55 Fillet tuna Maguro dan fillet tuna Maguro Co sebenarnya merupakan
produk yang sama, hanya yang membedakan adalah kualitasnya saja. Fillet tuna Maguro memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan fillet tuna
Maguro Co karena bahan baku dari fillet tuna Maguro memiliki tekstur daging yang lebih tebal dibandingkan dengan tuna Maguro Co.
5.3 Pendapatan Usaha PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010
Pendapatan usaha merupakan hasil dari penerimaan dikurangi dengan biaya-biaya yang dkeluarkan dalam melakukan suatu produksi. Berikut dijabarkan
pendapatan usaha PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010.
Tabel 15. Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan pada PT. Ojid
Kharisma Nusantara Tahun 2010 No.
Komponen Nilai
1. PENERIMAAN
a. Penjualan Fillet Tuna Maguro b. Penjualan Fillet Tuna Maguro Co
c. Penjualan Fillet Meka TOTAL PENERIMAAN
Rp. 1.054.931.250,- Rp. 1.005.810.000,-
Rp. 676.078.000,- Rp. 2.736.819.250,-
2. BIAYA
a. Investasi b. Biaya Tetap
c. Biaya Variabel TOTAL BIAYA
Rp. 250.400.000 Rp. 4.654.944
Rp. 1.299.192.750 Rp. 1.578.112.750
3. PENDAPATAN
Rp. 1.182.571.556
Sumber : Data Sekunder Diolah 2010
56 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat besarnya pendapatan pengolahan
fillet ikan yang diperoleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010 sebesar Rp. 1.182.571.556,-. Data di atas menunjukkan bahwa pendapatan yang
diperoleh PT. Ojid Kharisma Nusantara memiliki nilai positif yang berarti usaha pengolahan fillet ikan yang dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara
menguntungkan.
5.4 Analisis Pendapatan atas Biaya
5.4.1 Net BC Rasio
Net BC rasio merupakan salah satu perhitungan pendapatan usaha untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh suatu usaha dari biaya
yang telah dikeluarkan dalam suatu proses produksi. Berikut dijelaskan analisis Net BC Rasio pada pengolahan fillet ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara selama
tahun 2010.
Tabel 16. Analisis Net BC Rasio Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma
Nusantara Tahun 2010 No.
Komponen Nilai
1. Pendapatan Usaha
Rp. 1.182.571.556,- 2.
Total Biaya Rp. 1.578.112.750,-
Analisis Net BC Rasio 0.76
Sumber : Data Sekunder Diolah 2010
Berdasarkan hasil analisis Net BC rasio pada tabel 16 diperoleh bahwa nilai Net BC rasio sebesar 0,76. Hal ini menunjukkan bahwa setiap biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp. 100,- akan memberikan keuntungan sebesar Rp.76,-, hal
57 ini dikarenakan biaya yang terlalu besar dibandingkan dengan pendapatan usaha
yang diperoleh. Berdasarkan teori analisis Net BC rasio yang ada pada bab dua menunjukkan bahwa jika nilai Net BC rasio lebih dari nol 0 maka usaha
pengolahan fillet ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara memberikan keuntungan.
5.4.2 Payback Period
Analisis payback period digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal yang telah dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara
selama melakukan proses produksi yang diperoleh dari perbandingan nilai investasi dengan nilai pendapatan.
Tabel 17. Analisis Payback Period Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid
Kharisma Nusantara Tahun 2010 No.
Komponen Nilai
1. Investasi Pengolahan Fillet Tuna Maguro
Rp. 250.400.000,- 2.
Pendapatan pengolahan Fillet Tuna Maguro Rp. 1.182.571.556,-
Analisis Payback Period
0.21
Sumber : Data Sekunder Diolah 2010
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh nilai Payback Period sebesar 0,21 yang diperoleh dari perbandingan antara nilai investasi sebesar
Rp. 250.400.000,- dengan pendapatan sebesar Rp. 1.182.571.556,- dikalikan dengan umur investasi selama satu tahun. Nilai payback period tersebut
menunjukkan bahwa usaha pengolahan fillet ikan yang dilakukan PT. Ojid Kharisma Nusantara akan mengalami pengembalian modal pada 2 bulan 16 hari.
58
5.4.3 Break Even Point
Break Even Point atau titik impas dimana suatu usaha tidak mengalami keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Break Even Point pada penelitian ini
dibagi menjadi 3 yakni Break Even Point Harga, Break Even Point Volume Produksi dan Break Even Point Penerimaan usaha.
Dalam menentukan titik impas atau Break Even Point BEP perlu diketahui biaya produksi total dan penerimaan total. Untuk biaya produksi total
harus diketahui biaya tetap total dan biaya variabel total.
5.4.3.1 Break Even Point Pengolahan Fillet Tuna Maguro
Perhitungan Break Even Point atau titik impas usaha digunakan untuk mengetahui saat tingkat harga, volume produksi dan penerimaan berapakah
produk yang dijual tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian. Perhitungan Break Even Point diperoleh dari penjumlahan total biaya tetap
dengan biaya variabel per unit dibagi dengan total produksi. Lebih jelasnya rumus perhitungan Break Even Point dapat dilihat pada bab tiga. Berikut ini tabel hasil
perhitungan Break Even Point pengolahan fillet Tuna Maguro pada PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010.
59
Tabel 18. Break Even Point Pengolahan Fillet Tuna Maguro
No. Uraian
Nilai
1. Biaya Tetap
Biaya Pajak Bumi Bangunan Rp. 200.000,-
Biaya Penyusutan Rp. 4.454.944,-
Rp. 4.654.944,- 2.
Biaya Variabel Biaya Bahan Baku
Rp. 520.432.750,- Biaya Tenaga Kerja
Rp. 53.160.000,- Biaya Bahan Pembantu
Rp. 36.000.000,- Biaya Listrik dan Telepon
Rp. 27.600.000,- Biaya Transportasi
Rp. 36.000.000,- Rp. 673.192.750,-
3. Total Produksi
14.065,75 Kg 4.
Biaya Variabel fillet tuna Maguro per kilogram Rp. 47.860,-
5. Harga Perkilogram
Rp. 75.000,-
Break Even Point Harga Fillet Tuna Maguro Rp. 48.191,-
Break Even Point Volume Fillet Tuna Maguro 171.5 Kg
Break Even Point Penerimaan Fillet Tuna Maguro Rp. 8.264.756,5,-
Sumber : Data Sekunder Diolah 2010
a. Break Even Point Harga
Data di atas menunjukkan bahwa besarnya harga minimum yang harus ditentukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara untuk menjaga tingkat keuntungan
adalah sebesar Rp. 48.191,-. Sehingga pada saat harga Rp. 48.191,- pengolahan fillet Tuna Maguro tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian.
Tahun 2010, PT. Ojid Kharisma Nusantara menetapkan harga untuk fillet Tuna Maguro sebesar Rp. 75.000Kg, sedangkan hasil perhitungan Break Even
60 Point Harga menunjukkan bahwa harga minimal yang harus ditetapkan sebesar
Rp. 48.191,-. Ini menunjukkan bahwa harga yang ditetapkan oleh PT Ojid Kharisma Nusantara lebih besar dari hasil perhitungan Break Even Point Harga,
yang berarti pengolahan fillet Tuna Maguro memberikan keuntungan sebesar selisih harga yang ditetapkan dengan hasil perhitungan Break Even Point
Harganya.
b. Break Even Point Volume Produksi