berita, atau bahkan mungkin menggunakan tanya. Ada kalanya pula, sebuah pertanyaan harus dinyatakan secara tidak konvensional dengan sebuah kalimat
berita.Akan tetapi, perlu diketahui juga bahwa kalimat perintah mustahil dapat digunakan secara tidak langsung untuk menyatakan maksud yang bukan perintah.
Jadi, hanya kalimat yang bermodus berita dan bermodus tanya sajalah yang bisa digunakan untuk menyatakan tindak tutur yang tidak langsung itu.Selanjutnya,
tindak tutur literal dapat dimaknai sebagai tindak tutur yang maksudnya sama persis dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Tindak tutur nonliteral adalah
tindak tutur yang maksudnya tidak sama, atau bahkan berlawanan dengan makna kata-kata yang menyusunnya itu.
20
3. Tindak Tutur Ilokusi
Sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Bila hal ini terjadi,
tindak tutur yang terbentuk adalah tindak ilokusi.
21
Tindak tutur ilokusi adalah suatu tindak yang dilakukan dalam mengatakan sesuatu seperti berbuat janji, membuat pernyataan, mengeluarkan
perintah atau permintaan, menasbihkan nama kapal, dan lain-lain. Austin dalam buku Wijana, mengatakan bahwa tindak mengatakan sesuatu of saying berbeda
dengan tindak dalam mengatakan sesuatu in saying. Tindak mengatakan sesuatu hanyalah bersifat mengungkapkan sesuatu sedangkan tindak dalam mengatakan
sesuatu mengadung tanggung jawab si penutur untuk melaksanakan sesuatu sehubungan dengan isi ujarannya. Tindak dalam mengatakan sesuatu inilah yang
oleh Austin disebut tindak ilokusi sedangkan tindak mengatakan sesuatu lebih dekat hubungannya dengan tindak lokusi.
22
Searle dalam buku Louise Cummings, menggunakan kaidah-kaidah konstitutif untuk menetapkan klasifikasi tindak ilokusi berikut- asertif, direktif,
komisif, ungkapan, dan deklarasi. Tindak-tindak ini lebih luas daripada kata kerja ilokusi yang bisa mewakilinya. Misalnya, tindak ilokusi komisif „berjanji’ dapat
20
Kunjana Rahardi, Sosiopragmatik,Jakarta: Erlangga, 2009,h. 19-20.
21
I. Dewa Putu Wijana,Dasar-Dasar Pragmatik,Yogyakarta: Percetakan ANDI, 1996, h. 18.
22
Abdul Rani, dkk,Analisis Wacana,Malang: Bayumedia Pusblishing, 2004, h. 161.
berbentuk „Saya berjanji’. Meskipun begitu, tindak ilokusi yang sama ini dapat dilakukan melalui ujaran „Saya akan tiba di sana tepat waktu’. Menurut Searle,
dalam hal ini, kata kerja ilokusi hanya merupakan satu jenis alat yang menunjukkan daya ilokusi IFID ilokusi atau illocutionary force indicating device
atau piranti penunjuk daya ilokusi. Demikian juga IFID yang berkaitan dengan satu tindak ilokusi dapat digunakan untuk melakukan tindak ilokusi yang kedua.
23
Situasi-situasi yang berbeda menuntut adanya jenis-jenis dan derajat sopan santun yang berbeda juga.Pada tingkatan yang paling umum, fungsi-fungsi ilokusi
dapat diklasifikasi menjadi empat jenis, sesuai dengan hubungan fungsi-fungsi tersebut dengan tujuan-tujuan sosial berupa pemeliharaan perilaku yang sopan dan
terhormat.
24
a Kompetiti competitive: tujuan ilokusi bersaing dengan tujuan sosial; misalnya,
memerintah, meminta, menuntut, mengemis. b
Menyenangkan convivial: tujuan ilokusi sejalan dengan tujuan sosial; misalnya menawarkan, menyapa, mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat.
c Bekerja sama collaborative : tujuan ilokusi tidak menghiraukan tujuan sosial,
misalnya menyatakan, melapor, mengumumkan, mengajarkan. d
Bertentangan conflictive : Tujuan ilokusi bertentangan dengan tujuan sosial; misalnya mengancam, menuduh, menyumpahi, memarahi.
I call then these classes of uttarance, classified according to their illocutionary force, by the following more- or
– less rebarbative names:
25
1. Verdictives
2. Exercitivies
3. Commissives
4. Behabitivies a shocker this
5. Expositives
We shall take them in order, but first I will give a rough idea of each. The first, verdictives, are typified by the giving of verdict, as the name implies, by a
jury, arbitrator, or umpire. But they need be final; they may be, for example, an astimate, reckoning, or apparaisal. It is essentially giving a finding as to
something —fact, or value –which is for different reasons hard to be certain
about.
23
Louise Cummings,Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h. 11.
24
Geoffrey Leech, penerjemah M.D.D. Oka, Prinsip-Prinsip Pragmatik, Jakarta: UI Press, 2011,h. 162.
25
J.L. Austin,How to do Things with Words,Cambrige: Harvard University Press, , h. 150-163.
The second, exercitives, are the exerciting of powers rights, or influence. Examples are appointing, voting, ordering, urging, advising, warning, c.
The third, commissives, are typified by promising or otherwise undertaking; they commit you to doing something, but include also declarations or
announcements ogintention, which are not promises, and also rather vague things which we may call espousals, as for example, siding with. They have
obvious connexions with verdictives and exercitives. The fourth, behabitivies, are a very miscellaneous group, and have to do with
attitudes and social behaviour. Example are apologizing, congratulating, commending, condoling, curcing, and challenging
The fifth, expositivies are difficult to define. They make plain how our utterances fit into the course of an argument or conversation, how we are using
word, or in general, are e
xpository. Example are ‗I reply’, ‗I argue’, ‗I concede’, ‗I illustrate’, ‗I assume’, ‗I postulate’. We should be clear from the
start that there are still wide possibilities of marginal or awkward cases, or of overlaps.
Austin mengungkapkan ilokusi dapat dibagi menjadi lima:
26
A. Verdictives, yaitu tindakan sebuah bahasa yang ditandai dengan adanya suatu
keputusan seperti yang dilakukan oleh wasit atau juri. Berikut ini contoh tindakan bahasa yang termasuk verdictives: membebaskan, menghukum,
memutuskan, menyangka, menafsirkan, memahami, mengirakan, memerintah, menghitung, memperkirakan, menempatkan, menetapkan tempat, menentukan
tanggal, mengukur, menilai, melukiskan, menganalisa. B.
Exercitivis, jenis ini adalah tindakan bahasa yang merupakan akibat adanya kekuasaan, hak, atau pengaruh. Contohnya: menunjuk, memberi suara,
memerintahkan, memaksakan,
menasehati, memperingati,
menamai, mengarahkan, menghukum, mewariskan, memproklamirkan.
C. Commisives, jenis ini adalah tindakan bahasa yang ditandai dengan adanya
perjanjian atau perbuatan. Tindakan bahasa ini membuat si pembicara melakukan sesuatu. Tindakan ini berhubungan erat dengan verdictives dan
exercitivis. Contohnya: berjanji, melaksanakan, bersumpah, menyetujui, melibatkanmemperjuangkan,
mengumumkan, melawan,
bertaruh, mempertahankan, mengawinkan.
D. Behabitives, jenis ini adalah tindakan bahasa yang merupakan kelompok
campuran dan harus dilaksanakan dengan sikap dan tingkah laku sosial.
26
Ibid,. h, 150-163.
Contohnya: memaafkan, memberi selamat, menghargai, memberi salam duka, mengutuk, menantang.
E. Expositives, jenis ini adalah tindakan bahasa yang sulit didefinisikan, karena
tindakan bahasa ini menyederhanakan ucapan-ucapan serta penggunaan kata- kata agar selaras dengan suatu argumentasi atau percakapan. Dengan kata
lain, tindakan bahasa ini digunakan dalam memberi keterangan yang menyangkut pengurai pendapat, pengarahan, dan penjelasan mengenai adat
istiadat. Contoh: „aku menjawab’, „aku membantah’, „aku mengizinkan’, „aku menggambarkan’, „aku mengasumsikan’, „aku mendalilkan’.
Selanjutnya Searle dalam buku Kunjana Rahardi, menggolongkan tindak tutur ilokusi dalam aktivitas bertutur ke dalam lima macam bentuk tuturan, yakni
1 asertif, 2 direktif, 3 ekspresif, 4 komisif, dan 5 deklarasi.Tindak tutur ilokusi tersebut sebenarnya sama dengan tindak tutur ilokusi yang diungkapkan
oleh Austin, Searle hanya melengkapi atau menyempurnakan teori Austin.Setiap bentuk tuturan yang disampaikan oleh Searle seperti disebutkan di atas itu dapat
dijelaskan sebagai berikut:
27
a. Bentuk tutur asertif assertive. Adapun yang dimaksud dengan bentuk tutur
asertif adalah bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang sedang diungkapkannya dalam tuturan itu. Bentuk tutur asertif itu
dapat mencakup hal-hal sebagai berikut : a menyatakan stating, b menyarankan suggesting, c membual boasting, d mengeluh
complaining, dan e mengklaim claiming. b.
Bentuk tuturan direktif directive, yang dimaksud dengan bentuk tutur direktif adalah bentuk tuturan yang dimaksudkan oleh si penuturnya untuk
membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan-tindakan yang dikehendakinya seperti berikut ini : a memesan ordering, b memerintah
commanding, c memohon requesting, d menasihati advising, dan e merekomendasi recommending.
c. Bentuk tutur ekspresif expressive,yang dimaksud dengan bentuk tuturan
ekspresif ini adalah bentuk tutur yang berfungsi menyatakan atau
27
Kunjana Rahardi,Sosiopragmatik,Jakarta: Erlangga, 2009,h. 17-18.