9
akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar disekolah. Siswa dapat menunjukkan hasil belajar dalam bentuk yang dapat mereka
ketahui dan yang dapat mereka lakukan.
2. Landasan Teoritis CTL
Dalam landasn teori ini penulis mengutip mutiara-mutiara pemikiran Whitehead, seorang filsuf Inggris terkenal yang diterjamahkan
oleh Drs. Dharma Kesuma, M.Pd yakni: “Dalam pendidikan seorang anak untuk aktifitas pemikiran, yang
paling penting kita harus sadar atas apa yang akan saya sebut “inert
ideas ide-ide lembam begitulah dikatakan, ide-ide yang diterima belaka ke dalam kesadaran tanpa digunakan, atau dites, atau
dikembangkan menjadi kombinasi-kombinasi yang segar. Setiap revolusi intelektual yakni pernah mengubah kemanusiaan
menjadi keagungan kehebatan adalah sebuah protes yang bersemangat terhadap inert ideas. Akan tetapi masih terdapat
kebodohan yang menyedihkan dari psikologi manusia, melalui praktek berdasarkan skema pendidikan yang lagi-lagi mengekang
kemanusiaan dengan inert ideas.”
2
Pada dasarnya Whitehead menghemdaki pendidikan memiliki tujuan agung melalui penanaman ide-ide hidup dan di hidupi, bukan inert
ideas, oleh orang-orang yang terdidik. Pola kehidupan dari orang-orang yang memiliki ide hidup ini merupakan yang mengalami perkembangan
diri dan mengubah atau merevolusi kehidupan yang tidak berkembang karena meyakini inert ideas.
2
Kesuma, Darma, dkk., Contextual Teaching Learning Sebuah Panduan Awal dalam Pengembangan PBM, h. 4-5
10
3. Definisi Pembelajaran Kontekstual
Kata pembelajaran berasal dari kata ajar yang ditambah awalan “pe-“ dan akhiran “–an” yang berarti proses, cara, menjadikan orang atau
makhluk hidup supaya belajar.
3
Istilah pembelajaran diperkenalkan sebagai ganti istilah pengajaran meskipun kedua istilah tersebut sering diprgunakan bergantian dengan arti
yang sama dalam wacana pendidikan dan perencanaan pendidikan itu sendiri. Pembelajaran dalam kondisi dan situasi yang memungkinkan
terjadinya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik. Dari pengertian tersebut telah jelas menunjukkan bahwa
pembelajaran berpusat pada siswa. Kontekstual adalah salah satu prisip pembelajaran yang
memungkinkan siswa
belajar dengan
penuh makna.Dengan
memperhatikan prinsip kontekstual, proses pembelajaran diharapkan mendorong siswa untuk menyadari dan menggunakan pemahamannya
untuk mengembangkan diri dan menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
4
Ada beberapa pengertian yang diberikan oleh para ahli, disini ditampilkan tiga pengertian yang berasal dari sumber yang berbeda.
Pertama, dalam bukunya yang dikutip dari US Departemen of Education Office of Vocational and Adult Education The Nasional
School to Work Office dalam http:www. Contextual.org19102001 Masnur Muslich mengatakan bahwa Pembelajaran kontekstual CTL
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
5
3
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997, Cet. Ke-9, h.15
4
Nurhadi; Yasin, B.; Senduk, A.G., Pembelajaran Kontekstual Dan Penerapannya Dalam KBK, h. 15
5
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h. 41
11
Kedua, Contextual Teaching and Learning CTL adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu
menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima , dan mereka menangkap makna dalam
tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya.
6
Ketiga, Contextual Teaching and Learning CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa
secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
7
Dari beberapa konsep pengertian diatas ada tiga hal yang harus dipahami, yaitu yang pertama CTL menekankan kepada proses
keterlibatan siswa untuk menemukan materi , artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara lansung, kedua CTL
mendorong siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata, dan yang ke tiga CTL mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam
kehidupan, artinya
CTL bukan
hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya , akan
tetapi bagaimana materi pelajaran irtu dapat diaplikasikan pada prilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh sebab itu, melalui pendekatan CTL, mengajar bukan transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa dengan mengahafal
sejumlah konsep-konsep yang sepertinya terlepas dari kehidupan nyata, akan tetapi lebih ditekankan pada upaya memfasilitasi siswa untuk
6
Ellaine B. Johnson, PH.D., Contextual Teaching Learning: menjadikan kegiatan belajar mengajar mengasyikkan dan bermakna, Bandung: Mizan Learning Center MLC, 2007,
h. 14
7
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses Pendidikan, h. 253
12
mencari kemampuan untuk bisa hidup dari apa yang dipelajarinya. Dengan demikian belajar akan lebih bermakna.
4. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual