Ruang Lingkup Pembahasan Metode Penelitian

Oleh karena itu dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba menggambarkan perilaku On dan Giri tersebut melalui novel Samurai Kazegatana karya Ichirou Yukiyama. Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba menjawab masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep On dan Giri dalam pemikiran dan moral masyarakat Jepang? 2. Bagaimana pencerminan On dan Giri didalam novel Kazegatana tersebut melalui interaksi para tokoh cerita?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dari permasalahan-permasalahan yang ada, maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak menjadi terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga penulis dapat terarah dan terfokus. Dalam penulisan skripsi ini, penulis memulai dari lingkup pembahasan yang difokuskan pada analisis perilaku On dan Giri oleh delapan tokoh cerita dalam novel Samurai Kazegatana berdasarkan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan semiotik, serta bagaimana kondisi masyarakat Jepang pada masa zaman feodal yang dijadikan latar didalam novel tersebut. Untuk kelengkapan dalam pembahasan, maka penulis juga akan menjelaskan tentang defenisi On dan Giri.

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka

Menurut de Saussure dalam Endraswara 2003:64 telaah semiotik adalah karya sastra memiliki hubungan antara penanda signifiant dan petanda signifie. Penanda adalah aspek formal atau bentuk tanda, sedangkan petanda adalah aspek makna atau konseptual dari penanda. Sedangkan menurut Teew 1984:57, Semiotik adalah sistem tanda sign, dan tanda merupakan kesatuan antara dua aspek yang tidak terpisahkan satu sama lain, yaitu Universitas Sumatera Utara signifiant penanda dan signifie petanda. Signifiant adalah aspek moral atau bunyi pada tanda itu dan signifie adalah aspek kemaknaan atau konseptualnya. Menurut Barthes Kurniawan, 2001:56, tanda akan memuat empat substansi yaitu: 1. Substansi eksperesi, misalnya suara dan artikulator. 2. bentuk eksperesi yang dibuat dari aturan-aturan sintagmatik dan paradigmatik. 3. substansi isi, diantaranya adalah aspek-aspek emosional, ideologis, dan pengucapan sederhana dari petanda, yaitu makna positif. 4. bentuk isi yaitu susunan formal petanda di antara petanda-petanda itu sendiri melalui hadir tidaknya sebuah tanda semantik. Sedang sastra adalah merupakan sebuah lambang Luxemburg, 1984:44. Lambang dalam sebuah karya sastra adalah lambang bahasa mencerminkan sebuah nilai budaya dan moral. Dengan kata lain, semiotik adalah model penelitian sastra berdasarkan tanda atau simbol yang terdapat dalam karya sastra. Tanda-tanda tersebut telah diatur oleh pengarang sehingga ada sistem, konvensi, dan aturan-aturan yang harus dimengerti oleh peneliti. Sedangkan karya sastra itu sendiri adalah refleksi pemikiran, perasaan, dan keinginan pengarang lewat bahasa yaang dimengerti oleh sipenerima tanda atau penanda. Novel merupakan salah satu hasil karya sastra yang bersifat fiksi yang tertulis dan naratif dalam bentuk cerita yang didalamnya terdapat nilai-nilai budaya, sosial, moral, dan pendidikan. Lewat novel “Samurai Kazegatana” yang dibahas peneliti dalam penulisan skripsi ini akan membahas tentang konsep On dan Giri yang merupakan konsep yang terdapat pada masyarakat Jepang. Konsep On dan Giri merujuk pada suatu konsep pemberian. Pemberian adalah bagian dari suatu sistem tukar menukar yang saling mengimbangi dimana kehormatan dari sipemberi dan sipenerima terlibat didalamnya. Dengan kata lain segala bentuk pemberian selalu diikuti dengan sesuatu pemberian kembali atau imbalan. Universitas Sumatera Utara Dari konsep-konsep On pada masyarakat Jepang dapat dipandang dari tiga sudut, yaitu: pertama secara Universal On berarti hutang yang telah terdapat dalam pemikiran asli Jepang. Kedua secara harfiah dari karakter kanji On mengandung pengertian kebaikan atau berkah. Ketiga dari sudut pemikiran Buddha, On adalah mengacu kepada hutang seseorang terhadap manusia dalam konteks tanggung jawab terhadap Buddha.

2. Kerangka Teori

Penelitaian kebudayaan ini dilakukan melalui novel yang merupakan sebuah karya sastra yang bergenre karya fiksi. Setiap penelitian diperlukan suatu teori pendekatan yang menjadi suatu acuan bagi penulis dalam menganalisis masalah yang dibahas. Semiotik sastra adalah penelitian yang terfokus pada tanda atau lambang. Metode telaah Semiotik adalah pemahaman makna karya sastra melalui tanda atau simbol. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa bahasa adalah sistem tanda sign, dan tanda merupakan kesatuan antara dua aspek yang tidak terpisahkan satu sama lain, yaitu signifiant penanda dan signifie petanda. Signifiant adalah aspek moral atau bunyi pada tanda itu dan signifie adalah aspek kemaknaan atau konseptualnya Teew, 1984:57. Namun, signifiant tidaklah identik dengan bunyi dan signifie bukanlah makna denotatif. Keduanya adalah sesuatu atau benda yang diacu oleh tanda tersebut. Menurut pandangan ini sastra adalah sebuah sistem sekunder karena semiotik mempelajari bahasa alami yang dipakai dalam sastra. Ilmu tanda-tanda dan lambang-lambang menganggap bahwa fenomena sosial masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda atau lambang. Oleh karena itu, didalam sebuah karya sastra tanda-tanda tersebut disimbolkan berupa kata-kata dan bahasa. Maka kata-kata atau bahasa yang terdapat dalam novel tersebut disimbolkan sebagai tanda yang akan diinterprestasikan. Berdasarkan pendekataan semiotik ini maka segala hal yang berhubungan dengan nilai budaya dianggap suatu tanda, dan tanda tersebut akan di interprestasikan sebagai wujud refleksi dari adanya perilaku On dan Giri. Sehingga dengan pendekatan semiotik penulis Universitas Sumatera Utara dapat mengetahui perilaku On dan Giri yang digambarkan melalui perilaku tokoh cerita dalam novel Kazegatana.

1.5. Tujuan Penelitan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui secara umum tentang konsep On dan Giri pada masyarakat Jepang. 2. Untuk mengetahui bagaimana cerminan perilaku On dan Giri yang digambarkan oleh Ichirou Yukiyama dalam novel Samurai Kazegatana.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: 2. Bagi pembaca diharapkan dapat mengingatkan bahwa dalam sastra terdapat nilai budaya dan nilai yang dapat dipelajari. 3. Bagi pembaca diharapkan dapat memberikan kesadaran tentang konsep on dan Giri dalam berinteraksi dengan orang Jepang.

1.6. Metode Penelitian

Penelitian riset adalah penggunaan metode ilmiah yang bersifat formal dan sistematis untuk mempelajari masalah. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian pada umumnya yaitu pemilihan dan pembatasan masalah, pelaksanaan prosedur-prosedur penelitian pengumpulan data, pembuatan analisis data dan pembuatan atau penarikan kesimpulan Sumanto, 1990:4. Berdasarkan metode penelitian yang dipakai, penelitian ini merupakan penelitian sejarah Historical Research yaitu penelitian yang berkaitan dengan penyelidikan, Universitas Sumatera Utara pemahaman dan penjelasan kejadian-kejadian masa lampau. Tujuan penelitian sejarah adalah untuk mencapai kesimpulan sehubungan dengan sebab, akibat kecenderungan dari masa lampau yang dapat membantu menjelaskan kejadian masa kini dan mengantisipasi kejadian yang akan datang. Pada penelitian sejarah dikenal dengan adanya data primer dan sekunder. Sumber data primer merupakan informasi dari “tangan pertama” misalnya: laporan saksi mata, dan dokumen asli. Sedangkan sumber data sekunder adalah informasi dari “tangan kedua” Sumanto, 1990. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul “Samurai Kazegatana karya Ichirou Yukiyama” yang diterbitkan oleh Qanita PT. Mizan Pustaka Anggota IKAPI, Bandung pada tahun 2009 setelah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan teknik studi kepustakaan library research, dengan mengambil sumber acuan dari berbagai buku dan artikel yang berhubungan dengan konsep On dan Giri, budaya Jepang, Sejarah Jepang serta buku panduan lainnya dan penelusuran melalui media internet sebagai literatur tambahan. Semua buku tersebut penulis peroleh dari fasilitas yang tersedia di perpustakaan umum Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Konsulat Jendral Jepang Medan, juga dari berbagai jurnal, artikel, dan berbagai situs internet. Universitas Sumatera Utara

BAB II NOVEL SAMURAI KAZEGATANA DAN KONSEP ON DAN GIRI

2.1. Latar Novel Samurai Kazegatana

Menurut Ikram 1980:21, setting adalah tempat secara umum dan waktu atau masa terjadi. Menurut Welleck 1989:24, latar adalah lingkungan, terutama dalam lingkungan rumah tangga, dan merupakan metonimi, metafora, dan pertanyaan dari watak. Menurut Esten 1982:92-93, setting dapat merupakan pernyataan dari sebuah keinginan manusia. Ia merupakan latar alam sebagai proyeksi dari keinginan. Latar sosial adalah keinginan sosial, tempat tokoh itu bermain. Yang dimaksud dengan latar sosial dalam hal ini tidak hanya menyangkut kelas sosial dari masyarakat, tetapi juga lingkungan masyarakat. Setting memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh ada dan terjadi. Dengan demikian pembaca merasa dipermudah untuk menggunakan Universitas Sumatera Utara