Analisis Validitas Instrumen Analisis Reabilitas Instrumen Pengujian Taraf Kesukaran

44

2. Analisis Instrumen Penelitian

a. Analisis Validitas Instrumen

Validitas dapat diartikan dengan ketepatan, kebenaran, keasahihan, atau keabsahan. Sebuah tes dikatakan telah memiliki validitas apabila tes tersebut dengan secara tepat, benar, telah dapat mengungkapkan atau mengukur apa yang seharusnya di ungkapkan atau diukur lewat tes tersebut. Validitas merupakan proses yang dilakukan oleh penulis untuk mengumpulkan data secara empiris guna mendukung kesimpulan yang dihasilkan oleh skor instrument. Tes hasil belajar dapat dinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut secara tepat telah dapat mengukur hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Untuk tes cara yang digunakan penulis untuk mengukur validitas soal adalah rumus point biserial, dengan rumus sebagai berikut: 6 r bis = �− 1 � Keterangan: r bis = Koefisien korelasi point biserial yang dianggap sebagai validitas butir soal M p =Skor rata-rata hitung yang dijawab benar M t =Skor rata-rata dari skor total SD t =Standar deviasi skor total p =Proporsi siswa yang menjawab benar q = Proporsi siswa yang menjawab salah 6 Anas sudujono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, h. 258 45

b. Analisis Reabilitas Instrumen

Kata “reabilitas” sering diterjemahkan dengan keajegan atau kemantapan.Suatu alat ukur memiliki reabilitas yang baik bila alat ukur itu memiliki konsistensi yang handal. Untuk menentukan reabiliatas tes penulis menggunakan rumus yang digunakan oleh Kuder dan Richardson KR-20 7 : r 11 = � �−1 � 2 −Σ � 2 Keterangan: r 11 = Reabilitas tes secara keseluruhan p = Proporsi subjek yang menjawabitem dengan benar q =Proporsi subjek yang menjawabitem dengan salah ∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q n =Banyaknya item S =Standar deviasi dari tes

c. Pengujian Taraf Kesukaran

Tahap kesukaran bertujuan untuk mengetahui bobot soal, karena butir-butir soal dinyatakan baik apabila butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Untuk mengukur taraf kesukaran soal digunakan rumus: 8 P= Keterangan: P = Indeks Kesukaran soal B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul 7 Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, h. 100- 101 8 Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, h. 208 46 JN = Jumlah seluruh siswa peserta tes Setelah mendapatkan hasil, maka hasil tersebut dapat di interpretasikan dengan merujuk pada ketentuan indeks kesukaran yang diklasifikasikan sebagai berikut: 0,70 - 1,00 = Soal Mudah 0,30 - 0,69 = Soal Sedang 0,00 - 0,29 = Soal Sukar

d. Pengujian Daya Pembeda

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan agama islam pada siswa SD islam An-Nizomiyah

1 6 98

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi

2 12 149

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas Viii Di Smp Nusantara Plus Tangerang Selatan

3 17 130

Pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap penguasaan konsep termokimia yang terintegrasi nilai: quasi eksperimen di SMA Budi Mulia Ciledug Tangerang

1 6 89

Pengaruh Pembelajaran Kimia Bernuansa Nilai Dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa : Eksperimen di SMAN 2 Depok Kelas xi Semester Genap

0 21 160

The Effectiveness of Guided Questions towards Students’ Writing Skill of Descriptive Text

0 5 86

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan kontekstual pada pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IV di SDN Neglasari 02

1 13 149

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Mo

0 2 13

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

0 0 11