Komponen Kapital Sosial KERANGKA TEORI

5 Media dan simpul tidak dapat dipisahkan, atau antara orang-orang dan hubungannya tidak dapat dipisahkan. 40 6 Norma adalah ikatan atau pengikat simpul dalam kapital sosial yang mengatur dan menjaga bagaimana ikatan dan medianya itu dipelihara dan dipertahankan. Jaringan termasuk ke dalam kategori kepercayaan strategik. Berarti melalui jaringan orang saling tahu, saling menginformasikan, saling mengingatkan, saling bantu dalam melaksanakan atau mengatasi suatu masalah. Media yang paling ampuh untuk membuka jaringan adalah pergaulan dalam pengertian umum dengan membuka diri lewat media cetak atau elektronik, atau dalam pengertian terbatas seperti pergaulan. 41 b. Fungsi Jaringan Fungsi informatif dapat disebut juga dengan media informasi atau jaringan informasi yang memungkinkan setiap stakeholders dalam jaringan itu dapat mengetahui informasi yang berhubungan dengan masalah, atau peluang atau apapun yang berhubungan dengan kegiatan usaha. Fungsi informatif ini juga dapat disebut sebagai fungsi peluang opportunity, karena dengan jaringan itu setiap peluang dapat diperoleh, tanpa mengeluarkan biaya yang terlalu banyak. 42 3. Norma Norma adalah aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, harapan-harapan yang bersifat baik, benar dan penting, yang kalau tidak dilaksanakan akan merugikan diri sendiri atau merugikan orang lain. Karena bersifat khusus, maka dalam konteks kapital sosial peneliti sejalan dengan pernyataan Prof, Robert Lawang bahwa dalam menerangkan mengenai konsep peluang, “Tidak setiap norma itu merupakan kapital sosial. Hanya norma yang mampu membentuk 40 Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial, h. 62. 41 Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial, h. 62. 42 Ibid, h. 69. kualitas dan kuantitas saja yang disebut kapital sosial.” 43 Sifat norma kurang lebih sebagai berikut: a. Norma timbul dari pertukaran yang saling menguntungkan. b. Norma bersifat resiprokal, artinya isi norma menyangkut hak dan kewajiban kedua belah pihak yang menjamin keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan tertentu. Dalam konteks ini, orang yang melanggar norma resiprokal akan berdampak pada berkurangnya keuntungan di kedua belah pihak, akan diberi sanksi yang keras pula. c. Jaringan yang terbina lama dan menjamin keuntungan kedua belah pihak secara merata, akan memunculkan norma keadilan. 44 43 Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial, h. 68. 44 Ibid, h. 70.

BAB III GAMBARAN UMUM MADRASAH TSANAWIYAH PEMBANGUNAN

UIN JAKARTA

A. Sejarah Singkat Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

Pendirian Madrasah Pembangunan berawal dari keinginan tokoh-tokoh di Kementrian Agama dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dulunya adalah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan adanya pendidikan Islam yang representatif. Pada awal 1972, Panitia Pembangunan Gedung Madrasah Komprehensif dibentuk oleh Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H.M. Toha Yahya Omar alm. Pada tahun itu juga dimulai pembangunan gedung madrasah yang bertepatan dengan Lustrum III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Agama RI pada masa itu, yaitu Prof. H.A. Mukti Ali dan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah. Tahun berikutnya yaitu 1973, gedung madrasah diserahterimakan dari Pimpinan Bagian Proyek Pembinaan Bantuan Untuk Madrasah Swasta Pemda DKI Jakarta kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 45 Pada 1974, pertama kali Madrasah Pembangunan membuka tingkat Ibtidaiyah. Jumlah muridnya baru 58 orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar dimulai pada 7 Januari

1974. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Kelahiran Madrasah

Pembangunan. Pada awal 1977, Madrasah Pembangunan membuka tingkat Tsanawiyah. Siswa angkatan pertama berjumlah 19 orang. Pada Juli 1991, dibuka kelas jauh tingkat Ibtidaiyah di Pamulang, bekerja sama dengan Yayasan Al Hidayah sebagai penyedia lahan. 45 Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 20112012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat : Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah, h. 1. Dengan keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak awal September 1974 pembinaan Madrasah Pembangunan dilaksanakan oleh Tim Pembinaan yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. Tugas tim ini di antaranya adalah menyiapkan Madrasah Pembangunan sebagai madrasah laboratorium Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada 1978, Madrasah Pembangunan ditetapkan sebagai Madrasah Pilot Proyek Percontohan oleh Departemen Agama RI melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam Depag RI Nomor: KepD031978. Dengan adanya keputusan tersebut, kemudian diselenggarakan kegiatan penataran penulisan modul dan uji coba pembelajaran dengan sistem modul. Empat modul bidang studi Alquran Hadits, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Matematika telah diujicobakan sampai dengan 1985. 46 Mulai 1988, berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 06 Tahun 2008, wewenang pembinaan dan pengelolaan Madrasah Pembangunan dilipahkan kepada Yayasan Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengembanan sebagai madrasah laboratorium dilaksanakan bersama-sama dengan Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dulunya IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun Pelajaran 19911992 Madrasah Pembangunan membuka tingkat Aliyah. Siswa yang diterima pertama kali sebanyak 32 orang terdiri dari 10 laki-laki dan 22 perempuan. setelah empat tahun berjalan, berkenaan dengan kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan khususnya Madrasah Aliyah, pada Tahun Pelajaran 19951996 MA Pembangunan tidak menerima pendaftaran siswa baru lagi. Tahun Pelajaran 19961997, sebanyak 31 orang siswa terakhir lulus dari MA Pembangunan IAIN Jakarta. 46 Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 20112012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat : Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah, h. 2. Seiring dengan perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak 2002 Madrasah Pembangunan IAIN Jakarta mengikuti perubahan nama menjadi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Dengan dorongan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan banyaknya permintaan masyarakat, pada tahun Pelajaran 20062007, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta kembali membuka tingkat Aliyah. Dengan jumlah siswa pertama yang diterima adalah 47 siswa terbagi dalam 2 kelas belajar. Pada akhir 2009 Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta telah diakreditasi dengan hasil grade A dengan kategori Sangat Memuaskan, sama dengan akreditasi yang didapatkan oleh MI dab MTs sebelumnya. 47 Pada 2008 Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta ditetapkan sebagai Madrasah Standar Nasional oleh Kanwil Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta dengan SK Nomor: Kw.09.445HK.00520812008 dan Madrasah Aliyah pun sudah divertifikasi standar nasional MSN pada 25 Desember 2010. Sebagai langkah awal, pada tahun pelajaran 20102011 telah dimulai rintisan bilingual program yang diterapkan setiap hari yang telah ditentukan oleh pihak madrasah. Pelaksanaannya siswa diwajibkan berkomunikasi di lingkungan madrasah menggunakan dua bahasa yaitu bahasa arab dan bahasa inggris. Dan secara terbatas yang secara intens dievaluasi dan disempurnakan. Pada aspek manajemen Madrasah Pembangunan UIN Jakarta mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu SMM dan telah memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2008 No. QSC: 00863 untuk pelayanan pendidikan MI, MTs, dan MA. 48 47 “Sejarah Singkat Madrasah Pembangunan UIN Jakarta,” artikel diakses pada 10 Mei 2011 dari http:www.mpuin-jkt.sch.idcontentview1274 48 Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 20112012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat : Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah, h. 3.

B. Visi, Misi dan Tujuan

Visi yang diusung oleh Madrasah Pembangunan UIN Jakarta adalah: “Menjadi lembaga pendidikan dasar dan menengah yang unggul dan terkemuka dalam pembinaan keislaman, keilmuan dan keindonesiaan, dengan mengapresiasi potensi peserta didik serta perkembangan era global.” 49 Misi madrasah adalah: 1. Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang akan melahirkan lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif; 2. Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani peserta didik serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat dan sehat; 3. Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan keislaman seperti habitual curriculum dan reading habit, sains dan teknologi seperti diberi kemudahan dalam mengakses internet serta apresiatif terhadap kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia; 4. Melakukan pembinaan tenaga pendidik dengan cara mengikutsertakan guru-guru dalam workshop-wokrshop dan pelatihan-pelatihan secara periodik diikuti oleh para pegawai baik intern dengan mendatangkan langsung narasumber ke madrasah maupun diselenggarakan oleh pihak lain agar menjadi tenaga profesional yang menguasai aspek keilmuan, keterampilan mengajar, kepribadian pedagogis serta komunikasi global yang dijiwai akhlak mulia; 5. Melakukan pembinaan tenaga kependidikan yang profesional, yang menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang tinggi, serta kepribadaian yang Islami. 49 Ibid, h. 4.