baik yang bekerja atau tidak. Sehingga kerja akan memberi isi dan makna dari kehidupan manusia yang bersangkutan.
b. Baik pria maupun wanita menyukai pekerjaan. Kalaupun orang tersebut
tidak menyukai pekerjaan, hal ini biasanya disebabkan kondisi psikologis dan sosial dari pekerjaan itu.
c. Moral dari pekerja tidak mempunyai hubungan langsung dengan kondisi
material yang menyangkut pekerjaan tersebut. d.
Insentif dari kerja banyak bentuk dan tidak selalu tergantung pada uang. Insentif ini adalah hal-hal yang mendorong tenaga kerja untuk bekerja
lebih giat.
2.3.1. Kondisi Kerja dan Beban Kerja
Menurut Munandar AS 2001, kondisi kerja meliputi variabel lingkungan fisik kerja dan kondisi lama waktu kerja. Dapat dijelaskan bahwa variabel-
variabel tadi dapat mempengaruhi sikap dan perilaku kerja. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam kondisi kerja yang sesuai dengan situasi organisasi
tertentu termasuk bagaimana biasanya pekerjaan dilakukan, karakteristik tenaga kerja yang terlibat dan aturan standar eksternal yang sesuai. Dalam Psikologi
industri 1998, kondisi kerja yang buruk berpotensi menyebabkan pekerja mudah sakit, mengalami stres psikologis dan menurunkan produktivitas kerja.
Rancangan kantor memberikan pengaruh pada produktivitas juga. Schultz 1982 mengajukan hasil suatu penelitian di Amerika serikat tentang pengaruh
kantor yang dirancang seperti pemandangan alam. Kantornya terdiri dari ruangan
Harlen Saragih: Pengaruh Karakteristik Organisasional Dan individual Terhadap Stres Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Porsea, 2008.
USU e-Repository © 2008
yang luas, tidak ada dinding-dinding yang membagi ruangan ke dalam kamar- kamar terpisah. Semua karyawan dari pegawai rendah sampai menengah
dikelompokkan ke dalam satuan-satuan kerja fungsional, masing-masing dipisahkan dari satuan-satuan lainnya dengan pohon-pohon pendek dan
tanaman, kasa jendela yang rendah, lemari-lemari pendek dan rak buku. Kantor ”pemandangan alam ini” dikatakan dapat melancarkan komunikasi dan alur kerja.
Disamping itu, keterbukaan menunjang timbulnya keikatan dan kerjasama kelompok serta mengurangi rintangan-rintangan psikologis antara manajemen dan
karyawan. Kondisi lingkungan kerja, dapat menyebabkan ketidaknyamanan seseorang
dalam menjalankan pekerjaannya misalnya suhu udara dan kebisingan, karena beberapa orang sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan Muchinsky dalam
Margiati, 1999. Lazarus dan Folkman 1984, menyatakan timbulnya suatu ransangan dari lingkungan eksternal dan internal yang dirasakan oleh individu
melalui sikap tertentu apakah menimbulkan stres, bergantung pada penilaian kognitif individu tentang situasi.
Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit stres. Beban kerja dapat dibedakan lebih lanjut ke dalam beban kerja
berlebihterlalu sedikit ”kuantitatif”, yang timbul sebagai akibat dari tugas-tugas yang terlalu banyaksedikit diberikan kepada tenaga kerja untuk diselesaikan
dalam waktu tertentu, dan beban kerja berlebihterlalu sedikit ”kualitatif”, yaitu jika orang merasa tidak mampu untuk melakukan suatu tugas, atau tugas tidak
Harlen Saragih: Pengaruh Karakteristik Organisasional Dan individual Terhadap Stres Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Porsea, 2008.
USU e-Repository © 2008
menggunakan keterampilan dan atau potensi dari tenaga kerja. Disamping itu beban kerja berlebih kuantitatif dan kualitatif dapat menimbulkan kebutuhan
untuk bekerja selama jumlah jam yang sangat banyak, yang merupakan sumber tambahan terjadinya stres.
Everly dan Girdano dalam Munandar, 2001 menambahkan kategori lain dari beban kerja, yaitu kombinasi dari beban kerja berlebih kuantitatif dan kualitatif.
Beban kerja berlebih secara fisik maupun mental, yaitu harus melakukan terlalu banyak hal, merupakan kemungkinan sumber stres pekerjaan. Unsur yang
menimbulkan beban berlebih ialah desakan waktu, yaitu setiap tugas diharapkan dapat diselesaikan secepat mungkin secara tepat dan cermat. Pada saat-saat
tertentu, dalam hal tertentu waktu akhir dead line justru dapat meningkatkan motivasi dan menghasilkan prestasi kerja yang tinggi. Namun, bila desakan waktu
menyebabkan timbulnya banyak kesalahan atau menyebabkan kondisi kesehatan seseorang berkurang, maka ini merupakan cerminan adanya beban berlebih
kuantitatif. Beban kerja terlalu sedikit kualitatif merupakan keadaan dimana tenaga kerja
tidak diberi peluang untuk menggunakan keterampilan yang diperolehnya, atau untuk mengembangkan kecakapan potensialnya secara penuh. Beban terlalu
sedikit disebabkan kurang adanya rangsangan akan mengarah ke semangat dan motivasi yang rendah untuk kerja. Tenaga kerja akan merasa bahwa ia ”tidak
maju-maju”, dan merasa tidak berdaya untuk memperlihatkan bakat dan keterampilannya Sutherland dan Cooper dalam Munandar, 2001.
Harlen Saragih: Pengaruh Karakteristik Organisasional Dan individual Terhadap Stres Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Porsea, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.3.2. Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap