Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komitmen

para residen di rumah sakit pendidikan, maka kemungkinan terjadilah apa yang disebut dengan perwakilan ke residen untuk menangani kasus dirumah sakit swasta. Akibatnya dokter spesialis sulit dijumpai di Rumah Sakit Umum Pendidikan RSUP, termasuk di poli spesialis yang seharusnya menjadi rujukan rumah sakit kelas C atau swasta dibawahnya Trisnantoro, 2005.

2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komitmen

Menurut DITJEN PUOD DEPDAGRI 2000 dan Subanegara 2005, Komitmen dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu: 1. Faktor personal Personal factor a. Usia Umumnya orang dengan usia lebih muda memiliki kategori kebutuhan yang berbeda. Pada usia 35 tahunan orang akan mulai mencari kebutuhan akan keamanan, kemapanan sedangkan diatas 50 tahun mulai mencari kebutuhan aktualisasi diri. Cepat lambatnya akselerasi perpindahan kebutuhan ini sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan dari karyawan yang bersangkutan. Perbedaan kebutuhan menyebabkan tingkat komitmen yang berbeda-beda antar satu karyawan dengan karyawan yang lain. b. Perasaan dan kecerdasan emosi Karyawan dengan kecerdasan emosi tinggi, dimana ia memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosinya, biasanya memiliki komitmennya tinggi, tidak mudah putus asa dan frustasi menghadapi Dona Fathia: Pengaruh Karakteristik Manajerial Rumah Sakit Terhadap Komitmen Dokter Spesialis Di BPK-RSU Dokter Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 tekanan yang cukup besar yang menimpa dirinya. Sebaliknya bagi karyawan atau staf dengan kecerdasan emosi yang rendah biasanya komitmennya rendah pula ia sangat sulit mengendalikan emosi, ia merasa dirinya yang paling benar, hanya mementingkan diri sendiri, mudah tersinggung sehingga akan sulit beradaptasi, selalu gelisah berada dalam lingkungan yang ia tempati sekarang akibatnya bisa dua macam, ia akan keluar dari organisasi atau ia tetap berada dalam organisasi tapi kemudian ia tidak produktif dan seringkali melakukan sabotase terhadap organisasi. c. Sifat Sifat atau kepribadiaan sesungguhnya terbentuk dari sejak usia nol tahun sampai tujuh tahun, setelah itu akan menetap sampai dewasa. Akibatnya dalam organisasi akan terjadi bermacam-macam nilai yang akan saling berbenturan dan dapat menimbulkan konflik yang berkepanjangan yang sangat sulit dipecahkan karena menyangkut nilai dasar seorang manusia. Manusia ada yang bersifat serakah, mau menang sendiri, tidak sensitif terhadap kepentingan orang lain, tidak pernah puas dengan apa yang didapat saat ini, dan akan melakukan segala cara untuk memuaskan keinginannya. 2. Faktor Organisasi a. Kepemimpinan Kepemimpinan dalam organisasi akan berpengaruh terhadap komitmen seseorang untuk tetap berada dalam organisasi tersebut. Jika pemimpin Dona Fathia: Pengaruh Karakteristik Manajerial Rumah Sakit Terhadap Komitmen Dokter Spesialis Di BPK-RSU Dokter Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 memiliki kepemimpinan yang baik maka sebenarnya dia sedang membentuk suatu kekuatan besar, karena dukungan datangnya dari komitmen karyawan yang senang memiliki pemimpin yang mereka dambakan. Namun sebaliknya kepemimpinan yang buruk akan tidak mendapat simpati dari karyawannya dan akan berakibat suasana kerja yang tidak nyaman bagi mereka. Terlepas baik atau buruknya insentif tetap saja komitmen akan menjadi longgar. b. Iklim bekerja Keadaan tempat bekerja, hubungan antar karyawan, kepercayaan kepada sistim, keterbukaan dan berbagai hal lainnya merupakan bagian dari iklim bekerja yang dapat meningkatkan komitmen. c. Kompensasi. “There are two things people want more than sex and money…recognition and praise”. Kutipan tersebut seperti yang diucapkan oleh Mary Kay Ash, Chairman Emeritus, Mary Kay Cosmetics. Kata-kata ini sebenarnya bertujuan menyatakan bahwa kompensasi yang diberikan oleh lembaga untuk karyawannya dapat berupa kompensasi uang atau non uang. Disini terjadi interaksi antara sifat karyawan dan jenis kompensasinya. Terdapat karyawan yang mengharapkan uang tetapi juga terdapat karyawan yang mengharapkan surga sebagai balasan atas kerja kerasnya di rumah sakit. Kombinasi antara kompensasi uang dan non uang ini dapat mempengaruhi komitmen. Masalah kompensasi ini menarik Dona Fathia: Pengaruh Karakteristik Manajerial Rumah Sakit Terhadap Komitmen Dokter Spesialis Di BPK-RSU Dokter Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 karena terjadi keadaan bahwa RSUP Pendidikan tidak dapat memberikan kompensasi materi yang cukup. Yang menarik, walaupun dibayar rendah ternyata dokter spesialis RSUP Pendidikan masih banyak yang puas dengan kondisi kerjanya. Walaupun dibayar dengan imbalan rendah, spesialis tidak mau keluar dari pegawai negeri karena status ini memberikan kompensasi lain diluar materi. Karena banyak faktor yang mempengaruhi komitmen seseorang pada organisasi, maka Meyer dan Allen menguraikan tiga Dimensi Komitmen dari komitmen organisasi yaitu: Komitmen Afektif, Komitmen Kontinuans, Komitmen Normatif. Menurut Darmadjaja 2001, komitmen dokter spesialis sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan yang dijalankan dirumah sakit tersebut, termasuk didalamnya bagaimana gaya kepemimpinan yang diterapkan dan bagaimana direktur memperlakukan dokter spesialis, baru kemudian suasana kerja yang nyaman terutama suasana non fisik yang didapat dari hubungan interpersonal yang harmonis, dan akhirnya sistim insentif yang transparan. Hasil penelitian Alwini 2003, disebutkan kepuasan kerja dokter spesialis ditentukan oleh dimensi pekerjaan itu sendiri, promosi, supervisi, rekan kerja, organisasi dan manajemen. Sedangkan untuk dimensi gaji dan kondisi kerja lebih banyak yang tidak puas. Faktor yang dominan yang berhubungan dengan kepuasan kerja dokter spesialis adalah komponen komitmen normatif. Dona Fathia: Pengaruh Karakteristik Manajerial Rumah Sakit Terhadap Komitmen Dokter Spesialis Di BPK-RSU Dokter Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 Hasil Penelitian Prambawati 2005, yang meneliti tentang upaya peningkatan pemanfaatan kamar operasi di instalasi bedah sentral RSU Haji Surabaya analisis kepuasan, harapan dan komitmen dokter spesialis terhadap rumah sakit menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara upaya peningkatan pemanfaatan kamar operasi memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan, harapan dan komitmen dokter spesialis. Jenis komitmen yang terbanyak diantara seluruh dokter spesialis adalah normative commitment.

2.6. Dimensi Komitmen