Saran untuk Karakteristik Individual :

4. Ada pengaruh karakteristik organisasional mutasi seorang perawat dalam melaksanakan pekerjaannya terhadap stres kerja di ruang rawat inap RSUD Porsea. 5. Ada pengaruh karakteristik individual dukungan keluarga seorang perawat dalam melaksanakan pekerjaannya terhadap stres kerja di ruang rawat inap RSUD Porsea.

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan diatas, bahwa karakteristik individual lebih dominan pengaruhnya menyebabkan stres kerja perawat dibanding karakteristik organisasional, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

6.2.1. Saran untuk Karakteristik Individual :

1. Kejenuhan. Salah satu alasan terbesar munculnya kejenuhan perawat adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Solusi yang cepat diperlukan untuk meringankan kejenuhan, untuk itu pihak manajemen RSUD Porsea perlu mencari penyebab dan cara mengatasi kejenuhan yang dialami oleh seorang perawat baik dengan cara melakukan variasi pekerjaan kepada perawat atau memberikan kesempatan kepada perawat untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Mengatasi kejenuhan yang dialami oleh perawat, perawat disarankan melakukan : a. Menyesuaikan diri dengan jadwal kerja, kurangi stres ketika merawat pasien sekarat atau kritis dengan bekerja sama dengan perawat lain. Harlen Saragih: Pengaruh Karakteristik Organisasional Dan individual Terhadap Stres Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Porsea, 2008. USU e-Repository © 2008 b. Melibatkan diri dengan kegiatan di luar atau bekerja suka rela yang tidak berhubungan dengan bidang perawatan kesehatan. c. Mengambil waktu istirahat atau libur untuk bepergian atau rileks. d. Berolahraga. e. Memelihara pola tidur yang teratur. 2. Konflik dengan rekan kerja. Konflik terjadi karena seseorang memiliki kebutuhan, keinginan dan kepentingan yang harus dipuaskan dan hal tersebut terancam karena adanya tindakan, ucapan atau keputusan orang lain. Manajemen RSUD Porsea perlu menyelesaikan konflik yang dialami oleh perawat dengan metode sebagai berikut : 1. Dominasi atau penekanan dengan cara : a. Penenangan smoothing, merupakan cara yang lebih diplomatis b. Penghindaran avoidance, manajer menghindar untuk mengambil posisi yang tegas c. Aturan mayoritas majority rule, melakukan pemungutan suara voting melalui prosedur yang adil. 2. Kompromi. Manajer mecoba menyelesaikan konflik melalui jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak yang bertikai. 3. Pemecahan masalah integratif secara menyeluruh. Konflik antar kelompok diubah menjadi situasi pemecahan masalah bersama melalui Harlen Saragih: Pengaruh Karakteristik Organisasional Dan individual Terhadap Stres Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Porsea, 2008. USU e-Repository © 2008 teknik-teknik pemecahan masalah. Ada tiga macam metode penyelesaian integratif yaitu : 4. Langsung satu sama lain, dan dengan kepemimpinannya yang terampil serta kesediaan untuk menerima Konsensus. Kedua belah pihak bertemu bersama untuk mencari penyelesaian terbaik masalah mereka dan bukan mencari kemenangan satu pihak. 5. Konfrontasi. Kedua belah pihak menyatakan pendapatnya secara penyelesaian. 6. Penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi. Dapat juga menjadi metode penyelesaian konflik bila tujuan tersebut disetujui bersama. 3. Dukungan Keluarga. Manajemen RSUD Porsea perlu melakukan sosialisasi terhadap seluruh keluarga perawat tentang apa tugas dan tanggung jawab seorang perawat yang bekerja di sebuah rumah sakit.

6.2.2. Saran untuk Karakteristik Organisasional :