3.2 Kehidupan Daimyo dan Hubungannya dalam Masyarakat
Berikut adalah kehidupan para daimyo pada zaman Edo dan hubungannya dengan masyarakat lain yang dapat dilihat melaui cuplikan berikut.
Cuplikan 1 …Para petani dan pekerja di ladang melambaikan tangan
kepadanya Otsu. Karena dalam waktu yang singkat di sana itu Otsu sudah cukup dikenal oleh rakyat setempat. Memang, hubungan mereka
dengan Sekishusai jauh lebih bersahabat daripada yang biasa terjadi antara tuan tanah dan para petani. Para petani di situ semuanya tahu bahwa
seorang perempuan muda yang cantik datang untuk bermain suling bagi tuannya. Kekaguman serta rasa hormat kepadanya pun menjalar kepada
Otsu. Musashi : 253 Analisis
Dari cuplikan di atas dapat diketahui bahwa hubungan tuan tanah daimyo dengan para petani penyewa tanah berbeda sekali dengan hubungan tuan-tuan
tanah lainnya dengan para petani penyewa tanah. Biasanya untuk menutupi hidup tuan tanah daimyo, usaha satu-satunya adalah menaikkan pajak pertanian
sehingga pajak mencapai antara 40 sampai 60 dari pendapatan petani. Karena itu banyak petani yang tidak senang dan ingin memberontak, tetapi walaupun
demikian mereka tidak dapat memberontak, karena masih diberlakukannya larangan pemilikan senjata bagi para petani yang di sebut Katanagari.
Dilihat dari dekatnya hubungan Sekishusai dengan para petaninya, maka dapat diketahui bahwa ia lebih memutuskan menjadi kepala desa dan pemimpin
pedesaan daripada mengikuti seorang tuan bekerja sebagai birokrat. Jadi, desa-
Universitas Sumatera Utara
desa memiliki pemimpin lokal yang kuat dan menganut banyak sikap dan nilai etika kelas samurai, dan mereka diberikan otonom yang banyak dalam
menjalankan urusannya sendiri dan menetapkan serta memungut pajak.
Cuplikan 2 Pengelolaan tempat semayam Hosokawa yang indah di Edo,
demikian juga pelaksanaan kewajiban-kewajiban perdikan untuk shogun, dipercayakan pada seorang lelaki yang baru berumur dua puluh lebih
sedikit, Tadatoshi, anak tertua daimyo Hosokawa Tadaoki. Sang ayah, seorang jenderal ternama yang juga mempunyai nama baik sebagai penyair
dan ahli upacara minum teh, lebih suka tinggal di perdikan Kokura yang besar di Provinsi Buzen, Pulau Kyushu. Musashi : 866
Analisis Dari cuplikan di atas, bahwa adanya ketentuan sankinkotai yang dibuat
oleh bakufu untuk para daimyo. Bakufu telah membangun rumah-rumah untuk semua daimyo dari semua daerah di Jepang. Daimyo Shimpan dan Fudai
menempatkan keluarganya di Edo sebagai “tawanan” dan para daimyo tersebut selang 6 bulan tinggal di wilayahnya. Dan bagi para daimyo Tozama kewajiban
ini lebih keras, harus tinggal di daerahnya dan di Edo selang setahun.
3.3 Kehidupan Samurai dan Hubungannya dalam Masyarakat