Pengaruh Kompensasi Terhadap Komitmen dokter spesialis

dengan pendapat Stringer yang dikutip dari Sitorus 2007 apabila iklim bekerja suatu organisasi kondusif maka kinerja karyawan akan baik dan karyawan dapat menumbuh kembangkan potensi yang dimiliki serta akan meningkatkan kapasitas produksi. Adanya fasiltas rumah sakit juga menciptakan suasana kerja yang nyaman dirumah sakit dengan membuat sistim-sistim yang memungkinkan setiap orang dapat bekerja pada wilayahnya masing-masing secara tenang tanpa intervensi yang tidak perlu. Hal ini sesuai dengan dikatakan Locke dalam Alwini 2003, bahwa pekerja lebih menyukai dan merasa puas dengan lingkungan fisik yang nyaman dan tidak berbahaya, suhu udara, penerangan atau kebisingan yang tidak ekstrim, ruangan bersih dengan fasilitas relatif modern dan peralatan serta perlengkapan kerja yang sesuai. Sesuai pendapat Azwar 1996 bahwa tuntutan kesehatan berkaitan dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan. Perkembangan teknologi harus selalu diperhatikan untuk kemajuan pelayanan kesehatan, karena merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tuntutan kesehatan.

5.5. Pengaruh Kompensasi Terhadap Komitmen dokter spesialis

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kompensasi dengan komitmen dokter spesialis BPK-RSUZA Banda Aceh, P= 0,023. Untuk seseorang lebih bisa bekerja dengan baik salah satunya adalah kompensasi, untuk itu perlu dipikirkan antara rumah sakit dan Pemda untuk Dona Fathia: Pengaruh Karakteristik Manajerial Rumah Sakit Terhadap Komitmen Dokter Spesialis Di BPK-RSU Dokter Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 menetapkan tunjangan Pemda bagi dokter spesialis. Bagi rumah sakit agar lebih terbuka dan pembagian dibicarakan bersama untuk dokter-dokter spesialis diserahkan kepada kepala SMF untuk mengaturnya. Faktor kompensasi terutama uang memang tidak dapat diabaikan dalam upaya meningkatkan komitmen dokter spesialis juga telah dikelola dengan baik oleh pihak manajerial dengan jalan memperkenalkan sistim insentif yang transparan, walaupun pada awalnya jumlah insentif yang dapat diberikan tidak segera naik secara drastis akan tetapi kepercayaan akan hasil yang lebih besar dapat dicapai bila bekerja lebih baik telah tumbuh. Kemudian penghargaan yang diberikan pada dokter spesialis juga merupakan kompensasi non materi yang disenangi dokter spesialis. Hasil penelitian Alwini 2003 tingkat kepuasan dokter spesialis berhubungan dengan gambaran karakteristik individu dan komitmen pada organisasi. Seperti yang dikatakan Siegel dan Lane dalam Alwini 2003, bahwa gaji atau imbalan akan mempunyai dampak terhadap motivasi kerjanya jika besarnya imbalan disesuaikan dengan tinggi prestasi kerjanya, yang penting sejauh mana gaji yang diterima dirasakan adil, jika gaji dipersepsikan sebagai adil didasarkan tuntutan pekerjaan tertentu, maka akan ada kepuasan. Sedangkan Locke dalam Robbin 2002 kepuasan kerja akan tercapai jika penggajian sesuai dengan tuntunan tugas, tingkat ketrampilan individu dan standar pelayanan umum. Dona Fathia: Pengaruh Karakteristik Manajerial Rumah Sakit Terhadap Komitmen Dokter Spesialis Di BPK-RSU Dokter Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 Menurut Bukit, Trisnantoro dan Meliala dikutip Trisnantoro 2005 faktor ekonomi bukannya satu-satunya faktor yang membuat dokter spesialis betah dirumah sakit, ternyata ada faktor lain yaitu; hubungan dokter-pasien, fasilitas rumah sakit, hubungan dengan teman sekerja, rasa aman dalam melakukan pekerjaan, pendapatan yang diperoleh, fasilitas yang diterima dirumah sakit, karakteristik pekerjaan, keberadaan dan pengakuan profesi dirumah sakit, keluarga, hingga ke masalah karier. Lekatompessy dan Trisnantoro 1999 dikutip Trisnantoro 2005 meneliti hubungan dokter spesialis dengan pendapat fungsional rumah sakit daerah diseluruh indonesia, para dokter spesialis di RSD belum tertarik bekerja penuh pada sektor pemerintah karena gaji yang kecil dan insentif yang rendah. Untuk mengatasi hal ini, dokter membuka praktik pribadi berdasarkan sistim fee-for- service. Adanya peraturan pemerintah berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 29 Tahun 2004 Pasal 37 ayat 2, untuk bekerja rangkap dirumah sakit swasta dianggap sebagai hal yang sangat menyenangkan. Hal ini sesuai penelitian Sandjana dikutip Trisnantoro 2005 menunjukkan bahwa kepuasan kerja cukup tinggi walaupun gaji rendah. Hal ini disebabkan oleh pola bekerja dirumah sakit pemerintah mempuyai kultur seperti yang diungkapkan oleh spesialis senior sebagai berikut: ...bekerja dirumah sakit pemerintah adalah pengabdian sedangkan mencari uangnya dilakukan di rumah sakit swasta... Dona Fathia: Pengaruh Karakteristik Manajerial Rumah Sakit Terhadap Komitmen Dokter Spesialis Di BPK-RSU Dokter Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 Walaupun pendapatan rendah di rumah sakit pemerintah, tetapi posisi dirumah sakit pemerintah terlebih yang bekerja sebagai dosen cenderung tidak mau meninggalkan pekerjaannya sebagai pegawai negeri.

5.6. Faktor Dominan yang Berpengaruh terhadap Komitmen Dokter Spesialis