Kehidupan dan Hubungan Sosial antar Masyarakat

Diantara pedagang dengan samurai dan daimyo di atas terdapat pertentangan antara kelas-kelas sosial. Pada umumnya ini disebabkan oleh perbedaan kepentingan.

3.7 Kehidupan dan Hubungan Sosial antar Masyarakat

Berikut adalah kehidupan dan hubungan sosial antar masyarakat yang dapat dilihat melalui cuplikan berikut. Cuplikan 1 Orang-orang saling mengangguk dan mengundurkan diri, bubar ke tengah kabut pagi buta. Mereka semua orang-orang gembel, anak buah bromocorah seperti Tsujikaze Temma dari Ibuki dan Tsujukaze Kohei dari Yasugama, yang sekarang menyebut dirinya Shishido Baiken. Bisa juga mereka itu sekedar bergundal di anak tangga terbawah dalam masyarakat bebas. Karena desakan waktu yang sedang mengalami perubahan, mereka menjadi petani, tukang, atau pemburu, tapi masih punya gigi yang siap dipakai menggigit orang baik-baik, kapan saja ada kesempatan. Musashi : 417 Analisis Dari cuplikan di atas dapat dilihat bahwa orang-orang yang tidak berguna di dalam masyarakat seperti bromocorah penjarah, pencuri dapat mengalami perubahan pekerjaan mengikuti perubahan zaman, dimana semakin damainya negeri tanpa adanya perang. Mereka bisa menjadi petani, tukang, ataupun pemburu. Tetapi sesungguhnya mereka tidak seratus persen bekerja sebagai petani, Universitas Sumatera Utara tukang, atau pemburu. Apabila ada kesempatan mereka akan kembali menjadi bromocorah yang merugikan masyarakat banyak. Setiap orang berhak melakukan perubahan di dalam dirinya, tapi yang lebih baik adalah berubah menjadi lebih baik dan tidak kembali berubah menjadi buruk. Perubahan yang dilakukan oleh para bromocorah dalam cuplikan di atas adalah perubahan yang dikehendaki atau direncanakan oleh mereka sendiri. Perubahan tersebut telah diperkirakan atau telah direncanakan waktunya terlebih dahulu, dan perubahan seperti ini disebut rekayasa sosial. Cuplikan 2 “Oh, halo Anda pemilik Sumia, kan? Saya dalam perjalanan ke Edo. Dan bagaimana dengan Anda? Anda rupanya pindah besar-besaran, ya?” “Betul. Kami pindah ke ibu kota baru.” “Betul? Anda yakin dapat kemajuan di sana?” “Tak ada yang bisa tumbuh di air yang tak mengalir.” “Kalau melihar perkembangan Edo, saya bayangkan di sana banyak pekerjaan untuk pekerja bangunan dan pandai senapan. Tapi hiburan yang elok? Masih meragukan, apa di sana banyak permintaan.” “Anda salah sangka. Para perempuan sudah menciptakan kota Osaka, sebelum Hideyoshi mulai memperhatikannya.” Musashi : 782 Analisis Dari cuplikan di atas, setelah keluarga Tokugawa menetapkan pusat pemerintahan keshogunan di Edo, maka dengan cepat Edo berubah dari kota rawa Universitas Sumatera Utara menjadi pusat baru untuk politik, bisnis, dan aktivitas budaya. Bakufu membangun rumah-rumah bangsawan, tempat khusus para samurai, dan jalan- jalan. Dengan begitu di Edo banyak berdatangan tenaga-tenaga kerja, termasuk juga rombongan dari tempat-tempat hiburan dari kyoto yang membuka cabanganya di Edo. Karena itu tempat-tempat hiburan banyak di bangun. Sebagai tempat hiburan diletakkan di satu daerah. Cuplikan 3 Kedudukan seperti yang dimiliki keluarga Hon’ami itu tidak istimewa. Kebanyakan tukang-tukang dan saudagar-saudagar kaya zaman itu, diantaranya Suminokura Soan, Chaya Shirojiro, dan Haiya Shoyu adalah keturunan samurai. Di bawah para shogun Ashikaga, nenek moyang mereka itu diserahi pekerjaan yang ada hubungannya dengan pembuatan barang atau perdagangan. Keberhasilan yang mereka capai dalam bidang-bidang itu sedikit demi sedikit mengakibatkan putusnya hubungan mereka dengan kelas militer, dan ketika perusahaan swasta mulai mendatangkan untung, mereka tidak lagi tergantung pada upah feodal mereka. Sekalipun tingkat sosial mereka lebih rendah daripada tingkat sosial prajurit, mereka itu kuat sekali. Musashi : 559 Analisis Dari cuplikan di atas dapat diketahui bahwa banyak dari keluarga militer samurai yang menjadi tukang ataupun pedagang. Walaupun status sosial mereka menjadi lebih rendah, tapi penghasilan mereka lebih tinggi. Mereka tidak lagi tergantung pada upah dari tuan ataupun daimyo. Banyak seorang samurai yang Universitas Sumatera Utara merubah dirinya menjadi pendeta ataupun seniman. Contohnya adalah Matsuo Basho, dari seorang samurai menjadi seorang penulis haikai terkenal. Ada juga seorang samurai yang memutuskan untuk menjadi pendeta supaya lebih mengerti arti hidup. Tetapi, sangat jarang petani yang berubah statusnya. Hal ini karena petani adalah sasaran sistem feodal, maka diusahakan supaya petani jangan berubah statusnya. Perubahan sosial yang terjadi pada kaum samurai berdasarkan cuplikan di atas adalah perubahan yang terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur ekonomis ataupun kebudayaan. Karena mereka mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi, maka mereka melakukan perubahan sosial karena adanya perubahan ekonomi. Cuplikan 4 “Oh, kamu tak boleh begitu” kata Myoshu tegas. “Kau sendiri barangkali tak apa-apa, tapi pikirkan orang-orang lain Di kamar yang indah itu nanti kau bisa kelihatan tak lebih dari gombal kotor. Orang pergi ke sana untuk bersenang-senang dan melupakan kesulitan hidup. Mereka ingin dilingkari barang-barang bagus. Jangan mengira ke sana itu cuma bersolek karena kau tampak seperti orang lain. Dan lagi pakaian ini tidak seindah yang dipakai orang-orang lain. Cuma bersih dan rapi. Nah, pakailah sekarang” Musashi : 562 Analisis Cuplikan di atas merupakan perkataan Myoshu yang menyuruh Musashi supaya berpakaian lebih baik untuk pergi ke rumah geisha tempat hiburan, Universitas Sumatera Utara dengan tujuan bertemu dengan para chounin kaya yang suka bersenang-senang. Sebagai tanda penghargaan pada orang yang ditemui seharusnyalah menggunakan pakaian yang lebih bersih dan rapi. Menurut Soko dalam Watsuji 1977: 196-199 dalam Situmorang 1995: 55, mengatakan bahwa bushi atau prajurit harus memperhatikan igi kesan penampilan dalam kehidupan sehari-hari. Igi tersebut diterapkan dalam “cara berpakaian”, cara makan dan tempat tinggal, karena menurutnya luar adalah gambaran isi, jika isi benar maka luar pun akan benar. Cuplikan 5 Ia merangkul Takuan, menarik pendeta itu ke dekatnya, dan menudingkan jarinya ke kedua orang istana itu. “Takuan,” katanya, “di dunia ini orang yang kukasihani adalah bangsawan. Mereka punya gelar- gelar gemilang seperti patih atau regent, tapi tak sampai ke mana-mana kehormatan itu. Kaum saudagar lebih beruntung daripada mereka. Betul, tidak?” “Memang betul,” jawab Takuan, berusaha melepaskan lehernya… “Kau ini lihai, Takuan. Di dunia yang kita diami ini, kaum pendeta macam kau ini cerdik, kaum saudagar pintar, kaum prajurit kuat, tapi kaum bangsawan bodoh. Ha, ha Betul, tidak?” “Kaum bangsawan tak dapat melakukan apa yang mereka kehendaki karena pangkatnya, dan mereka tersisih dari politik dan pemerintahan. Karena itu yang dapat mereka lakukan Cuma membuat sajak dan menjadi ahli kaligrafi. Betul, kan?” Dan ia pun tertawa lagi. Musashi : 588 Universitas Sumatera Utara Analisis Cuplikan di atas adalah percakapan antara Shoyu chounin dengan Takuan pendeta. Di suatu tempat hiburan, Shoyu mengucapkan lelucon menegenai Mitsuhiro dan Nobutada bangsawan. Walaupun dialog di atas hanyalah lelucon, tapi begitulah kenyataannya keadaan bangsawan pada waktu itu. Bakufu membuat peraturan yang mengatur para bangsawan istana Kyoto dan kaisar tentang pekerjaan mereka. Mereka tidak diperkenankan dihubungi oleh para daimyo tanpa persetujuan Tokugawa bakufu. Dan pekerjaan mereka hanya terbatas pada sastra dan seni. Secara formal diakui titik puncak birokrasi adalah Tenno, tetapi kewenangnya diatur oleh pemerintahan bakufu. Tenno dan bangsawan istana dihormati tetapi dijauhkan dari masyarakat luas. Tenno tidak diberi kekuatan memerintah kecuali pada upacara pengukuhan generasi shogun yang baru. Nakamaru dalam Situmorang 1995: 59 Dalam sosiologi, diantara bakufu dan para bangsawan pernah terjadi proses sugesti, di mana proses sugesti terjadi apabila orang yang memberikan pandangan dalam hal ini berupa peraturan adalah orang yang berwibawa dan sifatnya otoriter. Sehingga pihak yang menerima dilanda oleh emosi, hal yang menghambat daya berfikirnya secara rasional. . Cuplikan 6 “Apa kau tahu nama kakekmu?” “Tahu. Namanya Misewa Iori. Karena ayah saya Cuma petani, dia menghilangkan nama keluarga dan menyebut dirinya San’emon saja.” Musashi : 837 Universitas Sumatera Utara Analisis Dari cuplikan di atas, dapat diketahui bahwa dalam zaman Edo dengan pembagian empat kelas, hanya golongan samurai yang diperbolehkan memakai nama keluarga sedangkan seorang petani miskin tidak boleh memakai nama keluarga. Tapi, ada juga keluarga samurai yang membuang nama keluarganya dikarenakan kalah dari perang. Salah satunya adalah Sanada Yukimura yang mengganti namanya menjadi Gesso, mengenai hal ini dapat dilihat dari cuplikan berikut. Cuplikan 7 “Nama saya Daisuke. Saya anak tunggal Gesso, yang hidup memencilkan diri di Gunung Kudo.” Melihat bahwa nama itu tidak menimbulkan reaksi apa-apa, Daisuke pun berkata, “Ayah saya sudah membuang namanya yang lama, tapi sebelum Pertempuran Sekigahara dia dikenal dengan nama Sanada Saemonnosuke.” “Maksud anda Sanada Yukimura?” “Betul.” Musashi : 1125 Analisis Sebenarnya prajurit yang ditinggal mati oleh tuannya akan melakukan junshi bunuh diri demi tuan, tapi karena pada saat itu junshi telah dilarang oleh bakufu, maka ada juga prajurit yang melakukan sukke. Menurut maknanya sukke sama dengan melakukan junshi, tetapi yang melaksanakannya tidak dilarang oleh Universitas Sumatera Utara pemerinthan bakufu. Sukke adalah hidup menjauhkan diri dari masyarakat, pergi menjadi pengikut ajaran Buddha. Dan inilah yang dilakukan oleh Gesso. Cuplikan 8 Musashi pulang tak lama sesudah tengah hari. Sekitar sejam kemudian, serombongan petani yang mengenakan mantel hujan dari jerami tebal datang mengucapkan terima kasih atas bantuannya pada seorang yang sakit, atas pertolongannya mengeringkan air banjir, dan atas sejumlah pelayanan lain. Satu orang tua mengatakan, “Kami selalu bertengkar pada waktu-waktu seperi ini; dan ini selalu terjadi, karena semua orang terburu- buru hendak menyelesaikan masalahnya sendiri lebih dahulu. Tapi hari ini kami mengikuti nasihat Anda dan bekerja sama.” Musashi : 1010 Analisis Dari cuplikan di atas dapat dilihat bahwa pentingnya bekerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu masalah. Pada saat itu Musashi membantu para petani-petani lain yang terkena banjir dan menyarankan kepada mereka harus saling bekerja sama. Kerja sama merupakan proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial. Kerja sama di sini dimaksudkan sebagai usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia petani untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakkan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut dikemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Universitas Sumatera Utara Cuplikan 9 Perintah yang dikeluarkan oleh benteng berbunyi: Pada tanggal tiga belas bulan ini, pada pukul delapan pagi, di Pulau Funashima di Selat Nagato di Buzen, Sasaki Kojiro Ganryu, seorang samurai dari perdikan ini, atas nama Yang Dipertuan akan melakukan pertarungan dengan Miyamoto Musashi, seorang ronin dari Provinsi Mimasaka. Para pendukung kedua pemain pedang dilarang keras membantu atau mngarungi perairan antara daratandan Pulau Funashima. Sampai pukul sepuluh pagi tanggal empat belas, kapal pesiar, kapal penumpang, atau perahu nelayan tidak diizinkan memasuki selat. Bulan empat 1612 Musashi : 1206 Analisis Dari cuplikan di atas dapat diketahui bahwa pada waktu itu cara untuk menantang orang bertarung adalah dengan memasang pengumuman seperti cuplikan diatas. Pengumuman itu dipasang di jalan-jalan yang sering dilewati orang. Pengumuman itu sengaja dibuat agar dilihat oleh masyarakat luas supaya mereka dapat menjadi saksi dan orang yang ditantangnya harus datang dengan ketentuan kalau ia tidak datang, ia akan dipermalukan oleh seluruh masyarakat. Seorang samurai akan lebih memilih mati dari pada dipermalukan di depan umum. Melalui papan pengumuman tantangan diatas, maka telah terjadi komunikasi antara Musashi dan Kojiro melalui papan pengumuman itu sebagai perantara dalam kontak sosial. Kontak sosial seperti ini di sebut kontak sosial sekunder, di mana masing-masing pihak memberikan tanggapan dari papan pengumuman itu. Setelah kedua belah pihak mengetahui perasaan masing-masing maka telah terjadi komunikasi diantara mereka. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN