Extended Deterrence AS terhadap Kekuatan Militer Tiongkok dan Korea Utara

Tiongkok menjadi pelaku utama ancaman kawasan Asia di dalam dokumen ini. Dalam dokumen tersebut, AS akan berusaha mencegah setiap aktivitas Korea Utara dan Tiongkok dalam pembetukan Anti Access Area Denial A2AD yang dapat membatasi akses di wilayah perairan internasional. Semua ini demi kepentingan kelancaran akses AS untuk menjangkau seluruh wilayah Asia Pasifik Sustaining US Global Leadership: Priorities for 21st Century Defense 2012. Dalam dokumen Army Strategic Planning Guidance menyatakan strategi Extended Deterrence akan menjadi strategi AS dalam menghadapi tantangan serta potensi ancaman Tiongkok dan Korea Utara di abad ke-21. Extended deterrence memerlukan pasukan militer yang berkualitas dengan adanya kapabilitas dan kapasitas yang memadai, serta mampu menjalankan misi secara internasional dengan tetap menjaga kepentingan nasional AS di Asia Timur. Dalam implementasinya, kebijakan militer AS cenderung difokuskan ke sub-kawasan Asia Timur, wilayah di mana Tiongkok dan Korea Utara menjadi ancaman Document of Army Strategic Planning Guidance 2012. Dalam penerapan extended deterrence, Amerika Serikat mengajak Jepang terus meningkatkan hubungan aliansi militer di mana AS telah menyiapkan proyek aliansi militer jangka menengah 2020 dan proyek aliansi jangka panjang 2049. Dalam beberapa pertemuan SCC, AS telah menjelaskan pada Jepang proyek jangka menengah 2020 dan belum menjelaskan proyek jangka panjang 2049. Isi dari proyek jangka menengah 2020 adalah dengan mengoptimalkan pembangunan 7 fasilitas pangkalan militer aliansi AS-Jepang, yaitu Pangkalan Udara Yokota, Pangkalan Udara Miwa, Pangkalan Udara Kadena, Stasiun Udara Futenma, Stasiun Udara Iwakuni, Pangkalan Angkatan Laut Sasebo, dan Pangkalan Kapal Yokosuka. Semua pangkalan militer ini tersebar di seluruh wilayah Jepang dalam rangka strategi Extended Deterrence di kawasan Asia Timur. Berikut adalah gambaran dari proyek aliansi militer yang ingin dikembangkan Amerika Serikat tersebar di seluruh wilayah Jepang Project-2049 Institute 2014. Gambar 4: Proyek 2020 Pengembangan Pangkalan Aliansi Militer Sumber: Project-2049 Institute, http:www.project2049.net diakses pada 28 November 2014. Dengan mengembangkan proyek ini, AS sangat yakin dapat meningkatkan kekuatan aliansi militer yang lebih efektif dari sebelumnya serta dapat menciptakan extended deterrence yang besar di kawasan Asia Timur. Proyek aliansi ini dapat cepat terlaksana jika pemerintah Jepang menciptakan NDPG yang baru berisikan inti dari proyek aliansi jangka menengah ini. Dibutuhkan NDPG paling baru yang dapat memperbarui NDPG 2012 terakhir yang belum menjelaskan proyek aliansi militer ini Project-2049 Institute 2014. Untuk itulah perubahan kebijakan pertahanan dan keamanan Jepang menentukan sejauh ma na tingkat aliansi militer AS-Jepang. Kembali lagi ini semua demi kepentingan AS yang ingin terciptanya kawasan Asia Timur yang bebas dari kekuatan militer Korea Utara dan Tiongkok Dapat disimpulkan bahwa kepentingan AS di kawasan Asia Timur adalah menciptakan kawasan yang bebas dari kekuatan militer Tiongkok dan Korea Utara. Demi mencapai kepentingan tersebut, AS mendorong Jepang untuk mengubah kebijakan pertahanan dan keamanannya ke arah lebih modern dan canggih.

4.3.3 Pengamanan Jalur Perdagangan AS di Asia Timur

Selain karena kawasan Asia Timur menjadi prioritas pada politik luar negeri AS, menurut Robert Sutter 2005 dalam tulisan berjudul The United States in Asia: Challenged but Durable Leadership, keterlibatan AS pada kawasan ini juga demi kepentingan masa depan AS dalam menjaga jalur perdagangan di kawasan Asia secara keseluruhan. Kawasan Asia merupakan pasar terbesar bagi perdagangan Amerika Serikat pasca Perang Dingin. Telah dijelaskan sebelumnya menjadikan kawasan ini stabil tanpa ada kekuatan militer yang mengancam adalah kepentingan dari AS. Selain itu kepentingan AS berada pada sektor perdagangan. AS membuat kawasan ini stabil dari ancaman nuklir Korea Utara dan militer Tiongkok juga untuk memberikan keamanan pada kegiatan perdagangan pada kawasan ini. Jika kondisi kawasan Asia aman untuk melakukan kegiatan perdagangan maka kepentingan AS juga terjaga. Untuk itulah penting bagi AS memberikan dorongan agar meningkatkan kekuatan militer kepada Jepang dan negara mitra aliansi lain yang berada pada kawasan ini Sutter 2005. Masa kepresidenan Obama dari tahun 2008 menjadikan AS kembali fokus pada urusan perdagangannya di kawasan ini. Selama Presiden Bush berkuasa, Kebijakan Luar Negeri AS pendekatannya cenderung lebih fokus pada penggunaan militer dan sedikit mengabaikan urusan perdagangan. Ketika Partai Republik berkuasa anggaran menjadi defisit karena banyak dikeluarkan untuk militer, termasuk kekuatan aliansi militer bersama Jepang yang menghabiskan banyak dana sekitar 452 miliar Dollar AS pada tahun 2006, meningkat defisitnya menjadi 455, sampai tahun akhir kekuasaan Presiden Bush di tahun 2007 menjadi 455 miliar Dollar AS US Census Bureau 2012. AS mengalami defisit dalam pembuatan pangkalan militer, tank tempur, senjata personil dan lain sebagainya Shoji 2011. Untuk itulah, sejalan dengan The Pivot to Asia yang telah diumumkan oleh Presiden Obama, wilayah Asia-Pasifik adalah fokus semua bentuk Kebijaka Luar Negeri AS baik itu politik atau ekonomi. Maka penting bagi AS untuk menjaga kegiatan perdagangan AS di kawasan ini karena merupakan investasi jangka panjang bagi AS The Foregin Policy Initiative 2012. Kawasan Asia menjadi salah satu tujuan utama ekspor komoditas AS. Mitra perdagangan AS pada kawasan Asia Timur meliputi wilayah Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Hongkong serta negara – negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Laos, dan Vietnam. Pada kawasan ini, Amerika Serikat lebih memfokuskan pada komoditas senjata militer, kendaraan, pesawat, elektronik, alat rumah tangga, mesin pabrik, pipa pabrik dan sebagainya CNBC News 2014. Dibawah ini jalur perdagangan AS pada kawasan Asia. Gambar 5: Peta Jalur Perdagangan AS di Kawasan Asia Pasifik Sumber: http:www.geographic.orgmapsnew2us-trade-asia pada 20 November 2014 Dari gambar di atas dapat disimpulkan jalur perdagangan AS di Asia sangat dekat dan rentan dengan ancaman militer Tiongkok dan senjata nuklir Korea Utara. Asia Timur merupakan pintu masuk awal dari jalur perdagangan AS untuk mencapai ke Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Sangat penting bagi AS demi investasinya di kawasan ini membuat kawasan Asia Timur aman dari ancaman militer Tiongkok dan Korea Utara Geographic 2014. Kepentingan AS untuk mengamankan investasi pada jalur Asia Pasifik kuncinya adalah membuat kawasan Asia Timur menjadi stabil seperti telah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya. Hal ini mengingat kegiatan perdagangan AS di kawasan ini nilainya sangat besar. Berikut tabel yang menjelaskan jumlah nilai ekspor komoditas AS pada pasar Asia US Census Bureau 2012 Tabel 6: Nilai ekspor barang dan jasa AS pada pasar Asia 2006 – 2012 Tahun Nilai Ekspor juta dollar AS 2006 290,765.1 2007 327,285.9 2008 359,151.2 2009 307,896.6 2010 387,360.6 2011 439,240.7 2012 456,538.2 Sumber: US Census Bureau 2012 diakses dari https:www.census.govforeign- tradebalancec0016.html Dari data tabel diatas terlihat jumlah ekspor komoditas AS pada kawasan ini ternilai sangat besar pada tahun 2012 yaitu 456.538 juta Dollar AS, meningkat jauh dari tahun 2006 yang bernilai 290,765 juta Dollar AS, hal inilah yang menjadikan kawasan Asia sangat penting bagi AS. AS tidak hanya memiliki kepentingan pada bidang politik dan keamanan tapi juga pada bidang ekonomi. Untuk itulah kegiatan perdagangan Amerika Serikat di Asia harus aman dari ancaman militer Tiongkok dan Korea Utara karena hal ini merupakan investasi jangka panjang AS.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Terhadap Sikap Petani Dalam Penerapan Padi Sawah SRI (System of Rice Intensification)

4 102 81

Analisis Komparasi Pendapatan Petani Sistem Tanam SRI (System of Rice Intensification) Dengan Petani Sistem Tanaman Legowo (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

2 84 123

Studi Pelaksanaan Program SRI (System of Rice Intensification) Petani Pemula dan Petani Berpengalaman(Studi Kasus: Desa Aras, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batubara)

0 40 81

ENGARUH PERBEDAAN SISTEM TANAM KONVENSIONAL DENGAN SRI (System of Rice Intensification ) TERHADAP DOMINANSI GULMA DAN HASIL TANAMAN PADI

3 31 15

Motivasi petani dalam menerapkan metode SRI (System of Rice Intensification): studi kasus di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

0 10 118

KARAKTER MORFOLOGI PADI PADA PERTANAMAN DENGAN PENDEKATAN SRI (System of Rice Intensification) Morphological characters of rice under System of Rice Intensification

0 0 11

Kajian Peran Serta Petani Terhadap Penyesuaian Manajemen Irigasi untuk Usaha Tani Padi Metode SRI (System of Rice Intensification) di Petak Tersier Daerah Irigasi Cirasea, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

0 1 16

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Terhadap Sikap Petani Dalam Penerapan Padi Sawah SRI (System of Rice Intensification)

0 0 10

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Terhadap Sikap Petani Dalam Penerapan Padi Sawah SRI (System of Rice Intensification)

0 0 17

Analisis Komparasi Pendapatan Petani Sistem Tanam SRI (System of Rice Intensification) Dengan Petani Sistem Tanaman Legowo (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

0 1 46