Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan Penelitian Siklus I

66 anak masih menerapkan peringatan oleh guru bahwa anak tidak boleh ini, tidak boleh itu dan larangan-larangan yang diberikan tanpa memberikan penerapan langsung. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anak masih belum mencapai perkembangan moral dengan baik. Dari 14 anak, perkembangan moralnya masih dalam kriteria rendah. Hal ini menjadi suatu dasar peneliti untuk dijadikan sebagai bahan refleksi untuk menentukan perencanaan dalam pembelajaran pada Siklus I. Mengingat perkembangan moral bukan sesuatu yang dapat dinilai dengan angka, maka perlu dilakukan usaha untuk membangun iklim pembelajaran yang kondusif yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan moral anak. Pembelajaran yang diterapkan yaitu menggunakan metode bermain peran di Kelompok Bermain Nurul Hikmah Surobayan pada anak usia 3-4 tahun. Dengan menggunakan metode bermain peran diharapkan anak dapat mengembangkan moral secara optimal.

3. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui 3 Siklus dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Masing-masing proses penelitian dalam satu sklus yaitu terdiri dari 3 kali pertemuan. Kegiatan Siklus I dilakukan pada tanggal 20 April 2015 sampai 22 April 2015. Kegiatan Siklus II yaitu dilakukan pada tanggal 27 April 2015 sampai 29 April 2015 Sampai, dan Siklus III dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2015 sampai 6 Mei 2015. Berikut gambaran penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan peneliti. 67

1. Pelaksanaan Penelitian Siklus I

a. Perencanaan Tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: 1. Peneliti berkolaborasi dengan guru untuk penelitian yang dilakukan. 2. Peneliti menyusun Rencana Kegiatan Harian dibersamai guru kelas. 3. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran. 4. Mempersiapkan lembar observasi untuk melihat perkembangan moral anak. 5. Menyiapkan alat untuk mendokumentasikan jalannya kegiatan pembelajaran. b. Pelaksanaan 1. Penelitian Tindakan 1 Siklus I Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 20 April 2015 dengan tema pekerjaan, sub tema dokter, sub-sub tema menjenguk orang sakit. Jumlah anak yang mengikuti pembelajaran pada tindakan 1 Siklus I sebanyak 14 anak. berikut gambaran penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan berbaris di depan kelas untuk mengembangkan fisik motorik anak yaitu kegiatan anak dengan melakukan senam menggunakan kaset, senam sehat ceria. Kegiatan senam dipimpin oleh guru. Dalam kegiatan ini terlihat bahwa ada beberapa anak yang masih membedakan teman lainnya dalam berjejer saat baris. Ada anak yang tidak mau dekat-dekat dengan temannya, ada anak yang hanya mau dekat dengan satu anak, ada juga 68 anak yang tidak mau bersama anak lainnya menyendiri. Saat anak diminta baris yang rapi oleh gurunya ada anak yang berkata pada temannya tidak mau baris bersama, “Aku emoh barisan e Manda” “Ga, Ega, Koe karo aku wae ya. Rasah karo kui”, “Alea ki ngopo e kok baris neng kene ki. Rono wae”Ketika senam akan dimulai, musik yang berbunyi meminta anak untuk berdoa terlebih dahulu. Ada beberapa anak yang masih asik sendiri dan tidak berdoa. Ada anak yang berbicara kepada temannya untuk diajak makan bakso tusuk, “Yok bar iki maem penthol wae yok”. Melihat hal ini guru mengingatkan anak untuk berdoa terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan. Anak juga diminta untuk bermain bersama dengan semua teman, karena semua teman sama. Walaupun guru sudah mengatakan hal tersebut, masih ada anak yang tidak mau berdekatan dengan teman yang tidak disukainya. Saat guru menata barisan anak, anak yang tidak mau berdekatan dengan teman yang tidak disukainya tersebut memilih pergi atau pindah ke barisan lainnya. Setelah kegiatan senam selesai, anak diminta baris untuk masuk kelas masing-masing kelas kecil dan besar dipisah. Anak-anak duduk melingkar di karpet yang sudah disediakan guru. Anak bersama guru menyanyikan lagu “Di sini senang, di sana senang” kemudian dilanjutkan lagu “dua tangan saya” untuk memulai kegiatan yaitu dengan berdoa terlebih dahulu. Guru menyapa anak dengan salam dan menanyakan kepada anak siapa teman yang tidak berangkat. Guru memperlihatkan gambar-gambar pekerjaan yang mudah dikenali anak seperti dokter, perawat, guru, dan pilot. Guru bertanya kepada anak tentang cita- cita anak dan menanyakan pekerjaan orang tua anak. Anak diminta bercerita 69 tentang pekerjaan orangtuanya. Kemudian guru bertanya apakah anak hari ini ada yang sakit?. Anak-anak menjawab dengan serempak “Tidak ada Bunda”. Kemudian guru menjelaskan apabila ada anak yang sakit, kita perlu pergi ke rumah sakit. Saat dijelaskan ada anak yang menanggapi, “Bunda aku emoh cerak- cerak Manda ndak ketularan pilek” kemudian ada anak lain yang menanggapi “Yok rasah dolan karo Nilam wae Nilam ki nakal e”. Guru menanggapi anak dengan menjelaskan bahwa kita tidak boleh pilih kasih terhadap sesama. Apabila ada anak yang tidak disukai sakit, anak yang lain tetap harus menjenguknya. Anak tidak boleh membeda-bedakan teman lainnya baik dari kulit, agama, dan tempat tinggal. Guru juga menjelaskan mengapa perlu untuk memahami perilaku tersebut dengan menceritakan sedikit cerita tentang anak yang tidak disukai di rumahnya tetapi tetap dijenguk. Guru menjelaskan bahwa membeda-bedakan orang itu tidak baik. Saling menolong juga dijelaskan guru dengan bentuk cerita pendek. Guru memperlihatkan keadaan kelas untuk pembelajaran bermain peran dan menjelaskan alat bermain yang akan digunakan seperti menyuntik pasien, menggunakan stetoskop, menggunakan termometer. Kemudian anak dibagi menjadi beberapa tokoh dengan menawarkan kepada anak tokoh yang diinginkan. guru mencatat peran anak yang akan dimainkan. Saat pembagian peran ini terlihat anak berebut ingin menjadi dokter. Anak meminta guru untuk peran dokter bersama temannya, “Bunda aku mau jadi dokter sama Dina ya?”, “Bunda akau jadi perawat sama Ryiyan ya?”. Anak hanya mau bersama teman yang disukainya sehingga guru kewalahan memilih anak yang akan berperan menjadi dokter, 70 perawat atau pasien serta keluarga pasien. Guru menawarkan kesempatan pada anak untuk berganti peran agar tidak berebut. Anak mulai bermain. Saat kegiatan bermain terlihat anak yang berperan menjadi dokter masih memilih pasien yang akan dirawat, “Rene Ya, koe dadi pasienku ya”, “Koe ki ngopo e kon ndhene ki. Aku emoh e nek ro Koe”, “Bunda, Anin ki ngetutke aku terus e. Ra seneng aku”. Anak tidak mau merawat teman yang tidak disukainya. Saat kegiatan memeriksa pasien, anak yang menjadi dokter berkata keras pada pasien, “Koe ki rasah priksa nanggonku to”. Ada juga anak yang berperan sebagai pasien dan menjatuhkan sendok saat makan, tidak dibantu justru diketawakan, “Kepiye e kok ditibakke ki”. Kegiatan menjenguk teman juga masih memilih teman yang disukai. Saat kegiatan bermain peran dengan setting rumah sakit ini ada anak yang berperan sebagai tukang bersih-bersih di rumah sakit. Tetapi anak tidak mau mengambil mainan yang diceritakan sebagai sampah di rumah sakit untuk dibuang pada tempat yang disediakan. Ada anak yang justru menendang mainan untuk dipakai bermain bola. Ada juga anak yang tidak bergabung melakukan kegiatan bermain peran. Guru mendekati anak yang berbicara keras dan membentak temannya dengan mengingatkan. Setelah kegiatan hampir selesai, guru meminta anak membereskan alat main ke tempat semula dengan rapi. Ada pula anak yang tidak membantu temannya membereskan tetapi justru pergi keluar untuk bermain bebas, “Wes ya aku arep ayunan”, ada anak yang hanya melihat temannya dengan mengatakan, “Cepet diberesi, trus dolanan nang njobo” 71 Anak membereskan alat main kemudian cuci tangan dan makan snack. Guru memimpin doa bersama sebelum makan. Selanjutnya anak makan di kelas.. Walaupun begitu, tetap saja masih ada anak yang keluar kelas dan lari-lari saat kegiatan makan. Saat berdoa pun ada anak yang asik sendiri. setelah makan dilanjutkan kegiatan bebas. Setelah makan dan kegiatan bebas, anak diminta masuk kelas untuk mereka ulang apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Guru menjelaskan bahwa semua anak itu temannya. Apabila ada teman yang membutuhkan maka kita perlu menolongnya. Saat berbicara pada orang lain juga perlu dengan sopan, tidak teriak-teriak. Kemudian pembelajaran ditutup dengan berdoa dan salam. 2. Penelitian Tindakan 2 Siklus I Tindakan 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 21 April 2015 dengan tema pekerjaan, sub tema guru, sub-sub tema murid yang baik. Jumlah anak yang mengikuti kegiatan yaitu sebanyak 14 anak. Berikut gambaran penelitian tindakan kelas tindakan 2 pada Siklus I. Anak berbaris di depan kelas melakukan kegiatan gerakan fisik untuk mengembangkan fisik motorik. Kemudian dilanjutkan masuk kelas. Sebelum kegiatan dimulai, guru menawarkan kepada anak apabila ada yang ingin minum. Kegiatan dilanjutkan dengan duduk melingkar di karpet yang telah disediakan. Anak menyanyikan lagu “satu dua, tiga empat”. Masih ada anak yang keluar saat diajak berdoa bersama karena mencari ibunya. Ada juga yang keluar mengambil jajanannya. “Bunda aku pengen nang njobo e. Oleh ayunan ra?”. Guru meminta anak untuk duduk dulu. Dan mengajak berdoa bersama, “Nanti ya bermain di 72 luarnya. Sekarang berdoa dulu”. Anak berdoa sebelum belajar dan membaca surat Al-Fatihah bersama. Setelah itu guru mengucapkan salam yang dijawab bersama oleh anak. Guru memperlihatkan buku cerita kepada anak tentang “Ali yang rajin”. Guru menceritakan secara singkat isi buku tentang Ali yang rajin membantu orangtuanya di rumah. Kemudian guru menjelaskan kepada anak bahwa anak perlu saling tolong menolong kepada sesama baik itu dengan teman sebaya, orangtua maupun guru di sekolah. Guru bertanya kepada anak “Siapa yang mau menjadi anak yang rajin?”, “Siapa yang mau menjadi anak yang baik?” “Bagaimana anak yang baik di sekolah?”. Anak dengan antusias menjawab “Saya, Bunda”. Guru memperlihatkan suasana kelas yang sudah disiapkan dengan setting sekolah. Kemudian guru membagi peran anak menjadi guru dan murid. Terlihat bahwa ada anak yang berebut peran menjadi guru, “Bunda aku wae ya Gurune”. “Bunda aku emoh nek gurune Ega. Aku pengen karo Dina wae”. Guru menjelaskan bahwa peran yang dimainkan dapat bergantian, “Nanti bergantian ya Nak mainnya. Semua temannya jadi yang jadi Guru tidak harus Mbak Dina atau Mas Ega saja”. Saat dijelaskan permainan yang akan dilakukan ada beberapa anak yang menaiki meja sambil kejar-kejaran. Melihat ini guru memperingatkan anak untuk tetap duduk di kursi masing-masing. Saat memainkan guru, ada anak tidak memainkan perannya tetapi justru mengambil alat bermain untuk bermain sendiri. Beberapa anak juga ada yang tidak membantu temannya untuk menata kursi yang tidak beraturan saat berperan 73 menjadi murid, “Rasah diewangi kui” “Yok dolan karo Rizki wae.”. Ada pula anak yang asik sendiri bermain dengan mainannya. Saat ada anak di depan berperan menjadi guru, masih ada beberapa anak yang teriak-teriak ketika berbicara, “Helah ojo ngono kui to. Tak antil lho” “Kok duduk nang kene e. Kene ki tempat duduk e Manda”. Ada juga anak yang berbicara pada temannya dengan mengancam, “Koe ki ra nakal to. Tak kandakke masku lho. Aku wegah dolan ro Koe.” Melihat ini guru memperingatkan dan menegur anak untuk bermain bersama. Kegiatan bermain peran pada Siklus ini guru masih berperan aktif seperti mengatakan, “Hayoo Mbak Nilam ngajari kancane to”, “Siapa yang mau belajar berhitung. Ini mbak Dina mau jadi guru. Mau ngajari berhitung”. Anak masih belum dapat aktif bermain sendiri dikarenakan masih dipancing guru untuk melakukan sesuatu. Kegiatan bermain anak juga masih memilih teman yang mereka sukai. Anak belum mau bermain bersama apabila bukan dengan teman yang mereka pilih sendiri. Saat ada anak yang berperan menjadi guru, guru masih mengingatkan, “Kalau mau belajar melakukan apa dulu ya?”, yang kemudian anak mengajak berdoa anak yang lain, “Weh lali. Yok donga sek. Bismillahhirohmannirohhim...” Kegiatan berjalan dengan baik walaupun masih dengan pantauan dan bimbingan guru. Setelah kegiatan sudah hampir selesai, guru meminta anak mebereskan alat bermain dengan rapi pada tempat semula. Anak kemudian cuci tangan, masih ada beberapa anak yang tidak mau mengalah kepada temannya, “Aku ndhisik, weeek.”, “Pokok e aku ngarep”.Ada juga anak yang tidak membantu temannya menuangkan sabun untuk cuci tangan, justru mengambil botol sabun untuk digunakan sendiri. Kegiatan setelah makan 74 snack bersama kemudian bermain bebas di luar. Setelah itu anak masuk kelas, berdoa setelah makan dan melakukan kegiatanrecalling. Guru bertanya pada anak kegiatan apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Guru menjelaskan bahwa anak sebaiknya bermain bersama dengan teman tanpa membeda-bedakan teman mana yang akan diajak bermain. Anak juga perlu saling tolong menolong kepada sesama sebagai makhluk cipataanNya. Bentuk lain sebagai rasa syukur kepada Tuhan adalah tidak lupa untuk selalu mengucapkan bismillah dan alhamdulillah saat akan melakukan dan setelah melakukan sesuatu. Anak juga dijelaskan bahwa setiap berbicara kepada orang lain tidak perlu berteriak melainkan berbicara sopan dengan nada lembut. Kegiatan dilanjutkan dengan ditutup berdoa setelah belajar dan doa untuk kedua orang tua yang dilanjutkan doa dunia-akhirat. Menyanyikan sayonara, kemudian guru mengucapkan salam dan dilanjutkan pulang. 3. Penelitian Tindakan 3 Siklus I Kegiatan tindakan 3 Siklus I dilakukan pada hari Rabu, 22 April 2015. Jumlah murid yang mengikuti ada sebanyak 14 anak. Kegiatan pembelajaran bertemakan pekerjaan dengan sub tema pedagang, sub-sub tema yaitu penjual di pasar. Berikut gambaran kegiatan yang dilakukan anak. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan fisik yaitu berjinjit dan menendang bola untuk mengembangkan motorik kasar anak. Kemudian dilanjutkan dengan masuk kelas untuk berdoa. Sebelumnya guru menawarkan kepada anak untuk minum terlebih dahulu. Anak duduk melingkar sambil bernyanyi dan tepuk tangan. Anak menyanyikan lagu “Abang Tukang Bakso” dan “Di Sini Senang, Di Sana Senang”. Kemudian dilanjutkan dengan doa 75 bersamayaitu doa sebelum belajar. Guru mengucapkan salam dan dijawab salam oleh anak-anak. Guru bertanya kepada anak “Siapa hari ini yang sudah jajan?”, “Beli apa?” “Beli di mana?”, “Di pasar atau di toko?”, “Siapa yang pernah ikut Ibu atau Ayahnya ke pasar?”. Kemudian guru menjelaskan pekerjaan orang yang bekerja di pasar itu namanya pedagang. Guru memperlihatkan gambar-gambar penjual sayur, penjual daging, penjual buah kepada anak. Guru memperlihatkan alat yang digunakan untuk bermain peran dan menjelaskan cara menggunakannya. Setelah itu guru menawarkan kepada anak untuk menjadi pedagang dan pembeli. Terlihat anak ada yang dengan tenang menunggu guru memilihkan peran kepadanya, ada pula anak yang inisiatif memilih sendiri peran menjadi penjual dan pembeli. Guru memberikan kesempatan pada anak untuk bermain jual-beli sepuasnya dan memantau kegiatan bermain yang berlangsung.Terlihat anak antusias melakukan peran jual-beli. Beberapa anak masih ada yang hanya mau menjual kepada teman yang disukai. “Helhaah, Koe ki kok tuku nanngonku e”, “Kono tuku nanggone Riyan wae”, “Rene to Din, tuku warungku wae”, “Ega arep tuku opo? Tak nehi wadah mengko”. Ada juga beberapa anak yang mau membantu penjual menuangkan minuman ke dalam gelas. Saat akan makan, beberapa anak sudah dapat mengucapkan bismillah walaupun diingatkan gurunya, “Saat mau makan melakukan apa dulu anak-anak?”, Guru memberikan pujian kepada anak yang mau melakukan perbuatan baik dengan mengatakan, “Yang sudah bisa mengucapkan bismillah sebelum makan berati sudah hebat”. Anak-anak 76 menjawab “Eh iyo Bun, lali aku” sambil tertawa yang kemudian mengucapkan bismillah. Ada anak yang berbicara keras saat temannya membeli makanan di toko miliknya, “Rasah tuku nang kene to”, kemudian anak menjawab dengan mengadu pada gurunya, “Bunda Mbak Nilam nakal. Aku ora oleh tumbas”. Saat kegiatan sudah hampir selesai, guru meminta anak untuk membereskan alat bermain ke tempat semula. Kemudian kegiatan dilakukan dengan cuci tangan, masuk kelas dan berdoa sebelum makan. Anak makan snack bersama dan bermain bebas. Setelah selesai bermain bebas anak masuk kelas, berdoa setelah makan dan melakukan kegiatan recalling. Guru bertanya pada anak kegiatan apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Ada anak yang menjawab, “Bunda aku tadi tidak boleh jajan di tempat Mbak Nilam”, “Bunda aku tadi dinakali Dina” dan ada juga yangmengatakan, “Bunda tadi bermain jadi penjual tetapi aku gak boleh jadi yang jualan”. Guru menjelaskan bahwa anak sebaiknya bermain bersama dengan teman tanpa membeda-bedakan teman mana yang akan diajak bermain. Anak juga perlu saling tolong menolong kepada sesama sebagai makhluk cipataanNya. Bentuk lain sebagai rasa syukur kepada Tuhan adalah tidak lupa untuk selalu mengucapkan bismillah dan alhamdulillah saat akan melakukan dan setelah melakukan sesuatu. Anak juga dijelaskan bahwa setiap berbicara kepada orang lain tidak perlu berteriak melainkan berbicara sopan dengan nada lembut. Setelah itu anak berdoa bersama, doa setelah belajar dan doa kedua orang tua dilanjutkan doa dunia-akhirat. Anak bernyanyi bersama sayonara dilanjutkan salam dan pulang. 77 c. Observasi Kegiatan observasi yang diamati yaitu seluruh kegiatan yang berlangsung saat penelitian. Pengamatan dilakukan yaitu bersamaan dengan pendampingan pembelajaran. Selama proses kegiatan pembelajaran Siklus I dari tindakan ke 1 sampai ke 3 berjalan lancar. Pada awalnya anak antusias dan penasaran dengan kegiatan yang disiapkan. Anak diberikan penjelasan dan gambaran terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan bermain agar anak dapat melakukan kegiatan dengan benar. Anak diberikan pemahaman mengapa melakukan perbuatan baik dan mengapa tidak boleh melakukan perbuatan buruk. Anak mendengarkan penjelasan guru tetapi saat kegiatan bermain peran anak belum melakukan perbuatan yang baik untuk dilakukan. Hari pertama anak masih terlihat bingung dan belum beradaptasi dengan baik karena kegiatan bermain peran yang disiapkan sedikit berbeda dengan yang biasa anak lakukan. Perbedaannya yaitu biasanya anak bermain peran hanya saat tema pekerjaan dengan sub tema penjual-pembeli. Pada Siklus I tindakan 1 anak masih banyak bertanya dan belum melakukan kegiatan bermain peran dengan sendirinya. Kegiatan pada Siklus I ini dapat dijelaskan seperti berikut: Tabel 6. Hasil Deskripsi Bermain Peran untuk Mengembangkan Moral Anak Usia 3-4 tahun Siklus I Nilai moral yang diberikan Deskripsi Penerapan yang dilakukan dalam penelitian Moral knowing Pemahaman moral - Semua makhluk hidup itu teman kita. - Antar teman harus saling menyanyangi, saling menghormati dan tolong menolong. - Saat anak berperan sebagai dokter dijelaskan supaya mau membantu temannya yang berperan sebagai pasien, menghormati dan mau 78 Nilai moral yang diberikan Deskripsi Penerapan yang dilakukan dalam penelitian - menolong paisennya tanpa memilih-milih teman yang disukai - Orang yang sakit itu perlu ditolong agar sakitnya tidak bertambah parah. - Anak yang berperan sebagai guru, diberikan penjelasan bahwa tidak boleh membeda-bedakan murid mana yang akan dibimbing agar semua anak menjadi pintar. - Anak yang berperan sebagai murid juga diberikan penjelasan bahwa belajar bersama akan lebih menyenangkan dan apabila ada masalah bisa diselesaikan bersama. - Saat menjadi penjual dan pembeli anak diberikan penjelasan bahwa penjual dan pembeli itu perlu menghormati semua pembeli - Penjual perlu sopan kepada pembeli agar makanan atau sayurnya banyak yang beli. - Menjaga kebersihan adalah sebagian dari iman - Anak diberikan pemahaman mengapa anak perlu membuang sampah pada tempat yang disediakan, yaitu agar lingkungan sekitar sekolah, lingkungan sekitar rumah sakit dan lingkungan pasar tidak kotor - Apabila kotor dan banyak sampah yang menumpuk maka akan dapat megakibatkan banjir karena sungai-sungai penuh sampah. - Anak diberikan pemahaman bahwa apa yang kita dapat itu adalah dari Allah Yang Maha Esa. Maka kita perlu bersyukur yaitu dengan mengucapkan bismillah saat akan melakukan seuatu dan alhamdulillah setelah melakukan sesuatu. Moral feeling Perasaan Moral - Anak diberikan reward yang berpengaruh kepada perasaannya dengan pujian. Guru memberikan pujian kepada anak, “siapa yang mau bermain bersama temannya berati anak hebat”, “anak yang mau menolong temannya berati anak jempol”, “Nah, anak yang tidak lupa berdoa sebelum makan berati anak sholeh” - Anak merasa sayang kepada temannya - Anak mau menolong teman yang membutuhkan - Anak cinta terhadap sesama - Anak memiliki perasaan untuk mensyukuri karunia Allah Swt. Moral action tindakan Moral - Anak membantu teman yang berperan sebagai dokter untuk membawa obat - Anak membuang sampah pada tempat yang disediakan - Anak dokter mau memeriksa teman - Anak penjual berbicara dengan lembut kepada teman yang berperan sebagai pembeli - Anak menyapu kelas rumah sakit - Anak mengucapkan bismillah sebelum masuk ruang pasien Dari kegiatan yang dilakukan dapat dilihat bahwa anak diberikan penjelasan terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu yang kemudian dipraktikkan dengan 79 bermain peran. Guru memberikan pemahaman sebulumnya kepada anak bahwa apabila anak akan melakukan sesuatu maka perlu berdoa, dan setelah melakukan sesuatu juga berdoa. Guru juga memberikan pemahaman kepada anak bahwa semua teman itu sama. Jadi anak bermain bersama dengan semua teman di kelas. Pada Siklus I ini masih berperan pasif saat bermain peran. Anak banyak bertanya kepada guru ketika akan melakukan sesuatu. Dalam pembiasaan pengenalan ini guru memberikan reward yang dapat memberikan perasaan senang kepada anak dengan pujian dan tepuk tangan. Sehingga anak akan merasa dihargai bahwa perilakunya itu baik bagi dia dan orang lain. Karena anak merasa dihargai, maka anak akan mau melakukan tindakan yang baik pula. Hal ini dilakukan karena anak mendapat pujian dari guru. Masih ada anak yang berebut alat bermain untuk peran yang dimainkan. Ada juga anak yang sudah dibagi perannya tetapi berganti-ganti sesuka hati karena ada anak yang tidak disukai. Masih ada beberapa anak yang memilih teman bermain dan ada pula yang tidak ikut serta untuk kegiatan bermain. Pada Siklus pertama ini anak-anak masih sangat ingin menang dan kurang paham dengan aturan yang diberikan. Anak semaunya sendiri melakukan kegiatan yang disukai. Terkadang anak tidak memberikan kesempatan kepada temannya untuk bergantian bermain dengan alat bermain yang ada. Indikator yang diamati yaitu membantu teman yang membutuhkan bantuan, mau bermain bersama tidak membeda-bedakan teman, berbicara lembut dengan orang lain, membuang sampah pada tempatnya, mengucapkan bismillah sebelum melakukan sesuatu, dan mengucapkan alhamdulillah setelah selesai melakukan sesuatu. 80 Hasil observasi yang dilakukan pada Siklus I dapat dikuantitatifkan sebagai berikut: Tabel 7. Hasil Observasi Pengembangan Moral Anak Usia 3-4 tahun Siklus I No. Indikator Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Rata- rata Hasil 1. Membantu teman yang membutuhkan bantuan 42,8 7,7 46,1 8,3 55 9,9 47,9 8,6 2. Mau bermain bersama 3. Berbicara lembut dengan orang lain 4. Membuang sampah pada tempatnya 5. Mengucapkan bismillah sebelum melakukan sesuatu 6. Mengucapkan alhamdulillah setelah selesai melakukan sesuatu Dari data di atas dapat dilihat bahwa skor anak baru mencapai 47,9 selama kegiatan Siklus I. Skor rata-rata anak dalam pencapaian indikator diperoleh 8,6. Hasil penelitian diperoleh bahwa kriteria untuk moral anak di KB Nurul Hikmah setelah dilakukan tindakan pada Siklus I adalah rendah. Dapat dilihat bahwa tindakan yang dilakukan pada Siklus I tindakan ke-1 yaitu persentasenya adalah 42,8, pada pertemuan ke-2 yaitu 46,1 dan pertemuan ke-3 didapat 55. Anak masih belum mencapai indikator yang diharapkan dikarenakan hasil rata-rata yang diperoleh adalah 47,9. Hal ini dapat dikatakan bahwa moral yang diharapkan masih kurang baik. 81 d. Refleksi Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk merefleksi penelitian pada Siklus sebelumnya apakah sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Refleksi juga dimaksudkan untuk merencanakan kembali penelitian untuk Siklus selanjutkan karena masih terdapat kekurangan pada penelitian sebelumnya. Kendala-kendala yang diperoleh pada Siklus I adalah sebagai berikut: 1. Pada pertemuan awal anak masih bingung untuk melakukan kegiatan bermain peran sehingga kegiatan kurang efektif dilakukan. Anak masih banyak bertanya dan tidak melakukan kegiatan dengan spontan. 2. Guru lebih banyak mengatur anak untuk melakukan kegiatan sehingga anak kurang bisa mengekspresikan keinginannya sendiri dalam bermain. 3. Indikator moral yang diharapkan juga belum tercapai karena masih ada beberapa anak yang menang sendiri dan egosentris dalam bermain. 4. Guru lebih aktif dari anak. Hal ini dapat dilihat ketika anak bermain guru lebih sering bertanya kepada anak untuk mengaktifkan pembelajaran. 5. Beberapa anak belum bisa mengikuti aturan yang diberikan. 6. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan anak lebih mengarah kepada grup yang mereka sukai. Apabila anak tidak suka dengan temannya maka anak tersebut meninggalkan media belajar dan bermain sendiri. Dari kendala-kendala tersebut maka peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk mengatasi masalah yang ada di kelas. Berdasarkan prinsip pengembangan perilaku anak usia 3-4 tahun dalam mengembangkan moral Winda Gunarti dkk., 2008: 3.5 yang telah dituliskan pada bab II, maka solusi yang didapat: 82 1. Merencanakan rencana kegiatan harian yang dapat memberikan kesempatan pada anak berekspresi, agar guru tidak berperan aktif dalam kegiatan proses pembelajaran. Mencakup indikator untuk saling membantu antar teman, mau bermain bersama tanpa membeda-bedakan teman dan berbicara lembut pada orang lain. 2. Sebelum kegiatan bermain memberikan kesempatan pada anak untuk berdiskusi dan bernegosiasi karena hal ini berkaitan dengan belajar menghormati orang lain. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran yang sudah ditata sedemikian rupa dapat berpusat pada anak. Guru menjadi perantara dan pengamat kegiatan pembelajaran. 3. Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, guru menjelaskan suatu hal sebelum kegiatan dengan hati-hati dan digambarkan pada kenyataan yang ada di sekitar anak sehingga anak dapat mengekspresikan pikiran dan perasaannya tentang berbagai macam peristiwa yang dihadapinya. Berdasarkan data yang diperoleh saat penelitian, peneliti membandingkan data dari pra tindakan sebelumnya. Hasil yang diperoleh dari pra tindakan didapat bahwa moral anak mengalami perkembangan. Hanya saja indikator moral yang diharapkan belum mencapai indikator keberhasilan sehingga penelitian melakukan penelitian kembali pada Siklus II. Berikut perbandingan hasil pengembangan moral pada kondisi awal dan setelah dilakukan tindakan pada Siklus I. 83 Tabel 8. Perbandingan Hasil Kegiatan Bermain Peran untuk Mengembangkan Moral Anak Usia 3-4 tahun Pada Kondisi Awal dan Siklus I Penilaian Rata-rata Jumlah Anak Kriteria Kondisi Awal 41,7 7,5 Rendah Siklus I 47,9 8,6 Rendah

4. Pelaksanaan Penelitian Siklus II

Dokumen yang terkait

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK Upaya Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Didik Kelompok B Semester Gasal TK PERTIWI 1 Dawung K

0 1 16

MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Bermain Peran Di Paud Citra Bunda Bayemharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 15

MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Bermain Peran Di Paud Citra Bunda Bayemharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 9

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN EMOSIONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA KELOMPOK B Upaya Mengembangkan Kemampuan Emosional Melalui Metode Bermain Peran Makro Pada Kelompok B Di TK Indriyasana 08 Klaten Kabupaten Klaten Tahun 2013 / 2014.

0 2 14

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN EMOSIONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO Upaya Mengembangkan Kemampuan Emosional Melalui Metode Bermain Peran Makro Pada Kelompok B Di TK Indriyasana 08 Klaten Kabupaten Klaten Tahun 2013 / 2014.

0 1 16

MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE BERMAIN Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Bermain Peran Pada Kelompok B TK Al Irsyad Tawangmangu Karanganyar Tahun Ajaran 2012 / 2013.

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK BERMAIN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok Bermain Islam Terpadu Az-Zahra Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK BERMAIN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok Bermain Islam Terpadu Az-Zahra Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 12

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK BA Upaya Mengembangkan Kemampuan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok A TK Ba Aisyiyah Karangdowo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tah

0 1 14

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK BA Upaya Mengembangkan Kemampuan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok A TK Ba Aisyiyah Karangdowo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tah

0 0 23