Pelaksanaan Penelitian Siklus III

98 2. Guru kelas bersama peneliti perlu memberikan penghargaan terhadap perilaku yang baik. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pujian saat anak-anak yang dominan di kelas berbuat baik untuk mau mengajak teman lainnya bermain bersama. Berdasarkan data yang diperoleh saat penelitian, peneliti membandingkan data dari Siklus I. Hasil yang diperoleh dari Siklus I didapat bahwa moral anak mengalami perkembangan lebih baik dari sebelumnya. Hanya saja perkembangan moral anak yang diharapkan belum mencapai indikator keberhasilan sehingga peneliti melakukan penelitian kembali pada Siklus III. Berikut gambaran perbandingan moral yang sudah diberikan tindakan sampai Siklus II dan sebelum diberikan tindakan: Tabel 11. Perbandingan Hasil Kegiatan Bermain Peran untuk Mengembangkan Moral Anak Usia 3-4 tahun Pada Kondisi Awal Siklus I dan Siklus II Penilaian Rata-rata Jumlah Anak Kriteria Kondisi Awal 41,7 7,5 Rendah Siklus I 47,9 8,6 Rendah Siklus II 63,7 11,5 Sedang

5. Pelaksanaan Penelitian Siklus III

a. Perencanaan Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dan refleksi pada Siklus II, guru dan peneliti menyiapkan perencanaan yaitu sebagai berikut: 1. Melakukan kordinasi dengan guru sebagai kolaborator peneliti. 2. Menyusun Rencana Kegiatan Harian. 99 3. Mempersiapkan lembar observasi untuk melihat perkembangan moral anak. 4. Mempersiapkan media yang dibutuhkan. 5. Menyiapkan alat dokumentasi untuk kegiatan pembelajaran. b. Pelaksanaan 1. Penelitian Tindakan 1 Siklus III Penelitian tindakan Siklus III tindakan 1 dilaksanakan pada hari Senin, 4 Mei 2015 dengan tema pekerjaan, sub tema dokter, sub-sub tema periksa gigi. Jumlah anak yang mengikuti pembelajaran pada Siklus III tindakan ke-1 sebanyak 14 anak. Berikut gambaran penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Kegiatan diawali dengan kegiatan motorik baris di depan kelas. Anak melakukan kegiatan menggerakkan badan melempar dan menangkap bola plastik. Anak satu per satu menangkap dan melempar bola plastik yang dipimpin oleh guru. Kemudian anak yang sudah mendapat giliran mundur ke belakang, antri untuk mendapat gilirannya kembali, satu anak mendapat kesempatan melakukan lempar-tangkap bola dua kali kemudian masuk kelas. Anak diberi kesempatan untuk minum terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan belajar. Kegiatan dilanjutkan dengan duduk melingkar di karpet. Anak menyanyikan lagu “lipat tangan” untuk memulai kegiatan dengan berdoa. Salah satu anak diberi kesempatan untuk meminpin berdoa bersama. Selesai berdoa guru mengucapkan salam yang dijawab salam oleh anak-anak. Kegiatan dilanjutkan bernyanyi dan bertepuk tangan sebelum memulai pembelajaran. Anak menirukan gerakan tepuk tangan yaitu “tepuk PAUD’, “tepuk semangat” dan “tepuk1, 2 3”. Kemudian dilanjutkan bernyanyi “bangun tidur”. Guru bertanya kepada anak 100 “Siapa yang bangun tidur terus mandi?”, anak-anak menjawab, “Saya, Bunda.” Dengan serempak. Kemudai guru bertanya lagi kepada anak “Siapa yang mandinya tidak gosok gigi?”, “Ada tidak yang pernah sakit gigi?”. Kemudian anak diberi kesempatan untuk bercerita tentang pengalaman gigi sakit atau gigi lepas. Ada beberapa anak yang bercerita, “Bunda aku kemarin giginya copot”, ada juga anak yang mengatakan, “Bunda Bapakku wingi nang rumah sakit karang loro untu”. Kemudian guru menjelaskan bahwa anak-anak perlu menjaga giginya agar tidak sakit. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan adalah bermain dokter- dokteran. Anak diminta memperhatikan aturan yang dibuat oleh guru bahwa semua anak boleh bermain dengan semuanya, anak yang mebutuhkan bantuan dibantu, anak yang sudah mendapat peran boleh bergantian tidak perlu rebutan dengan teman lainnya. Kegiatan bermain peran dimulai dengan anak yang sudah berperan menjadi dokter memeriksa temannya apakah giginya sakit atau tidak. Di sini terlihat antusias anak bermain lebih besar dari sebelumnya. Anak juga dapat memerankan peran masing-masing dengan baik. “Dina, Koe loro opo?” anak menjawab sambil tertawa, “Aku loro untu Bu Dokter” kemudia tertawa lagi. Anak yang berperan sebagai dokter juga mau memriksa teman lainnya, “Ga, koe loro opo?”, temannya menjawab, “Untuku wingi pothol e, haha”, anak bermain sambil tertawa. Sebelum Guru meminta anak untuk berdoa mengucapkan bismillah dan alhamdulillah, “Bismillah, tak suntik sek ya Nda. Koe ora oleh nangis lho”, anak yang lain menjawab, “Aku rasah dinehi obat ya Pak Dokter. Njaluk sirup wae”. 101 Anak sudah dengan sendirinya mengucapkan kalimat tersebut. Kegiatan berjalan dengan lancar. Guru meminta anak untuk membereskan mainan ke tempat semula saat kegiatan hampir selesai. Kegiatan dilanjutkan dengan cuci tangan, berdoa sebelum makan, makan snack, berdoa setelah makan dan bermain bebas. Kegiatan bebas sudah selesai, guru melakukan recalling. Guru bertanya pada anak kegiatan apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Di sini terlihat anak antusias menceritakan peran merka ketika menjadi pasien, apoteker, perawat dan dokter, “Bunda aku mau nyuntik Dina lho”, “Bunda aku mau critane loro untu trus untuku pothol”. Anak bercerita sesuai dengan apa yang mereka lakukan pada saat bermain peran. Guru menjelaskan bahwa anak sebaiknya bermain bersama dengan teman tanpa membeda-bedakan teman mana yang akan diajak bermain, “Tidak membeda-bedakan teman mana yang mau disuntik ya?”. Anak juga perlu saling tolong menolong kepada sesama sebagai makhluk cipataanNya. Bentuk lain sebagai rasa syukur kepada Tuhan adalah tidak lupa untuk selalu mengucapkan bismillah dan alhamdulillah saat akan melakukan dan setelah melakukan sesuatu. Anak juga dijelaskan bahwa setiap berbicara kepada orang lain tidak perlu berteriak melainkan berbicara sopan dengan nada lembut. Kegiatan dilanjutkan dengan berdoa bersama kemudian ditutup dengan bernyanyi sayonara, salam dan terakhir anak dipersilahkan pulang. 2. Penelitian Tindakan 2 Siklus III Penelitian tindakan Siklus III tindakanke-2 dilaksanakan pada hari Selasa, 5 Mei 2015 dengan tema pekerjaan, sub tema penjual-pembeli, sub-sub tema jajan 102 sembarangan. Jumlah anak yang mengikuti pembelajaran pada Siklus III tindakan ke-2 ini sebanyak 14 anak. Berikut gambaran penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Kegiatan dimulai dengan berbaris di depan kelas. Anak melakukan kegiatan motorik yaitu berjalan di papan titian dilakukan bergantian. Kemudian dilanjutkan anak masuk kelas untuk mengikuti pembelajaran. Anak diberi kesempatan untuk istirahat minum terlebih dahulu. Kegiatan duduk melingkar dilakukan dengan bernyanyi bersama “duduk yang rapi”. Kemudian guru meminta salah satu anak memimpin berdoa yang dilakukan bersama-sama. Beberapa anak tunjuk tangan karena ingin menjadi peminpin doa di kelas. Guru kemudian menunjuk salah satu anak agar anak tidak berebut dan mengatakan bahwa anak yang lain tetap bisa menjadi pemimpin karena dapat bergantian. Doa bersama kemudian dilanjutkan dengan guru mengucapkan salam dan dijawab salam oleh anak-anak. Guru memulai kegiatan dengan bertanya kepada anak “apakah tadi ada yang jajan sebelum ke sekolah?”, “Jajan apa?”, anak-anak menjawab sambil sedikit cerita, “Bunda akau mau jajan bakso lho pas arep mangkat sekolah”, “Bunda aku mau tuku es krim magnum”, “Bunda, Bunda, aku mau maem e nggo sate tumbas nanggone budeku”. Kemudian guru bertanya lagi“Ada yang sudah pernah ikut bapak atau ibu ke pasar?”. Kemudian Guru meminta anak untuk bercerita pengalamannya jajan sebelum ke sekolah. Anak yang berani bercerita kemudian diberikan tepuk tangan yang meriah dari anak-anak yang lain. Guru kemudian 103 menjelaskan kepada anak bahwa jajan itu boleh tetapi makanan yang sehat. Apabila jajan sembarangan nanti bisa sakit. Guru menjelaskan kepada anak tentang aturan bermain peran di pasar. Sebelumnya guru memperlihatkan suasana tempat bermain peran dan menjelaskan kepada anak aturan main untuk tidak berebut, mau mengalah dan membantu teman yang membutuhkan. Anak bermain peran menjadi penjual dan pembeli. Guru mendampingi anak dan sebagai fasilitator. Di sini dapat dilihat anak bermain aktif saat bermain peran. anak bermain peran menjadi penjual dan pembeli, “Sopo sing arep tumbas mie ku?”, anak menjawab, “Aku tumbas ya, Lam. Ojo nggo saos”, “Aku tumbas bakso wae ya, rasah nggo mie”. Ada juga anak yang membeli sayur di pasar, “Aku tuku bayem ya, Nda”, “Yan, aku tuku pitikmu ya”.Indikator moral juga sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya. Anak sudah lebih banyak mengucapkan “bismillah” dan “alhamdulillah” sebelum dan sesudah melakukan sesuatu. Anak mengucapkannya saat makan bakso dan setelah membeli sayur, “Alhamdulillah, bayem e akeh”. Saat bermain juga tidak lagi banyak anak yang memilih teman. Anak secara spontan mau membantu teman atau guru ketika membutuhkan bantuan, “Yok tak ewangi nggawa kranjangmu Din”, “Mengko koe dadi sing nedoli ya, aku sing tuku”. Tanpa diminta untuk membuang sampah yang dipegang atau dilihat anak, anak juga spontan untuk membuang sampah apada tempatnya. Ketika anak berbicara dengan orang lain sudah jarang berteriak dan mau menunggu ketika guru atau teman sedang berbicara dengan orang lain. 104 Walaupun indikator ini belum optimal dikembangkan oleh anak, tetapi moral anak sudah mengalami perkembangan yang lebih terlihat dari Siklus sebelumnya. Kegiatan selesai, anak-anak memberskan alat bermain ke tempat semula. Kemudian kegiatan dilanjutkan cuci tangan, makan snack, bermain bebas. Selesai bermain bebas, anak melakukan kegiatan recalling tentang kegiatan yang dilakukan sebelumnya serta penjelasan kembali nilai-nilai moral anak. Guru menjelaskan bahwa anak sebaiknya bermain bersama dengan teman tanpa membeda-bedakan teman mana yang akan diajak bermain. Anak juga perlu saling tolong menolong kepada sesama sebagai makhluk cipataanNya. Bentuk lain sebagai rasa syukur kepada Tuhan adalah tidak lupa untuk selalu mengucapkan bismillah dan lhamdulillah saat akan melakukan dan setelah melakukan sesuatu. Anak juga dijelaskan bahwa setiap berbicara kepada orang lain tidak perlu berteriak melainkan berbicara sopan dengan nada lembut. Kegiatan ditutup dengan berdoa bersama, menyanyikan sayonara dan salam. Kemudian anak pulang ke rumah masing-masing. 3. Penelitian Tindakan 3 Siklus III Penelitian tindakan Siklus III tindakan ke-3 dilaksanakan pada hari Rabu, 6 Mei 2015 dengan tema pekerjaan, sub tema Guru, sub-sub tema Mandiri ke sekolah. Jumlah anak yang mengikuti pembelajaran pada Siklus III tindakan ke-3 ini sebanyak 14 anak. Berikut gambaran penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan motorik yaitu senam sehat untuk anak. Guru memimpin senam di depan dengan gerakan yang mudah 105 ditirukan anak. Gerakan yang dilakukan guru di sini yaitu mengangkat sau kaki bergantian, lompat-lompat kecil, dan ingkling masuk ke kelas. Guru memberi kesempatan kepada anak untuk minum terlebih dulu sebelum memulai kegiatan pembelajaran di kelas. Guru bernyanyi “ayo duduk” untuk mengajak anak mau duduk rapi melingkar dan berdoa. Guru memberi kesempatan kepada anak yang mau memimpin doa bersama. Dilihat bahwa banyak anak yang ingin memimpin doa bersama di kelas. Guru memilih salah satu anak untuk memimpin yang kemudian memberitahu kepada anak, yang belum mendapat kesempatan menjadi pemimpin doa bisa bergantian saat akan doa selanjutnya. Anak berdoa bersama yang kemudian dilanjutkan dengan guru mengucapkan salam serta dijawab salam juga oleh anak bersama-sama. Kegiatan dilanjutkan dengan bernyanyi “Kalau kau suka hati panggil....” untuk mengabsen anak. Guru bertanya “Siapa yang hari ini tidak berangkat?”. Anak-anak dengan semangat menjawab pertanyaan guru dengan menjawab “Tidak ada Bunda”. Guru bertanya kepada anak, “Siapa yang berangkat sekolah diantar bapakibunya?”, anak-anak menjawab, “Aku Bunda’., “Aku dinatra simbah Bunda”, “Aku diantar Mama Bunda pake sepeda”. Kemudian guru bertanya lagi dengan bertanya, “Ada yang tahu tidak pekerjaan bapakibunya anak-anak?”, “Coba ceritakan”. Anak kemudian dengan antusias bercerita tentang pekerjaan Bapak dan Ibunya. Guru meminta teman lainnya mendengarkan anak yang sedang bercerita, “Bunda Bapakku kalau pagi kerja”, “Bunda ibukku kerja di warung”, “Bunda Ayahku kerjanya di Kantor”. Kemudian guru bertanya kepada anak “Apa 106 cita-cita anak kalau besar?”, anak menjawab dengan berbagai macam pekerjaan, ada yang mau jadi dokter, guru, polisi, polwan, dan tentara. Guru bertanya kepada anak “Siapa yang tahu pekerjaan bunda di sini apa?”. Terlihat anak dengan kompak menjawab “Bu Guru”. Guru menjelaskan aturan main untuk bermain peran menjadi guru dan murid. Anak diberikan alat yang dapat digunakan untuk menjadi peran guru yaitu alat papan flanel angka. Guru juga menjelaskan aturan main bahwa anak boleh bergantian perannya tetapi tidak boleh berebut. Terlihat bahwa anak sudah aktif bermain peran tanpa banyak bertanya kepada Guru. Guru tidak lagi berperan aktif membantu anak saat kegiatan berlangsung. Guru dan peneliti menjadi pengamat anak saat bermain. Saat kegiatan bermain peran anak yang menjadi guru berkata, “Yok Nda Koe dadi murid e ya karo liyane. Aku dadi guru sek. Mengko gentenan”, teman lainnya menjawab, “Aku mengko dadi guru sing nulis nang papan tulis nganggo kapur yo”. Ada juga anak yang berperan sebagai penjaga kantin, “Siapa yang nanti mau makan di sini? Tak kasih tahu kentaki lho”, anak yang lain menjawab, “Mengko ya bar aku rampung sekolah”. Anak bermain peran memerankanmurid yang mengajak temannya saat belajar berasama, “Iki mengko Koe karo aku rapopo ya. Ega karo Rizki sek. Rakha karo Koe ro aku sek mengko gentenan”. Anak yang lain menjawab, “Mengko bar iki aku dadi guru ya”. Anak yang berperan sebagai guru juga mengajak anak bermain bersama sambil melihat angka papan flanel. Indikator moral juga sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya. Anak sudah spontan melakukan percakapan yang sopan tanpa berteriak ketika berbicara 107 dengan orang lain, “Yok bar iki nang kantin e Dina tuku penthol yok Nda”. Temannya menjawab, “Yok. Mengko terus ngewangi Pak Guru njupuk buku ya”. Saat ada anak yang menjatuhkan pensilnya di bawah meja, anak yang melihatnya dengan spontan mengambilkan pensil membantu temannya, “Pensilmu udu iki? Iki lho”, anak yang lain menjawab, “Iyo iki. Nuwun ya”.Indikator yang lain juga sudah baik berkembangan seperti ketika waktu istirahat di sekolah. Anak sedang makan bekal. Anak tidak lupa mengucapkan bismillah dan lhamdulillah ketika akan makan dan setelahnya. Sampah setelah makan juga tidak lupa membuangnya pada tempat yang telah disediakan. Kegiatan istirahat, anak cuci tangan, makan bekal, dan bermain bebas. Dilanjutkan dengan recalling. Guru menjelaskan bahwa anak sebaiknya bermain bersama dengan teman tanpa membeda-bedakan teman mana yang akan diajak bermain. Anak juga perlu saling tolong menolong kepada sesama sebagai makhluk cipataanNya. Bentuk lain sebagai rasa syukur kepada Tuhan adalah tidak lupa untuk selalu mengucapkan bismillah dan alhamdulillah saat akan melakukan dan setelah melakukan sesuatu. Anak juga dijelaskan bahwa setiap berbicara kepada orang lain tidak perlu berteriak melainkan berbicara sopan dengan nada lembut. Kemudian anak berdoa bersama doa setelah belajar, dilanjutkan guru mengucapkan salam dan pulang. c. Observasi Kegiatan observasi yang diamati yaitu seluruh kegiatan yang berlangsung saat penelitian. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pendampingan 108 pembelajaran. Selama proses kegiatan pembelajaran Siklus III dari tindakan ke 1 sampai ke 3 berjalan lancar. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada Siklus III sudah sangat terlihat perkembangannya. Anak-anak sudah dapat menjalankan aturan maindengan benar. Kegiatan yang dilakukan anak juga tidak lagi kaku. Anak dengan santai memerankan permainan tanpa banyak bertanya. Kegiatan ini dapat ditulisakan sebagai berikut: Tabel 12. Hasil Deskripsi Bermain Peran untuk Mengembangkan Moral Anak Usia 3-4 tahun Siklus III Nilai moral yang diberikan Deskripsi Penerapan yang dilakukan dalam penelitian Moral knowing Pemahama n moral - Semua makhluk hidup ciptaaan Allah Swt. - Semua yang ada di kelas adalah teman - Tolong menolong baik dilakukan agar pekerjaan dapat selesai lebih cepat - Antar sesama itu perlu tolong menolong, saling menghormati dan saling menyayangi. - Saat anak berperan sebagai dokter dijelaskan supaya mau membantu temannya membutuhkan pertolongan yaitu tidak boleh pilih-pilih agar pasiennya cepat sembuh Teman yang sakit dan tidak diperiksa maka pasiennya bertambah banyak tidak ada yang berangkat sekolah. - Aaat anak berperan menjadi penjual dan pembeli, anak dijelaskan bahwa perlunya membantu teman yang membutuhkan apabila sedang membawa barang belanja, agar barangnya tidak jatuh dan mudah dibawa saat pulang. - Membuang sampah pada tempatnya dapat menjaga kebersihan lingkungan - Tempat yang bersih dapat terjaga dari wabah penyakit - Semua makhluk hidup perlu bersyukur atas karunia yang Allah berikan kepada kita 109 Nilai moral yang diberikan Deskripsi Penerapan yang dilakukan dalam penelitian Moral feeling Perasaan Moral - Anak suka kebersihan - Anak sayang kepada teman - Anak kasihan kepada teman yang membutuhkan - Anak mensyukuri atas apa yang mereka dapat yaitu kesehaatan, dan pengetahuan. - Anak menghargai orang lain Moral action tindakan Moral - Anak mengajak temannya bermain bersama - Anak membantu teman yang sedang membersihkan lantai rumah sakit - Anak membantu temannya pasien yang akan membeli obat di rumah sakit - Anak mengucapkan alhamdulillah setelah dipriksa dokter - Anak membersihkan jalan dengaan menyapu bersama temannya - Anak mau membuang sampah pada tempat yang disediakan. - Saat anak menjadi penjual atau pembeli mau menghormati temannya dengan berkata sopan - Tidak lupa saat anak akan menyuntik teman yang sedang sakit, anak mengucapkan bismillah Pencapaian indikator moral anak pada Siklus ketiga sudah berkembang. Melalui kegiatan bermain peran yang dilakukan anak setelah Siklus ke 3, anak dapat dengan spontan mengembangkan indikator perkembangan moral. Anak sudah dapat berbicara dengan sopan tanpa berteriak kepada orang lain. Saat teman atau guru yang diajak bicara anak sedang berbicara dengan orang lain, anak mau menunggu dengan sabar. Pencapaian anak membuang sampah di tempatnya juga sudah terlihat ketika anak melihat sampah di lantai, anak dengan spontan mengambil kemudian membuang di tempat yang disediakan. Sampah dari bekal makanan juga dibuang di tempatnya. Ketika guru sedang mengangkat kursi untuk membereskan tempat belajar anak, beberapa anak membantu bersama-sama mengangkat kursi. Tidak hanya itu, saat kelas kecil bermain bebas dan akan cuci tangan anak kelas besar membantu guru membereskan alat mainan dengan 110 bertanya “Bunda, saya bantu ya, biar cepet selesai”. Pencapaian indikator moral anak dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 13. Hasil Observasi Kegiatan Bermain Peran untuk Mengembangkan Moral Anak Usia 3-4 tahun Siklus III No. Indikator Siklus III Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Rata- rata Hasil 1. Membantu teman yang membutuhkan bantuan 73,83 13,29 83,3 15 86,11 15,5 81,09 14,59 2. Mau bermain bersama 3. Berbicara lembut dengan orang lain 4. Membuang sampah pada tempatnya 5. Mengucapkan bismillah sebelum melakukan sesuatu 6. Mengucapkan alhamdulillah setelah selesai melakukan sesuatu Dari data di atas dapat dilihat bahwa skor anak sudah mencapai 81,09 selama kegiatan Siklus III. Skor rata-rata anak dalam pencapaian indikator diperoleh 14,59. Hasil penelitian diperoleh bahwa kriteria untuk moral anak di KB Nurul Hikmah setelah dilakukan tindakan pada Siklus III sudah mencapai indikator yang diharapkan yaitu pada kriteria tinggi. Dapat dilihat bahwa tindakan yang dilakukan pada Siklus III pertemuan ke-1 yaitu persentase untuk moral anak adalah 73,83, pada pertemuan ke-2 yaitu 83,3 dan pertemuan ke-3 didapat 86,11. Anak sudah mencapai indikator yang diharapkan dikarenakan hasil rata- rata yang diperoleh sudah mencapai 14,59 dan persentase rata-ratanya mencapai 81,09. Hal ini dapat dikatakan bahwa moral yang diharapkan 111 sudahdikembangkan dengan baik. Gambaran perbandingan dari awal sebelum tindakan sampai Siklus ke III dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 14. Perbandingan Hasil Kegiatan Bermain Peran untuk Mengembangkan Moral Anak Usia 3-4 tahun Pada Kondisi Awal,Siklus I, Siklus II dan Siklus III Penilaian Rata-rata Jumlah Anak Kriteria Kondisi Awal 41,7 7,5 Rendah Siklus I 47,9 8,6 Rendah Siklus II 63,7 11,5 Sedang Siklus III 81,09 14,59 Tinggi d. Refleksi Kegiatan refleksi yang dilakukan yaitu merefleksikan kegiatan tindakan pada Siklus I sampai Siklus ke III. Dapat dilihat pada Siklus ke III anak sudah mampu mengembangkan moralnya. Pada Siklus ini kemampuan anak sudah mencapai kriteria tinggi. Anak sudah mampu melakukan perbuatan baik dari indikator yang dicapai anak. Karena indikator yang diperoleh sudah mencapai keberhasilan yang diharapkan maka penelitian dihentikan.

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK Upaya Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Didik Kelompok B Semester Gasal TK PERTIWI 1 Dawung K

0 1 16

MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Bermain Peran Di Paud Citra Bunda Bayemharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 15

MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Bermain Peran Di Paud Citra Bunda Bayemharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 9

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN EMOSIONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA KELOMPOK B Upaya Mengembangkan Kemampuan Emosional Melalui Metode Bermain Peran Makro Pada Kelompok B Di TK Indriyasana 08 Klaten Kabupaten Klaten Tahun 2013 / 2014.

0 2 14

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN EMOSIONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO Upaya Mengembangkan Kemampuan Emosional Melalui Metode Bermain Peran Makro Pada Kelompok B Di TK Indriyasana 08 Klaten Kabupaten Klaten Tahun 2013 / 2014.

0 1 16

MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE BERMAIN Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Bermain Peran Pada Kelompok B TK Al Irsyad Tawangmangu Karanganyar Tahun Ajaran 2012 / 2013.

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK BERMAIN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok Bermain Islam Terpadu Az-Zahra Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK BERMAIN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok Bermain Islam Terpadu Az-Zahra Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 12

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK BA Upaya Mengembangkan Kemampuan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok A TK Ba Aisyiyah Karangdowo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tah

0 1 14

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK BA Upaya Mengembangkan Kemampuan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok A TK Ba Aisyiyah Karangdowo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tah

0 0 23