41
Faktor lain yang digunakan untuk mempertinggi efektifitas proses belajar- mengajar, seperti: ekstrakurikuler.
Unsur-unsur penting dalam administrasi pendidikan umumnya dikelompokkan menjadi administrasi murid, personil, kurikulum, material dan
keuangan serta
administrasi pelayanan khusus Rifai: 1982: 107. Administrasi murid meliputi bimbingan belajar mencakup pengaturan kegiatan-
kegiatan yang harus dan yang dapat dilakukan oleh setiap murid. Pengaturan kegiatan ekstrakurikuler, pengaturan BP Bimbingan dan Penyuluhan.
Administrasi personil meliputi semua unsur manusia yang tercakup dalam kegiatan administrasi, yaitu guru, pegawai dan murid. Kaitannya dengan
proses administrasi, administrasi guru mencakup proses mengajar guru, penilaian oleh guru maupun waktu kinerja guru Rifai: 1982: 110. Administrasi
kurikulum mencakup
pengadministrasian kegiatan
belajar-mengajar, menyusun program tahunan atau bulanan, mengadakan mencatat,
mengerjakan dan melaporkan hasil ulangan, menyusun daftar buku yang diperlukan untuk belajar siswa Rifai: 1982: 115.
7. Tinjauan Tentang Kompetensi Siswa
Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi dan keadaan di dalam pekerjaannya. Kompetensi
seseorang dapat dilihat dari tingkat kreativitas yang dimilikinya serta inovasi- inovasi yng diciptakan dan kemampuannya dalam menyelesaikan suatu
masalah. Kompetensi seseorang selalu berproses dan meningkat jika melakukan kegiatan atau pekerjaan yang membutuhkan kemampuan yang
lebih tinggi dari sebelumnya.
42
Terdapat tiga hal pokok yang tercakup dalam pengertian kompetensi, yaitu: a. Kompetensi merupakan gabungan berbagai karakteristik individu.
Kompetensi tidak terdiri dari satu karakteristik saja. Kompetensi merupakan gabungan dari pengetahuan, keterampilan, sikap, dan karakteristik dasar
lainnya dari individu. b. Kompetensi selalu berkaitan dengan kinerja perilaku. Kompetensi tampil dalam bentuk kinerja perilaku yang dapat
diobservasi dan diukur measurable. Potensi yang belum ditampilkan dalam bentuk perilaku yang dapat observasi diukur tidak dapat dikategorikan
sebagai kompetensi. c. Kompetensi merupakan kriteria yang mampu membedakan mereka yang memiliki kinerja yang unggul dan yang rata-rata.
Kompetensi bukan sekedar aspek-aspek yang menjadi prasyarat suatu jabatan, tetapi merupakan aspek-aspek yang menentukan optimalitas
keberhasilan kinerja. Hanya karakteristik-karakteristik yang mendasari kinerja yang berhasil efektif yang dapat dikategorikan sebagai kompetensi.
Karakteristik yang mendasari kinerja yang tidak efektif tidak dapat
dikategorikan ke dalam kompetensi. Ciri-ciri siswa yang berkompeten yaitu memiliki pandangan yang beragam dan berpengetahuan, memahami ilmu
secara mendalam sesuai bidangnya, dapat berkomunikasi secara aktif dan cepat beradapatasi, serta selalu mengembangkan ilmu Osborne: 1992: 50.
Kompetensi peserta didik adalah kemampuan yang harus dimiliki dicapai peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Kemampuan tersebut
adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Seseorang yang telah
memiliki kompetensi dalam bidang tertentu bukan hanya mengetahui, tetapi juga dapat memahami dan menghayati bidang tersebut yang tercermin dalam
43
pola perilaku sehari-hari. Menurut Hall Jones 1986: 15 tentang kompetensi adalah sebagai berikut : “Competence is abroad capacities as fully human
attribute. Competence is supposed to include all ‘qualities of personal effectiveness that are required in the workplace’, it is certain that we have here
a very diverse set of qualities indeed: attitudes, motives, interests, personal attunements of all kinds, persceptiveness, receptivity, maturity, kinds of
personal identification, etc – as well as knowledge, understandings, action, and skills”. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa kompetensi sebagai
pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat
diamati dan diukur. Kompetensi adalah perpaduan antara pengetahuan, kemampuan dan
penerapan kedua hal tersebut dalam melaksankan tugas di lapangan kerja. Kompetensi dari seseorang terpengaruh dari faktor bawaan setiap individu,
seperti motif, sikap, kepentingan. Kompetensi dari seseorang selain dipengaruhi oleh faktor bawaan, tentunya juga didukung dan dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar, kepentingan pribadi seseorang dan didukung oleh faktor pendidikan. Kompetensi siswa merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang khususnya para siswa baik berupa pengetahuan, kemampuan, maupun keterampilan untuk melakukan suatu tugas tertentu khususnya di
lapangan kerja yang merupakan hasil dari proses pereduksian antara bawaan lahir seseorang dan didukung oleh adanya pendidikan.
Pendapat tokoh lain tentang pengertian kompetensi tersebut dikemukakan oleh MC Ashan 1990: 38, berpendapat bahwa “Competence is
a knowladge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, wich
44
become, part of this or being to the extent he or she can satisfactory perform particular cognitive, afective and pshychmotoric behaviors”. Pernyataan
tersebut mengemukakan bahwa kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang
yang menjadi bagian dari dirinya. Pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang sebagai wujud dari kompetensi
yang ada pada diri seseorang tersebut dapat mendukung seseorang dapat melakukan prilaku kognitif, afektif dan psikomotor dengan sebaik-baiknya,
dengan kata lain untuk mengetahui seberapa besar tingkat penguasaan seseorang baik pengetahuan, keterampilan akan suatu subjek materi yang
telah diperoleh dari suatu proses belajar yang dapat dilihat dari 3 macam aspek penilaian, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor.
Semeijn: 2004: 266 Mengemukakan bahwa “Competence is regularly equated to “skill” or “qualification”; The concept of competence is
also used in perspective of “human resources”; as such, the potential behaviour of individuals in their working environment and also the discipline
which is specialized in the use of relevant knowledge”. Kompetensi dapat diartikan sebagai keterampilan dan kualifikasi dari kemampuan atau skills
seseorang. Kompetensi juga dapat digunakan untuk mengetahui prilaku potensial yang dimiliki oleh setiap individu. Konsep kompetensi juga dapat
digunakan sebagai perspektif dari sumber daya manusia dalam mengetahui prilaku atau kegiatan individu dalam kinerja mereka di lingkungan kerja,
lingkungan masyarakat dalam penerapan, penggunaan atau relevansi pengetahuan yang dimiliki. Definisi kompetensi juga dapat berfungsi sebagai
prilaku kerja dan kualifikasi individu dalam rangka melakukan pekerjaan.
45
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang suatu hal tentunya memiliki keterkaitan dengan penelitian-penelitian lain yang akan saling mendukung, adapun penelitian
yang relevan dengan penelitian tersebut, antara lain : 1. Yudhi Agussationo 2010 meneliti tentang Evaluasi Pelaksanaan Uji
Kompetensi Siswa SMK Negeri Se-Kota Yogyakarta Bidang Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Tahun Ajaran 20092010. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan uji kompetensi siswa SMK Negeri Se-Kota Yogyakarta Bidang Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga
Listrik Tahun Ajaran 20092010. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi menggunakan model
CIPP aspek hasil menggunakan pendekatan deksriptif kuantitatif. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan antara lain kesiapan Siswa SMK Negeri
se-Kota Yogyakarta secara keseluruhan termasuk siap 74.02. 2. Asri Budiningsih 2011 meneliti tentang Karakteristik Siswa Sebagai
Pijakan Dalam Penelitian Metode Pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter-karakter siswa dan lingkungannya yang
menghambat dalam proses pembelajaran. Penelitian ini merupakan peneltian deskriptif yang pengambilan datanya dilakukan secara observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran saat ini kurang tanggap terhadap kemajemukan individu dan lingkungan
dimana siswa berada. Pembelajaran demikian kurang ada manfaatnya bagi siswa. Agar pembelajaran bermakna, perlu dirancang dan dikembangkan
berdasarkan pada kondisi siswa sebagai subjek belajar dan komunitas budaya di mana siswa berada. Siswa adalah manusia yang memiliki