39
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam analisis data, hal pertama yang dilakukan setelah menyusun data, yaitu, melakukan identifikasi data dari si penutur dan lawan tutur. Identifikasi
data dilakukan agar terlihat bagaimana hubungan dan situasi antara penutur dan lawan tutur. Hubungan dan situasi antara penutur dengan lawan tutur sangat
mempengaruhi si penutur melakukan tindak tutur dalam sebuah percakapan. Setelah melakukan identifikasi data langkah analisis selanjutnya adalah
memfokuskan analisis pada tindak tutur ilokusinya.
A. Biografi H.B. Jassin
H.B. Jassin lahir di Gorontalo, Sulawesi Utara, 31 Juli 1917, meninggal di Jakarta, 11 Maret 2000. Lulus HIS di Gorontalo 1932, HBS-B lima tahun,
Medan 1939, Fakultas Sastra Universitas Indonesia 1957, kemudian memperdalam pengetahuannya di Universitas Yale, Amerika Serikat 1958-1959
dan mendapat Doctor Honoris Causa Dr. HC. dari Universitas Indonesia 1975. Ia pernah bekerja di Kantor Asisten Residen Gorontalo 1939, redaktur Balai
Pustaka 1940-1942, dosen Fakultas Sastra Universitas Indonesia 1953-1959; sejak 1973 menjadi dosen tetap hingga pensiun, pegawai Lembaga Bahasa
Nasional sekarang Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen P dan K 1954-1973.
1
H.B. Jassin pernah menjadi redaktur majalah-majalah: Pandji Pustaka, Pantja Raja, Mimbar Indonesia, Zenith, Kisah, Bahasa dan Budaja, Seni, Buku
Kita, Medan Ilmu Pengetahuan, Sastra, Bahasa dan Sastra, dan Horison. Sedangkan karya-karyanya adalah Angkatan 45 1952, Tifa dan Daerahnya
1952, Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei I-IV, 1954-1967, Heboh Sastra 1968, Suatu Pertanggungjawab 1970, Sastra Indonesia sebagai
Warga Sastra Dunia 1983, Pengarang Indonesia dan Dunianya 1983, Surat- surat H.B. Jassin 1984. Ia juga menyusun buku-buku: Pantjaran Tjita 1946,
1
Korrie Layun Rampan, Leksikon Susastra Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2000, h. 188-189.
Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang 1948, Gema Tanah Air 1948, Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 1956, Amir Hamzah Radja Penjair Pujangga Baru
1962, Pujangga Baru, Prosa dan Puisi 1963, Angkatan 66, Prosa dan Puisi 1968.
2
B. Analisis Identifikasi dan Klasifikasi Tindak Tutur Ilokusi
Tindak tutur ilokusi merupakan tindak tutur yang menekankan pada maksud dari ujaran yang disampaikan. Pada dasarnya setiap ujaran seseorang memiliki
maksud dan tujuan tertentu, untuk dapat mengetahui tujuan tuturan dapat dianalisis berdasarkan kategori-kategori tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi
menurut Searle terbagi menjadi bentuk tuturan asertif, bentuk tuturan direktif, bentuk tuturan ekspresif, bentuk tuturan komisif, dan bentuk tuturan deklarasi.
3
Asertif merupakan bentuk tuturan yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang sedang diungkapkannya dalam tuturan itu.
Direktif, yakni bentuk tuturan yang dimaksudkan oleh si penuturnya untuk membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan-tindakan yang
dikehendakinya. Ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi menyatakan atau
menunjukkan sikap psikologis si penutur terhadap keadaan tertentu. Komisif, yakni bentuk tuturan yang digunakan untuk menyatakan janji atau
penawaran tertentu. Deklarasi, yakni bentuk tuturan yang menghubungkan antara isi tuturan
dengan kenyataannya. Dari bentuk-bentuk tuturan tersebut, Searle kemudian menjabarkan ke dalam kata kunci-kata kunci yang lebih khusus lagi.
Berdasarkan penemuan data, peneliti berhasil memperoleh empat buah surat pribadi H.B. Jassin dan empat surat balasannya. Dari sejumlah surat-surat yang
telah ditemukan, peneliti melakukan penelitian terhadap delapan surat tersebut. Adapun analisis dan pemaparannya adalah sebagai berikut:
2
Korrie Layun Rampan, Jejak Langkah Sastra Indonesia, Flores: Nusa Indah, 1986, h. 61-62.
3
Kunjana Rahardi,Sosiopragmatik,Jakarta: Erlangga, 2009,h. 17-18.
1. Data 1
a. Identifikasi Data 1
1. Penutur
: Maade P1 2.
Lawan tutur : H.B. Jassin P2
3. Lokasi percakapan
: ruang kerja percakapan tidak langsung
4. Suasana percakapan
: informal 5.
Topik pembicaraan : Maade meminta kepada HB. Jassin
untuk mengirimkan sejumlah uang sebagai biaya berobat. 6.
Keadaan emosi percakapan : sedih
7. Identitas penutur
a. Gender
: perempuan b.
Umur : tidak diketahui
c. Pekerjaan
: guru d.
Domisili : Surabaya
e. Daerah asal
: Gorontalo f.
Bahasa yang dipakai sehari-hari: Bahasa Indonesia 8.
Identitas lawan tutur a.
Gender : laki-laki
b. Umur
: 38 tahun c.
Pekerjaan : sastrawan penulis
d. Domisili
: Jakarta e.
Daerah asal : Gorontalo
f. Bahasa yang dipakai sehari-hari
: Bahasa Indonesia 9.
Hubungan penutur dengan lawan tutur
: Keluarga b.
Konteks pada Data 1
Pada surat yang dikirimkan P1 kepada P2 dapat diketahui bahwa isi surat P1 banyak bercerita mengenai penyakit yang menyerangnya. P1 yang sedang sakit
memerlukan biaya untuk berobat, untuk itu P1 mengharapkan agar P2 dapat mengiriminya sejumlah uang untuk biaya berobat. P1 meminta tolong kepada P2
karena P2 merupakan saudara dekat dari P1, P2 yang sudah bekerja di Jakarta diharapkan dapat membantu P1 yang sedang kesulitan dalam biaya pengobatan.
c. Analisis Ilokusi Data 1
Pada data satu terdapat beberapa tindak tutur ilokusi, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Tindak tutur ilokusi asertif
Dalam surat yang dikirimkan P1 kepada P2 terdapat sejumlah tindak tutur ilokusi yang dikategorikan asertif, di antaranya adalah sebagai berikut:
1 Tuturan yang mengandung tindak tutur ilokusi asertif
menyatakan menyatakan informasi, menjelaskan
a. “Bagaimana dengan keadaan Hanny, adiknya, dan Hans, suami
istri? Moga-moga dalam keadaan selamat. ”
b. “Maade telah 10 hari di SG, dalam keadaan sakit, yaitu penyakit
yang dulu kumat lagi. Tapi di sini Maade hanya modok di rumah bekas murid Maad
e yang dulu”. Berdasarkan teori Searle tuturan 1.a merupakan tuturan yang termasuk
dalam tindak tutur ilokusi asertif dengan kata kunci menyatakan. Makna dasar dari tuturan tersebut adalah P1 memberikan pertanyaan kepada P2 mengenai
kondisi P2. Namun makna ilokusi dari tuturan yang disampaikan P1 kepada P2 merupakan kalimat yang mengandung maksud P1 yang mengharapkan P2 beserta
keluarganya dalam keadaan yang sehat. Tuturan tersebut juga mengandung maksud menunjukkan perhatian P1 kepada keluarga P2. Tuturan tersebut
diujarkan oleh PI kepada P2 karena memang mereka tinggal berjauhan dan mereka jarang bertemu sehingga ketika berkoresponden mereka tidak lupa untuk
saling memberi kabar. Tuturan tersebut bukan hanya tuturan yang menanyakan kabar, melainkan juga sebagai bentuk pengharapan agar keluarga P2 dalam
keadaan yang sehat. Berdasarkan teori Searle tuturan 1.b merupakan tuturan yang termasuk
dalam tindak tutur ilokusi asertif menyatakan. Makna dasar dari tuturan tersebut adalah bentuk pernyataan yang dapat diketahui kebenarannya.Tuturan tersebut
disampaikan P1 dengan maksud untuk memberitahukan kepada P2 mengenai