Dimensi Komitmen TINJAUAN PUSTAKA

Hasil Penelitian Prambawati 2005, yang meneliti tentang upaya peningkatan pemanfaatan kamar operasi di instalasi bedah sentral RSU Haji Surabaya analisis kepuasan, harapan dan komitmen dokter spesialis terhadap rumah sakit menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara upaya peningkatan pemanfaatan kamar operasi memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan, harapan dan komitmen dokter spesialis. Jenis komitmen yang terbanyak diantara seluruh dokter spesialis adalah normative commitment.

2.6. Dimensi Komitmen

Menurut Subanegara 2005 yang mengutip pendapat Meyer dan Allen Komitmen terdiri dari tiga dimensi yaitu: a. Komitmen afektif Affective Commitment Melibatkan rasa memiliki dan terlibat didalam organisasi. Seseorang yang telah berada lama dalam organisasi seharusnya memiliki komitmen yang tinggi, jika diberikan penghargaan oleh organisasinya. Komitmen ini lebih bersifat mengikat karyawan. Seseorang tidak mau meninggalkan organisasi karena ia sangat menyakini bahwa rasa memiliki dan rasa tanggung-jawabnya terhadap pekerjaan menahannya untuk tidak melakukan itu. b. Komitmen kontinuans Continuance Commitment Dimensi komitmen atas dasar besar kecilnya pembiayaan yang akan ditanggung oleh karyawan jika meninggalkan organisasi. Tentu saja dalam hal ini erat kaitannya dengan kemampuan seseorang untuk memperhitungkan Dona Fathia: Pengaruh Karakteristik Manajerial Rumah Sakit Terhadap Komitmen Dokter Spesialis Di BPK-RSU Dokter Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 resiko yang akan diambilnya. Jadi yang menentukan komitmen adalah faktor rasional. Bisa saja dalam satu organisasi ada karyawan yang hanya memiliki komitmen ini, ia tidak mau ambil pusing dengan yang lainnya yang penting kebutuhannya untuk pembiayaan hidupnya bisa terpenuhi. c. Komitmen normatif Normative Commitment Komitmen ini lebih menekankan kepada keterlibatan perasaan dan menggambarkan dedikasi seseorang untuk tetap tinggal dan bekerja pada organisasinya. Seseorang akan tetap setia karena perasaannya memang mengatakan demikian. Komitmen ini merupakan komitmen yang paling tinggi. Dalam komitmen ini perasaan sangat mendominasi dan akan menimbulkan motivasi yang besar terhadap pekerjaan. Komitmen yang harus dibangun adalah komitmen afektif dan komitmen normatif, sebab kedua komitmen ini akan sangat kuat dan mengikat, hanya saja memerlukan kesabaran dan ketelitian untuk membangunnya dan membutuhkan waktu yang sangat lama, sebab kuncinya adalah membangun kepercayaan kepada organisasi.

2.7. Cara-Cara Peningkatan Komitmen Organisasi