Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

2.8. Landasan Teori

Luthans 1996 mengatakan bahwa komitmen organisasi merupakan keadaan keinginan yang kuat para anggota organisasi untuk mengikat diri dalam sebuah organisasi secara sukarela dan berusaha secara keras untuk kepentingan organisasi. Hasil PRIMA atau ERROR Retensi Pegawai Produktivitas Pegawai KOMITMEN PEGAWAI Rasa Memiliki Pegawai Kepemimpinan Iklim Bekerja Dan Kompensasi Faktor Personal Staf Ket : = Tidak diteliti = Diteliti Sumber; Diamond Head Drill Kepemimpinan dalam Manajemen Rumah Sakit Subanegara, 2005 Gambar 2.1 Skema Komitmen Dona Fathia: Pengaruh Karakteristik Manajerial Rumah Sakit Terhadap Komitmen Dokter Spesialis Di BPK-RSU Dokter Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 Komitmen yang tinggi akan sangat menentukan tingkat retensi karyawan dan produktivitas kerja yang baik serta rasa memiliki. Hal-hal ini akan memberikan hasil berupa kinerja yang prima atau buruk. Retensi Pegawai adalah keterikatan karyawan dengan Rumah Sakit. Semakin tinggi komitmen maka akan semakin tinggi tingkat retensi karyawan. Sebagai contoh karyawan bagian kebersihan mungkin akan lebih memiliki komitmen dibanding karyawan lain karena karyawan tersebut akan kesulitan jika keluar dan mencari pekerjaan lain jika dibandingkan dengan level administrasi. Kebanyakan karyawan tentu akan berpikir jika keluar dari Rumah Sakit sulit mencari pekerjaan lain. Produktivitas pegawai, semakin tinggi komitmen yang dimiliki karyawan, maka akan semakin tinggi tingkat produktivitas pegawai. Pada kantor-kantor pemeritahan memang ada fenomena karyawan yang bolos dalam arti pada pagi hari masuk jam 7 pagi kemudian pergi keluar tanpa jelas kepentingannya dan jam 2 siang kembali ke kantor untuk presensi pulang. Di RSUD, tingkat produktivitas yang rendah dapat terjadi di dokter spesialis karena lebih senang merawat pasien diluar RSUD. Komitmen dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu: 1. Faktor personal Personal factor a. Usia Seseorang yang usianya lebih tua biasanya memiliki kategori kebutuhan yang berbeda. Pada usia muda mungkin yang dibutuhkan adalah Dona Fathia: Pengaruh Karakteristik Manajerial Rumah Sakit Terhadap Komitmen Dokter Spesialis Di BPK-RSU Dokter Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 kebutuhan fisiologis, sedangkan pada usia 35-an mulai mencari kebutuhan akan keamanan, kemapanan sedangkan diatas 50-an mulai mencari kebutuhan aktualisasi diri. Perpindahan kebutuhan juga ditentukan oleh pendidikan anggota organisasi. Kebutuhan yang berbeda-beda ini memicu perbedaan dalam komitmen organisasi. b. Perasaan dan kecerdasan emosi Karyawan dengan kecerdasan emosi tinggi, dimana ia memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosinya, biasanya memiliki komitmennya tinggi tidak mudah putus asa. Sebaliknya bagi karyawan dengan kecerdasan emosi yang rendah biasanya komitmennya rendah pula sulit mengendalikan emosi, mementingkan diri sendiri. c. Sifat Ada manusia yang bersifat serakah, tidak pernah puas dengan apa yang didapat dan akan melakukan segala cara untuk memuaskan keinginannya. 2. Faktor Organisasi a. Kepemimpinan Model kepemimpinan dari pemimpin puncak dan supevisor yang berbasis prinsip tentu akan lebih membangkitkan komitmen dibandingkan kepemimpinan yang bersifat bossy. b. Iklim bekerja Keadaan tempat bekerja, hubungan antar karyawan, kepercayaan kepada sistem, keterbukaan dan sebagainya merupakan bagian dari iklim bekerja yang dapat meningkatkan komitmen. Dona Fathia: Pengaruh Karakteristik Manajerial Rumah Sakit Terhadap Komitmen Dokter Spesialis Di BPK-RSU Dokter Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 c. Kompensasi Kompensasi yang diberikan oleh lembaga untuk karyawannya dapat berupa kompensasi uang atau non uang. Menurut Alwini, 2003 yang mengutip pendapat Allan Meyer, mengajukan 3 bentuk komitmen organisasi yang terdiri atas: a. Komitmen Afektif, yaitu keterikatan emosional, identifikasi dan keterlibatan dalam suatu organisasi. Individu menetap dalam suatu organisasi karena keinginan sendiri. b. Komitmen Kontinuans, yaitu komitmen individu yang didasarkan pada pertimbangan tentang apa yang harus dikorbankan bila akan meninggalkan organisasi. Dalam hal ini individu memutuskan menetap pada suatu organisasi karena menganggapnya sebagai suatu pemenuhan kebutuhan. c. Komitmen Normatif, yaitu keyakinan individu tentang tanggung jawab terhadap organisasi. Individu tetap tinggal pada suatu organisasi karena merasa wajib untuk loyal pada organisasi tersebut. Peraturan Pemerintah berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 29 Tahun 2004, pasal 37 ayat 2 yang menyatakan bahwa Surat izin praktik dokter atau dokter gigi hanya diberikan untuk tiga tempat UU RI No 29, 2004. Dengan adanya peraturan tersebut maka dokter spesialis boleh praktik di tiga tempat. Dona Fathia: Pengaruh Karakteristik Manajerial Rumah Sakit Terhadap Komitmen Dokter Spesialis Di BPK-RSU Dokter Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008

2.9. Kerangka Konsep