37
Bagi masyarakat muslim, diperlukan adanya pendidikan agama agar dapat mengarahkan mereka kearah yang benar
sehingga dapat mengabdi dan menundukkan diri kepada Allah SWT. Tanpa adanya pendidikan agama dari satu generasi ke
generasi lain maka akan semakin jauh dari pengalaman agama yang benar.
49
Manusia merasakan bahwa jiwanya mengakui adanya dzat yang maha kuasa tempat manusia itu memohon pertolongan dan
perlindungan.Mereka akan merasa tenang dan tentram hatinya ketika seseorang itu merasa dekat dengan Tuhannya. Manusia akan
merasa dekat dengan Tuhannya dan tentram hatinya ketika manusia itu menjalankan perintahNya dan menjauhi larangannya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt surat Ar- Ra’d ayat 28 yang
berbunyi:
Artinya : “yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingati Allah- lah hati menjadi tenteram”.
C. Kerangka berfikir dan Hipotesis
1. Kerangka berfikir
Dalam dunia pendidikan, terutama sekolah model pembelajaran menjadi salah satu hal yang menentukan hasil belajar
serta tecapainya tujuan pembelajaran.Bagi seorang guru, disadari atau tidak bahwasanya setiap mengajar sudah tentu dihadapkan
dengan berbagai masalah. Diantaranya daya tangkap siswa yang berbeda-beda, tingkah laku yang bermacam-macam ataupun yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang akan disampaikan. Hal ini
49
Rika Sa’diah, Metodologi Agama Islam, Jakarta: PT. Wahana Kordofa, 2009, Cet. 1, h. 18
38
disebabkan oleh faktor cara belajar siswa yang berbeda-beda, ada yang audio, kinestetik dan visual.
Hal ini selalu terjadi pada tiap-tiap tahun di sekolah-sekolah dan masalahnya tidak jauh berbeda dengan masalah-masalah yang
ada sebelumnya.Sebagian guru beranggapan ini adalah hal yang simple, sederhana, dan mudah ketika hanya menganggap mengajar
itu merupakan memindahkan ilmu yang ada di kepala guru ke kepala siswa sesudah itu melakukan pengajaran kemudian di akhiri
dengan evaluasi atau tes. Padahal kenyataannya tidak semudah itu, tetapi seorang
guru tidak hanya bertugas mentransfer ilmu tetapi bagaimana ilmu yang sudah didapat siswa itu dapat dipahami dan di aplikasikan
dalam kehidupannya serta bagaimana siswa dapat mengaitkan antara pelajaran yang ia pelajari dengan situasi yang terjadi
disekitarnya. Hal ini sesuai dengan pembelajaran kontekstual sehingga semakin banyak yang siswa pahami maka akan semakin
banyak makna yang siswa dapatkan. Jika seorang guru memahami hal-hal seperti ini seharusnya
guru mencoba mengamati setiap pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar supaya guru mengetahui apa sebenarnya kesulitan-
kesulitan yang dihadapi siswa yang bertujuan untuk pertemuan- pertemuan selanjutnya bisa diperbaiki menjadi lebih baik.
2. Hipotesis
Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar PAI antara siswa yang diajar dengan pendekatan CTL dengan yang
diajar mengunakan pendekatan konvensional. Ha = Rata-rata hasil belajar PAI siswa yang diajar dengan
pendekatan CTL lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar mengunakan pendekatan konvensional.
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian