Konflik dengan rekan kerja adalah adanya ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota atau kelompok di tempat kerja. Responden yang merasakan
munculnya ketidaksesuaian atau konflik tinggi adalah sejumlah 45,7 dan yang merasakan konflik rendah adalah sejumlah 54,3. Distribusi responden
berdasarkan variabel individual disajikan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Karakteristik
Individual di RSUD Porsea
Variabel Individual Frekuensi Persentase
1. Dukungan Keluarga - Mendukung
- Kurang mendukung 41
29 58.6
41.4 2. Kejenuhan
-Rendah -Tinggi
36 34
51.4 48.6
3. Konflik -Rendah
-Tinggi 38
32 54.3
45.7
4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Dependen
Stres adalah hasil dari suatu interaksi yang unik antara kondisi stimulus dalam lingkungan dan kecendrungan individu menanggapi dengan cara tertentu.
Responden yang merasakan stres dalam melaksanakan kerja sebesar 37,1 dan yang tidak merasakan stres dalam melaksanakan pekerjaan adalah sejumlah
62,9. Distribusi responden berdasarkan variabel dependen disajikan pada Tabel 4.6.
Harlen Saragih: Pengaruh Karakteristik Organisasional Dan individual Terhadap Stres Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Porsea, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Dependen di RSUD Porsea
Variabel Dependen Frekuensi Persentase
Stres - Tidak
- Ya 44
26 62.9
37.1
4.5. Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen
Dari uji statistik Chi-Square terlihat bahwa secara statistik semua variabel independen, yaitu Variabel Karakteristik Organisasional dan Variabel
Karakteristik Individual berhubungan secara signifikan p 0,05 dengan variabel dependen, yaitu Variabel Kejadian Stres Pada Perawat. Hal ini dapat terlihat pada
Tabel 4.7. di bawah ini : Tabel 4.7. Hubungan Variabel Dependen dengan Variabel Independen
di RSUD Porsea
Variabel Dependen
Variabel Independen Nilai p
Keterangan
Variabel Organisasional
1. Otonomi 0,004
Berhubungan signifikan 2. Mutasi
0,002 Berhubungan signifikan
3. Karier 0,000
Berhubungan signifikan 4. Beban kerja
0,006 Berhubungan signifikan
5. Interaksi Perawat 0,011
Berhubungan signifikan
Variabel Individual
1. Dukungan keluarga 0,034
Berhubungan signifikan 2. Kejenuhan
0,008 Berhubungan signifikan
Kejadian Stres Pada
Perawat
3. Konflik 0,000
Berhubungan signifikan
Harlen Saragih: Pengaruh Karakteristik Organisasional Dan individual Terhadap Stres Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Porsea, 2008.
USU e-Repository © 2008
4.6. Analisis Multivariat
Dalam analisis multivariat kita ingin melihat variabel yang paling berpengaruh dan membuat persamaan akhir dengan regresi logistik. Pemilihan
analisis regresi logistik, disebabkan variabel dependennya kategorik.
Untuk mendapatkan faktor yang terbaik semua kandidat dicobakan secara bersama-sama. Faktor yang terbaik akan dipertimbangkan dengan p value,
variabel yang mempunyai P value 0,05 dikeluarkan dari model satu-persatu mulai dari p value terbesar, dapat dilihat pada Tabel 4.8
Tabel 4.8. Analisis Multivariat Pengaruh Variabel Karakteristik Organisasional tanpa variabel interaksi, beban kerja dan otonomi dan Karakteristik
Individual terhadap stres perawat di RSUD Porsea
Variabel Independen P value
Mutasi 0.029
Karier 0.005 Dukungan keluarga
0.036 Kejenuhan 0.006
Konflik 0.016
Tabel 4.8. menunjukkan bahwa ternyata dari hasil uji multivariat, variabel mutasi, peningkatan karier dukungan keluarga, kejenuhan dan konflik yang
berhubungan dengan kejadian stres pada perawat. Tahapan selanjutnya adalah melakukan uji interaksi antara variabel terpilih, seperti pada Tabel 4.9.
Harlen Saragih: Pengaruh Karakteristik Organisasional Dan individual Terhadap Stres Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Porsea, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel 4.9. Uji Interaksi faktor-faktor yang Memepengaruhi Kejadian stres pada perawat di RSUD Porsea
Variabel P value
Exp B
Mutasi by Karier 0.915
1.144 Mutasi by Dukungan Keluarga
0.554 1.831
Mutasi by Kejenuhan 0.199
3.452 Mutasi by Konflik
0.607 0.480
Karier by Dukungan Keluarga 0.291
2.924 Karier by Kejenuhan
0.288 0.201
Karier by Konflik 0.083
7.194 Dukungan Keluarga by Kejenuhan
0.348 2.233
Dukungan Keluarga by Konflik 0.203
2.227 Kejenuhan by Konflik
0.352 3.578
Pada tabel 4.9. terlihat bahwa semua interaksi mempunyai p value 0.05 yang artinya dari semua variabel yang secara uji multivariat berhubungan dengan
kejadian stres pada perawat tidak ada yang berinteraksi satu sama lain. Dengan kata lain tidak adanya perubahan pengaruh satu variabel independen terhadap
variabel independen yang lain.
Faktor yang Berhubungan dan yang Dominan dengan Kejadian stres
Setelah melalui tahapan-tahapan dalam uji multivariat didapat hasil faktor penentunya pada Tabel 4.10. seperti berikut ini :
Harlen Saragih: Pengaruh Karakteristik Organisasional Dan individual Terhadap Stres Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Porsea, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel 4.10. Analisis Multivariat Regresi Logistik antara Variabel Mutasi,
Peningkatan Karier, Dukungan keluarga, Kejenuhan dan Konflik Terhadap Kejadian Stress Pada Perawat , di RSUD Porsea
Variabel B
P value Exp B
Mutasi 1.697
0.029 5.457
Karier 2.088
0.005 8.068
Dukungan keluarga 1.684
0.036 5.385
Kejenuhan 2.164
0.006 8.702
Konflik 1.819
0.016 6.166
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari delapan variabel yang diduga berpengaruh dengan kejadian stress pada perawat di RSUD Porsea, ternyata hanya
lima variabel yang secara signifikan berpengaruh dengan kejadian stress pada perawat di RSUD Porsea yaitu :
1. Variabel Kejenuhan
2. Variabel Karier
3. Variabel Konflik
4. Variabel Mutasi
5. Variabel Dukungan Keluarga
Variabel independen karakteristk organisasional dari 5 variabel yaitu otonomi, mutasi, karier, beban kerja dan interaksi perawat yang paling dominan
menyebabkan stres adalah variabel karier dan variabel mutasi, sedangkan dari karakteristik individual dari 3 variabel yaitu dukungan keluarga, kejenuhan dan
Harlen Saragih: Pengaruh Karakteristik Organisasional Dan individual Terhadap Stres Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Porsea, 2008.
USU e-Repository © 2008
konflik dengan rekan kerja yang paling dominan menyebakan stres adalah ke tiga variabel yaitu variabel kejenuhan, variabel konflik dengan rekan kerja serta
variabel dukungan keluarga. Perawat yang merasakan adanya kejenuhan berpeluang mengalami stres
sebesar 8,702 kali dibandingkan dengan perawat yang tidak merasa jenuh dalam bekerja setelah dikontrol varaiabel mutasi, peningkatan karier, dukungan keluarga,
dan konflik. Demikian juga pada variabel Peningkatan Karier, perawat yang merasa tidak ada peningkatan karier di RSUD Porsea berpeluang 8,068 kali
mengalami stres dibandingkan dengan perawat yang merasa ada peningkatan karier setelah dikontrol varaibel mutasi, dukungan keluarga, kejenuhan dan
konflik. Perawat yang merasakan adanya konflik di tempatnya bekerja berpeluang
6,166 kali mengalami stres dibandingkan dengan dengan perawat yang yang tidak merasakan adanya konflik setelah mengontrol variabel mutasi, peningkatan karier,
dukungan keluarga dan kejenuhan. Responden yang merasakan bahwa mutasi yang terjadi selama ini kurang berpeluang 5,457 kali mengalami stres
dibandingkan dengan yang merasakan bahwa mutasi yang terjadi baik setelah dikontrol variabel peningkatan karier, dukungan keluarga, kejenuhan dan konflik.
Perawat yang tidak mendapat dukungan keluarga dalam bekerja berpeluang mengalami 5,385 kali stres setelah dikontrol variabel mutasi, peningkatan karier,
kejenuhan dan konflik dengan rekan kerja.
Harlen Saragih: Pengaruh Karakteristik Organisasional Dan individual Terhadap Stres Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Porsea, 2008.
USU e-Repository © 2008
Dapat diambil kesimpulan dari variabel independen yaitu karakteristik organisasional otonomi, mutasi, karier, beban kerja dan interaksi perawat yang
paling berpengaruh menyebabkan stres kerja adalah variabel karier dan variabel mutasi sedangkan karakteristik individual dukungan keluarga, kejenuhan dan
konflik dengan rekan kerja seluruh variabel berpengaruh menyebabkan stres kerja. Dari seluruh variabel independen baik karakteristik organisasional dan
karakteristik individual yang paling dominan dalam mempengaruhi kejadian stress pada perawat di RSUD Porsea adalah karakteristik individual yakni variabel
kejenuhan karena Exp B nya lebih besar yaitu 8,702.
Harlen Saragih: Pengaruh Karakteristik Organisasional Dan individual Terhadap Stres Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Porsea, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1.Gambaran Karakteristik Responden
Karakteristik responden dapat dilihat berdasarkan pendidikan, jenis kelamin dan berdasarkan unit kerja. Berdasarkan pendidikan lebih banyak responden
berpendidikan SPK yaitu 57,14 hal ini terjadi karena responden kebanyakan yang sudah lama bertugas di RSUD Porsea yaitu sejak beroperasi tahun 1982 dan
pada saat itu belum ada pendidikan Akademi Perawat dan S1 Keperawatan yang berdiri, sedangkan perempuan 97,14 hal ini terjadi karena pada umumnya di
Indonesia lebih banyak perempuan yang memasuki lembaga kependidikan keperawatan dan menjadi seorang perawat. Unit kerja responden lebih banyak
bertugas di ruang penyakit dalam, hal ini terjadi karena lebih banyak pasien yang di rawat di ruangan penyakit dalam dibanding dengan ruang perawatan lain yang
ada di RSUD Porsea.
5.2. Otonomi kemandirian Perawat
Otonomi adalah kemandirian perawat dalam menjalankan tugasnya serta tidak membutuhkan pengawasan yang ketat dari atasannya. Berdasarkan hasil
wawancara diketahui bahwa responden yang bekerja secara mandiri sebanyak 52.9 dan yang bekerja kurang mandiri sebanyak 47,1.
Selanjutnya diketahui bahwa responden yang bekerja secara mandiri adalah sekitar 78.4 tidak mengalami kejadian stress, sementara responden yang tidak
mandiri 54.5 mengalami stres. Berdasarkan hasil analisis bivariat uji Chi
Harlen Saragih: Pengaruh Karakteristik Organisasional Dan individual Terhadap Stres Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Porsea, 2008.
USU e-Repository © 2008