11
2.1.2 Fillet Ikan
2.1.2.1 Pengertian Fillet Ikan
Fillet adalah bagian daging ikan yang diperoleh dengan penyayatan ikan utuh sepanjang tulang belakang, dimulai dari belakang kepala hingga mendekati
bagian ekor tulang belakang dan tulang rusuk yang membatasi badan dengan rongga perut tidak terpotong pada waktu penyayatan.
Fillet memiliki beberapa keuntungan sebagai bahan baku olahan, antara lain bebas duri dantulang, dapat disimpan lebih lama, serta dapat menghemat
waktu dan tenaga kerja karena penanganannya lebih mudah, sehingga akan memudahkan dan mengefesienkan proses produksi serta meningkatkan mutu
produk olahannya. Seperti fillet Salmon Anabas Testudineus, Kakap Merah Lutjanus
argentimaculatus, Kerapu
Serranidae, Kurisi
Nemipterus nematophorus, Swanggi Priacanthus tayenus, Biji Nangkakuniran Upeneus
sulphureus, Pisang-pisang Caesio chrysozomus, Paperek Leiognathus sp, dan Gerot-gerot Pomadasys spSuparno, 2008: 2.
2.1.2.2 Jenis Fillet Ikan
Ikan yang biasanya menjadi bahan baku untuk dijadikan fillet adalah ikan laut maupun tawar yang berukuran sedang dengan bentuk bulat atau pipih. Jenis
ikan yang digunakan sebagai bahan mentah untuk pengolahan fillet ikan bermacam-macam, baik ikan laut atau ikan air tawar yang mumnya berukuran
sedang, dengan bentuk ikan yang badannya bulat maupun yang pipih.
12 Ikan air tawar yang biasanya menjadi bahan untuk dijadikan sebagai fillet
yakni: Lele, Nila, Gurame, dan Ikan Mas, sedangkan ikan laut yakni Kakap, Salmon, Kerapu, Pari, Tuna dan lain-lain.
2.2 Penelitian Terdahulu
Kusumawarni 2003 mengenai tingkat pendapatan petani pembenihan ikan hias air tawar dan ikan konsumsi ikan hias. Berdasarkan penelitian tersebut,
diperoleh informasi bahwa penerimaan yang diperoleh petani ikan hias air tawar selama satu tahun sebesar Rp. 28.800.000 dengan nilai RC Rasio sebesar 6,24
persen. Sementara itu, untuk tiga jenis ikan konsumsi, pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 932.408,81 dengan nilai RC Rasio sebesar 2,24 persen.
Alireza 2002 dengan penelitian berjudul “Studi Kelayakan Agribisnis Ikan Hias Air TawarSkala Kecil” menghasilkan NPV positif sebesar Rp.
22.095.717, IRR sebesar 68,97 dan Net BC Rasio sebesar 3,95 serta Payback Period nya 3 tahun 11 bulan. Sedangkan usaha skala besar menghasilkan NPV
sebesar Rp. 51.950.085, IRR sebesar 84,28, Net BC Rasio 4,54 dan dengan Payback Period 3 tahun 1 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa agribisnis ikan hias
air tawar baik skala kecil maupun skala besar masih layak untuk dijalankan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa agribisnis ikan hias air tawar skala besar
kurang sensitif terhadap perubahan harga output, harga input dan tingkat suku bunga. Setiap kenaikan harga output sebesar 25, kenaikan harga input sebesar
15, penurunan harga input sebesar 15 dan kenaikan tingkat suku bunga menjadi 20 tidak menyebabkan usaha menjadi tidak layak. Sedangkan agribisnis