Tabel 5: Kepemilikan Misil Korea Utara
Sumber:
Global Security diakses melalui http:www.globalsecurity.orgwmdworlddprknuke.htm pada 23 November 2014
Amerika Serikat kemudian meminta Jepang untuk mewaspadai kegiatan uji coba nuklir Korea Utara, dan mengusulkan Jepang untuk meningkatkan
serangan penangkal mereka. Jepang kemudian mempertimbangkan usulan untuk serangan penangkal ke basis-basis peluru kendali Korea Utara sebagai hak
konstitusional Jepang dalam mempertahankan diri Gray 1995. Meski konstitusi Jepang melarang penggunaan kekuatan militer untuk menyelesaikan sengketa
internasional dan melarang Jepang memiliki angkatan bersenjata untuk perang, namun AS meyakinkan Jepang jika peraturan itu memperbolehkan negara
memiliki angkatan bersenjata untuk membela diri Avery Reinhart 2013. Uji coba yang dilakukan Korea Utara pada tahun 2006 inilah yang memicu
ketegangan keamanan di kawasan Asia Timur. Tidak lama kemudian, atas dorongan dari Presiden Bush, Perdana Menteri Shinzo Abe menyerukan
memperkuat badan pertahanan untuk memperkuat respon dalam mengatasi ketegangan dengan Korea Utara Moore 2008.
Pada April 2009, Korea Utara kembali meluncurkan rudal nuklirnya. Peluncuran ini dengan rudal Scoud B dengan jangkauan 3000 km BBC News
2009. Dalam merespon hal ini, AS meminta pertemuan Anggota Security Consultative Comitee SCC AS-Jepang pada 28 Mei 2010 perihal membahas
ancaman senjata nuklir Korea Utara Shoji 2011. Di bawah ini jangkauan misil nuklir Korea Utara yang menjadi ancaman kawasan.
Gambar 3: Jangkauan Misil Korea Utara
Sumber: www.globalsecurity.org diakses pada 20 September 2014
Dari gambar diatas sangat jelas bahwa ancaman yang dimiliki Korea Utara memiliki efek Security Dilemma bagi kawasan khususnya bagi Jepang dan Korea
Selatan karena jarak teritori Jepang sangat dekat dengan Korea Utara. Faktor ancaman dari eksternal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan Amerika
Serikat mendorong Jepang untuk terus meningkatkan kekuatan militer dengan
semakin menjalin hubungan militer dengan Amerika Serikat. AS terus meminta Jepang terus waspada dan meningkatkan kekuatan militer mereka demi
menangkal ancaman militer Korea Utara.Dengan perubahan NPDG 2010 dikatakan bahwa Jepang harus ikut lebih bertanggung jawab atas keamanan
kawasan Asia Timur, maka penting bagi Jepang melakukan transformasi militernya.
4.3 Kepentingan Amerika Serikat dalam Mendorong Perubahan
Kebijakan Pertahanan dan Keamanan Jepang 4.3.1 Stabilitas Kawasan Asia Timur
Amerika Serikat memiliki kepentingan dari perubahan kebijakan pertahanan dan keamanan Jepang. Kepentingan tersebut terkait dengan keinginan
AS menjaga kawasan Asia Timur dari kekuatan militer Korea Utara dan Tiongkok. Security Dilemma yang disebabkan Tiongkok dan Korea Utara
mengancam kepentingan AS pada kawasan ini. Beberapa kepentingan AS dalam keterlibatan di Asia Timur antara lain, berusaha mencegah negara – negara yang
berada pada kawasan ini menjadi hegemon; kepentingan jalur akses transit AS pada negara mitra di kawasan ini; kepentingan menjaga jalur perdagangan demi
investasi masa depan; dan yang terakhir yaitu hubungan aliansi dengan mitra AS di kawasan semakin kuat untuk membendung kekuatan militer Korea Utara dan
Tiongkok Dosch 2004. Tiongkok dan Korea Utara adalah ancaman paling besar di kawasan Asia
Timur. Disisi lain dibandingkan dengan sekutu AS lainnya, Jepang keamanan dan pertahanannya masih dinilai memerlukan perubahan untuk menghadapi kekuatan
Tiongkok dan Korea Utara. Untuk itu AS terus fokus dalam membantu modernisasi militer Jepang demi kepentingan menjaga kawasan dari kekuatan
militer Tiongkok dan Korea Utara Dosch 2004. Ada tiga kepentingan utama AS di kawasan Asia Timur dalam buku East
Asian Strategic Review 2000 yaitu pertama, untuk selalu mencegah kekuatan tunggal yang ingin mendominasi kawasan. Negara-negara di kawasan Asia Pasifik
memiliki populasi yang besar, kekuatan militer yang signifikan dan memiliki potensi ekonomi serta teknologi yang canggih. Sehingga besar kemungkinan ada
kekuatan-kekuatan baru di kawasan yang mengancam kekuatan besar AS. Kedua, untuk menjaga stabilitas dan tatanan negara-negara di kawasan. Asia Timur
dianggap sangat rentan terhadap konflik antar negara dan konflik lainnya. Ketiga, kepentingan ekonomi. Kawasan Asia Timur merupakan kawasan yang penting
bagi kepentingan komersial AS. Kawasan ini menjanjikan jaminan wilayah bagi investasi AS East Asian Strategic Review 2000.
Kepentingan – kepentingan AS pada kawasan Asia Timur yang telah dijelaskan di atas merupakan tujuan utama dalam kepentingan AS terhadap
perubahan kebijakan pertahanan dan keamanan Jepang. Amerika Serikat memposisikan diri pada kawasan Asia Timur sebagai
penyeimbang dalam rangka membendung Security Dilemma yang diciptakan oleh kekuatan militer Tiongkok dan menentang kepemilikan nuklir Korea Utara.
Kepentingan Amerika Serikat di Asia Timur ialah sikap yang konsisten mengenai perdamaian dan keamanan agar stabilitas sistem internasional dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Perdamaian ini sukar didapatkan ketika kondisi keamanan
antar negara tidak bisa dikontrol oleh sistem dan peraturan yang mengikat U.S Department of Defense Office of Internasional Security Affairs 2005. Atas dasar
tersebut, Amerika Serikat membuat sebuah kebijakan di Asia Timur yang selaras dengan kepentingan keamanan, ekonomi dan tantangan politik dalam dinamika
kawasan Asia Timur Tjeng 1983. Strategi militer AS di kawasan Asia Timur tergolong ke dalam ballance of
threat yang cenderung dilakukan oleh negara yang memiliki kekuatan besar untuk mencegah munculnya negara yang berpotensi menjadi hegemoni dan mengganggu
kondisi ballance of power di suatu kawasan tertentu Walt 1985. Kebijakan militer AS dilakukan melalui pembentukan koalisi dengan negara-negara Asia
Timur yang memiliki persamaan pandangan mengenai Tiongkok dan Korea Utara sebagai “potensi ancaman” terhadap ballance of power di kawasan kemudian
membuat negara-negara Asia Timur mendukung kehadiran AS di kawasan Prabhakar 2006.
Kehadiran militer AS diperlukan sebagai counterballance untuk meningkatkan posisi bargaining mereka dalam upaya penyelesaian yang tengah
diupayakan. Pertimbangan negara-negara Asia Timur mengacu pada kekuatan militer yang mereka miliki cenderung lebih lemah jika dibandingkan dengan
Tiongkok yang terus mengalami peningkatan dan modernisasi. Keberadaan AS dengan kekuatan militernya dapat mengimbangi dan membendung perkembangan
pesat kekuatan militer Tiongkok di kawasan. Walaupun pada saat ini Tiongkok dengan kekuatan besarnya yang terus mengalami peningkatan pesat tersebut
bukanlah sebuah ancaman, akan tetapi di masa depan, tanpa adanya kekuatan
penyeimbang counterballancer, Tiongkok memiliki kemungkinan besar untuk menjadi ancaman keamanan bagi negara sekitarnya Prabhakar 2006.
Tiongkok dianggap AS sebagai kekuatan yang dapat mengancam kawasan Asia Timur yang terlihat pada tahun 2003. Saat itu Tiongkok memperkuat armada
udaranya dengan teknologi SU-30 naval strike version yang mampu memyerang dengan meluncurkan rudal anti ship cruise yang mempunyai daya hancur besar.
Tiongkok juga membeli empat buah Jet Tempur dari Rusia di tahun yang sama. Hal ini menimbulkan Security Dilemma kawasan dan kekhawaitran bagi Amerika
Serikat yang ingin menjaga kawasan Asia timur dari kekuatan militer Tiongkok US Annual Report on The Military Power of The PRC, 2003.
Kemudian dalam merespon peningkatan kekuatan militer Tiongkok pada November 2003, Pertemuan Jepang-AS diadakan di Tokyo yang dihadiri Menteri
Pertahanan, Shigeru Ishiba dan Menteri Pertahanan AS, Donald Rumsfeld. Pada pertemuan tersebut, keduanya mendiskusikan peningkatan militer Tiongkok.
Ishiba dan Rumsfeld setuju bahwa peningkatan militer Tiongkok adalah ancaman kawasan Asia Timur. Kedua negara perlu meningkatkan kerjasama tidak hanya di
kawasan tetapi juga pada masalah keamanan global. Selalu mengawasi peningkatan kekuatan militer yang dilakukan Tiongkok, AS meminta Jepang
untuk semakin memperkuat pertahanan dan keamanan negaranya Morrison 2003.
Pada April 2007 di Washington, Presiden Amerika Serikat George W. Bush dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe sepakat akan meningkatkan
tekanan pada Korea Utara agar menghentikan program nuklirnya. Setelah