Definisi Operasional METODE PENELITIAN

23

3.5 Definisi Operasional

Menurut Bungin 2006: 36, definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal definitif yang dapat diukur dan diamati, sebagai titik tolak persamaan persepsi dalam penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Fillet adalah bagian daging ikan yang diperoleh dengan penyayatan ikan utuh, yakni sepanjang tulang belakang, dimulai dari belakang kepala hingga mendekati bagian ekor. 2. Biaya adalah seluruh pengeluaran usaha yang terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional biaya tetap dan biaya variabel. Biaya dinyatakan dalam satuan rupiahperiode. 3. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berhubungan secara langsung dengan proses produksi, seperti sewa lahan dan penyusutan. 4. Biaya variabel adalah biaya yang secara langsung dengan berhubungan dengan proses produksi, seperti pisau, pengasah pisau, meja, talenan, listrik dan air. 5. Pendapatan usaha adalah nilai uang yang diperoleh dari usaha penjualan ikan fillet itu sendiri yang merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total usaha yang dikeluarkan. Pendapatan usaha dinyatakan dalam satuan rupiahperiode. 6. Net BC Rasio merupakan perbandingan antara pendapatan dengan biaya produksi. 24 7. Payback Period PP adalah perbandingan antara investasi yang dikeluarkan dengan pendapatan usaha yang diperoleh. 8. Break Event Point BEP adalah titik pertemuan antara biaya dan penerimaan dimana usaha tidak mengalami untung maupun rugi.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Profil Perusahaan PT. Ojid Kharisma Nusantara

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT. Ojid Kharisma Nusantara merupakan salah satu perusahaan home industry yang bergerak dibidang pengolahan ikan laut dengan produk utamanya yakni fillet ikan tuna serta produk tambahan lain seperti, tako gurita, tobiko telur ikan terbang, kepiting, udang serta sontong. PT. Ojid Kharisma Nusantara telah berdiri sejak tahun 1992 dengan modal pribadi dan sampai saat ini telah memiliki pasar yang cukup luas dengan cakupan seperti hotel, restoran serta pasar swalayan yang berada di daerah Jakarta. Pada tahun 2002, jumlah restoran Jepang mulai menurun, hal ini memperketat persaingan di industri pemasar ikan. PT. Ojid Kharisma Nusantara melakukan strategi memperkuat usahanya dengan mengeluarkan produk telur ikan terbang tobico serta gurita tako. Dua produk tersebut merupakan bahan pelengkap dalam masakan-masakan Jepang, produsen dua produk di atas pun sangat jarang di Jakarta. Dengan adanya produk tersebut, daya saing PT. Ojid Kharisma Nusantara semakin meningkat, sehingga menjadikannya sebagai pemasar yang cukup aktif dalam menyediakan produk-produk dari laut. Saat ini PT. Ojid Kharisma Nusantara telah memiliki pasar yang cukup luas dan telah bekerjasama dengan beberapa hotel besar seperti hotel Mulia, hotel Sultan, hotel Mahakam, serta beberapa hotel lainnya. Selain itu, PT. Ojid Kharisma Nusantara juga bekerjasama dengan beberapa restoran besar yang