menekankan prinsip-prinsip dasar Zen, dan konon banyak dibumbui dengan konsep-konsep Tao. Rahib yang diberi penghargaan sebagai
penulisnya, Seng-ts’an, adalah patriarki Zen ketiga di China. Konon ia meninggal sekitar tahun 606 M. Persisnya kapan karya itu dibawa ke
Jepang tidak diketahui, tetapi rupanya karya itu dibaca luas oleh para pengikut Zen sejak abad ke-13.
2.4 Riwayat Hidup Eiji Yoshikawa
Eiji Yoshikawa lahir dengan nama Hidetsugu Yoshikawa pada 11 Agustus 1892 di Perfektur Kanagawa, sekarang bagian dari Yokohama. Ia berasal dari
keluarga samurai miskin. Kesulitan keuangan dalam keluarganya menyebabkan Yoshikawa terpaksa keluar dari sekolah dan mencari pekerjaan pada usia 11
tahun. Ia lalu bekerja serabutan untuk bisa hidup, termasuk diantaranya bekerja di galangan kapal. Waktu-waktu luangnya yang sedikit ia habiskan dengan membaca
dan mencoba menulis haiku serta cerita. Haiku adalah puisi pendek khas Jepang yang sangat indah.
Ketika ia berumur 18 tahun, ia mengalami suatu kecelakaan ditempat ia bekerja di dermaga Yokohama. Kemudian ia pindah ke Tokyo. Di sana ia mulai
menulis senryu atau haiku lucu dengan menggunakan nama pena “Kijiro”. Tahun 1914, dengan cerita Hikayat Enoshima, ia menang juara pertama
pada lomba menulis yang disponsori oleh penerbit Kodansha. Ia bergabung dengan surat kabar Maiyu tahun 1921 dan dalam tahun ini ia mulai menerbitkan
cerita-cerita bersambungnya, yang di mulai dengan Life of Shinran Shinran. Yoshikawa menikah dengan Yasu Akazawa pada tahun 1923, tahun
terjadinya peristiwa gempa bumi besar di Kanto. Dengan pengalamannya dalam
Universitas Sumatera Utara
peristiwa gempa bumi, menguatkan keputusannya untuk menjadi novelis profesional.
Berbagai jenis
novel ditulisnya: humor, thriller, dan roman. Tidak jarang ia menulis sekaligus tiga novel. Novel-novel yang ditulisnya diterbitkan oleh
Kodansha, yang menjadikan Yoshikawa sebagai penulis nomor satunya. Ia menggunakan 19 nama pena sebelum akhirnya memutuskan memakai nama Eiji
Yoshikawa. Ia pertama kali menggunakan nama penanya dalam cerita seri Sword Trouble, Woman Trouble Kennan Jonan. Kemudian ia menulis cerita seri Secret
Record of Naruto Naruto Hitcho di Mainichi Shimbun. Tetapi ia tidak pernah puas dengan tulisannya dalam hal selera publik.
Sejak tahun 1930, terjadi perubahan gaya penulisan pada dirinya. Ia mengekspresikan pandangan-pandangan pada masanya dengan setting masa
lampau atau sejarah. Pada tahun 1935, ia menulis cerita seri Musashi, yaitu mengenai pendekar pedang kenamaan Miyamoto Musashi di Asahi Shimbun,
dengan menulis cerita inilah ia menekankan genre tulisannya pada jenis sejarah pertualangan fiksi. Tidak kurang dari 1.009 nomor urutan serial itu. Ini berarti
pemuatannya setiap hari selama tiga tahun lebih. Selama perang dengan Cina tahun 1937, Asahi Shimbun mengirimnya ke
lapangan sebagai wartawan khusus dan ia menulis laporan-laporan perjalanannya. Pada waktu itu ia diceraikan oleh istrinya, Yasu Akazawa, kemudian ia menikah
lagi dengan Fumiko Ikedo. Selama perang ia melanjutkan menulis novel dan banyak terinspirasi dari kebudayaan Cina. Pada waktu ini ia mengerjakan novel
Taiko dan novel adaptasi terjemahan dari kisah popular Cina, Romance of The Three Kingdoms Sangoku Shi.
Universitas Sumatera Utara
Ketika peperangan berakhir, ia berhenti menulis dan beristirahat di Yoshino sekarang Oumeshi di pinggiran Tokyo. Tapi, kemudian ia menulis lagi
pada tahun 1947. Karyanya yang juga terkenal adalah New Tale of Heike Shin Heike Monogatari, yang terdiri atas 24 jilid, yang ditulisnya antara tahun 1950-
1957 dan Private Record of The Pasific War Shihon Taihei ki tahun 1958. Yoshikawa mendapatkan penghargaan atas karya-karyanya, antara lain:
Tanda Jasa Kebudayaan yang bergengsi penghargaan yang tertinggi untuk pria tahun 1960, dan tidak lama setelah ia meninggal dunia, ia mendapatkan
penghargaan Mainichi Art Award pada tahun 1962. Ia meninggal dunia karena kanker. Yoshikawa merupakan salah satu penulis novel sejarah terbaik yang
paling terkenal di Jepang dan di dunia secara umum. Mengenai
novel Musashi sendiri, telah diterjemahkan dalam versi Inggris
oleh Charles S. Terry, yang tebalnya 970 halaman dengan buku ukuran 19×24cm, yang merupakan ringkasan dari naskah aslinya yang tebalnya 26.000 halaman.
Dari bahasa Inggris diterjemahkan pula ke dalam bahasa Indonesia, yang awalnya dimuat sebagai cerita bersambung di harian Kompas. Sampai saat ini novel
Musashi telah terjual tidak kurang dari 120 juta eksempelar keseluruh dunia dan menjadi salah satu novel terlaris di Jepang. Karya tersebut telah diterjemahkan ke
dalam sejumlah bahasa asing dan menjadi dasar bagi banyak film, artikel majalah, serial televisi, dan ke dalam komik yang berjudul Vagabond.
Universitas Sumatera Utara
BAB III ANALISIS SOSIOLOGIS TERHADAP NOVEL MUSASHI
3.1 Kehidupan Keshogunan dan Hubungannya dalam Masyarakat
Berikut adalah kehidupan para shogun dan hubungannya dengan masyarakat lain yang dapat dilihat melalui cuplikan berikut.
Cuplikan 1 Sekalipun mesih memegang kekuasaan, Ieyasu secara resmi sudah
mengundurkan diri dari kedudukan shogun. Selagi masih cukup kuat menguasai daimyo lain dan mempertahankan hak keluarga untuk berkuasa,
Ia menyerahkan gelarnya kepada anak lelakinya yang ketiga, Hidetada. Ada desas-desus bahwa shogun baru akan segera mengunjungi Kyoto
untuk menyatakan hormatnya kepada Kaisar, tapi semua tahu bahwa perjalanan ke barat itu akan lebih dari sekedar kunjungan kesopanan.
Saingan terbesarnya yang potensial, Toyotomi Hideyori, adalah anak Hideyoshi, penerus Nobunaga. Hideyoshi telah berbuat sebisa-bisanya
agar kekuasaan tetap berada di tangan keluarga Toyotomi sampai Hideyori cukup umur, tetapi pemenang di Sekigahara adalah Ieyasu.
Hideyori masih bersemayam di Puri Osaka. Meskipun Ieyasu tidak menyingkirkannya, malahan mengizinkannya menikmati penghasilan
tahunan yang besar jumlahnya, ia sadar bahwa Osaka merupakan ancaman besar…Sering orang mengatakan bahwa Hideyori memiliki cukup banyak
puri dan emas hingga bisa membeli semua samurai tak bertuan atau ronin di negeri itu, jika ia mau. Musashi : 145-146