan direktif untuk membuat lawan
tutur merasa bahwa ia tidak sendirian ketika tertimpa musibah karena ada saudara yang selalu memberikan masukan-masukan dan saran. Selain itu penggunaan
tuturan tersebut juga dipengaruhi oleh status penutur dan lawan tutur. Penutur yang merupakan orang tua dari lawan tutur menggunakan tuturan-tuturan yang
berfungsi untuk memberikan saran, nasihat, dan masukan bagi lawan tutur. Data enam terdapat tuturan asertif sebanyak empat tuturan, ekspresif
sebanyak empat tuturan, dan direktif sebanyak satu tuturan. Penggunaan tuturan asertif dimaksudkan untuk menanggapi pernyataan yang telah dituturkan oleh
lawan tutur pada suratnya, selain untuk menanggapi pernyataan tuturan asertif dimaksudkan untuk memberitahukan kesibukannya. Sedangkan tuturan ekspresif
dituturkan dengan tujuan untuk menyatakan rasa hormatnya kepada lawan tutur dalam bentuk ungkapan salam pembuka sebagai rasa hormat.
Tuturan ekspresif juga bertujuan untuk mengungkapkan kondisi psikologisnya yang sangat sedih setelah kematian istrinya. Sedangkan untuk
tuturan direktif dimaksudkan untuk menanggapi pernyataan yang diungkapkan oleh lawan tutur pada surat yang dikirimkannya berkaitan untuk mencarikan istri
baru. Penggunaan tuturan-tuturan dalam surat tersebut sesuai dengan konteks yang sedang diungkapkan dan sesuai dengan status penutur yang merupakan anak
dari lawan tutur. Penggunaan bahasa tersebut menunjukkan rasa hormat, dan perilaku sopan penutur, seperti saat ia menolak untuk mencari istri baru dalam
waktu dekat, hal tersebut diungkapkan secara santun dengan tuturan direktif oleh penutur sehingga tuturan tersebut dapat diterima oleh lawan tutur tanpa merasa
tersinggung. Data tujuh terdapat tuturan ekspresif sebanyak dua tuturan, asertif sebanyak
tiga tuturan, dan direktif satu tuturan. Tuturan ekspresif diutarakan dengan tujuan untuk menyampaikan rasa terima kasih penutur kepada lawan tutur dengan
demikian secara tidak langsung mencerminkan kondisi psikologis penutur yang
senang atas kiriman uang yang diterima oleh penutur dari lawan tutur. Selain itu tuturan ekspresif juga dimaksudkan untuk tindakan permohonan maaf kepada
lawan tutur mengenai proses pencetakan buku SMK II yang tidak jelas. Permohonan maaf tersebut menggambarkan kondisi psikologis penutur yang
sangat menyesal dengan hal tersebut. Penggunaan tuturan asertif dimaksudkan untuk menyatakan dan
memberikan informasi mengenai keadaan penutur kepada lawan tutur, dan penggunaan tuturan asertif dimaksudkan sebagai tuturan dengan tujuan
memberikan saran kepada lawan tutur. Penutur selain dianggap sebagai teman, sahabat, juga telah dianggap sebagai guru bagi lawan tutur untuk itu penutur
dalam berbagai kesempatan kerap kali memberikan masukan atau saran-saran terkait dengan kesibukan lawan tutur dalam dunia kesusastraan. Sedangkan untuk
penggunaan tuturan direktif dengan tujuan penutur memberikan rekomendasi mengenai penjualan sebuah buku.
Data delapan terdapat tuturan asertif sebanyak enam, direktif sebanyak tiga tuturan, komisif sebanyak satu tuturan, dan deklarasi sebanyak satu tuturan.
Penggunaan tuturan asertif bertujuan untuk menyatakan, dan memberitahukan informasi kepada lawan tutur. Tuturan direktif digunakan dengan tujuan untuk
memesan sebuah buku kepada lawan tutur. Penggunaan tuturan tersebut sangat berkaitan dengan profesi lawan tutur yang merupakan seorang sastrawan yang
aktif menulis buku, serta hubungan lawan tutur dan penutur adalah sepasang sahabat yang selalu berdiskusi mengenai buku-buku yang dihasilkan baik oleh
penutur maupun lawan tutur. Sedangkan untuk penggunaan tuturan komisif dimaksudkan untuk
menawarkan sesuatu kepada lawan tutur. Dalam hal ini, penutur yang merupakan sahabat dari lawan tutur ingin memberikan bantuan kepada lawan tutur, dan
penggunaan tuturan deklarasi dimaksudkan untuk mengungkapkan kepasrahannya mengenai penjualan buku SMK II yang pada saat itu mengecewakan.
Dari delapan surat yang telah dianalisis, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tuturan-tuturan yang terdapat dalam surat-surat pribadi tersebut digunakan
sesuai dengan konteks dan tujuannya. Masing-masing penutur dalam surat
tersebut menggunakan tuturan dengan menyesuaikan tema apa yang sedang dibahas, dan siapa yang menjadi lawan tutur. Seperti pada data satu hingga data
enam yang merupakan surat yang ditujukan antar anggota keluarga lebih banyak menggunakan tuturan asertif karena penggunaan tuturan asertif untuk menyatakan
informasi terkait dengan keadaan penutur, kegiatan, dan kehidupan sehari-hari, selain penggunaan tuturan asertif yang banyak digunakan adalah tindak tutur
ekspresif. Penggunaan tindak tutur ekspresif dimaksudkan untuk megekspresikan kondisi penutur, karena surat tersebut ditujukan kepada keluarga maka tuturan
ekspresif pun lebih banyak dijumpai, karena tuturan tersebut menggambarkan kedekatan penutur dengan lawan tutur.
Sedangkan pada data tujuh dan delapan merupakan surat-surat yang ditujukan untuk antar sahabat. Tindak tutur yang digunakan lebih bervariasi, hal
tersebut dikarenakan tujuan dari mengirim surat sudah lebih kompleks bukan hanya sekedar untuk menyampaikan kerindu tetapi juga ada tujuan-tujuan lain
yang ingin dicapai oleh penutur, sehingga penggunaan tindak tutur lainnya sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan tuturan. Tuturan yang lebih variasi di
antaranya adalah penggunaan tuturan direktif, yang digunakan dengan tujuan untuk menyatakan keinginan, komisif dengan tujuan untuk bekerja sama, dan
deklarasi sebagai ungkapan yang menghubungkan tuturan dengan kebenaran. Penggunaan tindak tutur- tindak tutur tersebut berkaitan dengan pokok-pokok
pembicaraan yang lebih berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya lebih serius.