dongeng-dongeng kodan dongeng profesional sehingga membuat kisah Musashi dalam novel lebih mirip dengan kisah hidup kita sendiri.
Disaat Musashi masih hidup, di Jepang sedang terjadi transisi besar. Keberhasilan Tokugawa sebagai shogun yang ditandai dengan perang antar
daimyo usai sudah. Situasi perang terus-menerus beralih ke keadaan damai. Sedikit-demi sedikit terbentuklah garis tegas yang memisahkan kelas samurai
yang memiliki hak istimewa menyandang pedang dan memakai nama keluarga dengan orang biasa yang tidak boleh bersenjata dan menggunakan nama keluarga,
meski mereka itu pedagang besar ataupun tuan tanah kaya. Pemisahan kelas ini berlangsung sekitar satu-dua generasi. Karena
Musashi hidup pada awal zaman Tokugawa, maka saat itu pemisahan kelas belum terbentuk. Keadaan damai tentu memengaruhi para prajurit yang tidak lagi
berperang, bahkan mulai muncul birokrat yang dianggap menjadi lebih penting. Para samurai pun perlahan-lahan mengalihkan kepandaian pedangnya ke keahlian
yang dibutuhkan birokrat. Disiplin diri dan pendidikan jadi lebih penting dari pada keahlian perang. Untuk mengetahui kehidupan sosial masyarakat pada awal
zaman Edo yang terdapat dalam Novel Musashi, maka penulis akan membahasnya
melalui skripsi yang berjudul : “Analisis Sosiologis Terhadap Novel Musashi Karya Eiji Yoshikawa”.
1.2 Perumusan Masalah
Studi sosiologis didasarkan atas pengertian bahwa setiap fakta kultural lahir dan berkembang dalam kondisi sosiohistoris tertentu. Sistem produksi karya
seni, karya sastra khususnya, dihasilkan melalui antar hubungan bermakna dalam
Universitas Sumatera Utara
hal ini subjek kreator dengan masyarakat Nyoman, 2003: 11. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Sastrawan
biasanya mengungkapkan kehidupan manusia dan masyarakat melalui emosi, secara subjektif, dan evaluatif. Sastra juga memanfaatkan pikiran, intelektualitas,
tetapi tetap didominasi oleh emosionalitas. Begitu juga dengan karya sastra berupa novel Musashi karya Eiji Yoshikawa. Di dalam novel ini banyak menunjukkan
kehidupan sosiologi masyarakat Jepang terutama pada zaman Edo, yaitu mengenai interaksi-interaksi atau hubungan antara orang-orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dalam suatu masyarakat. Jika dihubungkan dengan kenyataan yang pernah terjadi, ada banyak perbedaan hubungan interaksi antar
pelaku dalam masyarakat tersebut. Maka, masalah-masalah tersebut akan diuraikan dalam pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi umum masyarakat Jepang pada zaman Edo?
2. Bagaimana hubungan interaksi antar pelaku dalam masyarakat yang
terdapat dalam novel Musashi antara tahun 1600-1612?
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan, yaitu pada hal yang berkaitan dengan masyarakat pada awal zaman Edo yana meliputi keshogunan,
daimyo, samurai, seniman, pendeta, masyarakat jelata, dan hubungan sosial antar masyarakat.
Analisis difokuskan kepada bentuk-bentuk interaksi social yaitu bentuk- bentuk yang tampak apabila orang–orang perorangan ataupun kelompok-
kelompok manusia mengadakan hubungan satu sama lain terutama dengan
Universitas Sumatera Utara
mengatengahkan kelompok serta lapisan sosial sebagai unsur pokok struktur social, yaitu hubungan interaksi para pelaku dalam masyarakat pada awal zaman
Edo, seperti hubungan interaksi shogun dengan para bawahannya, hubungan interaksi daimyo dengan samurai dan masyarakat lainnya, dan hubungan interaksi
antar pelaku yang mempunyai status yang sama. Penulis juga akan mendeskripsikan bagaimana Tokugawa menjadi shogun yang ditandai oleh
menangnya keluarga Tokugawa pada perang sekigahara.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka