50 14. Guru menata tempat bermain peran dengan gambar-gambar dan dekorasi
yang mendukung jalan cerita. Memperhatikan langkah-langkah dalam bermain peran di atas, jelas bahwa
untuk mengembangkan moral anak pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan secara matang oleh guru agar dapat membantu penyampaian makna yang
terkandung didalamnya. Anak juga akan dapat memahami pembelajaran dengan mudah. Karena nilai moral merupakan suatu sistem di mana aneka jenis nilai
nilai, keagamaan, sosial budaya, ekonomi, hukum, etika dan lain-lain berpadu menjadi satu kesatuan serta saling meradiasi mempengaruhi secara kuat sebagai
suatu kesatuan yang utuh Yudha M.Saputra dan Rudyanto, 2005: 175 maka pembelajaran yang mengutamakan nilai-nilai moral untuk anak sangat dianjurkan.
Langkah pembelajaran untuk kegiatan bermain peran tersebut disiapkan guru untuk mengembangkan moral anak. Kegiatan bermain peran dirancang sesuai
dengan tema yang mengandung nilai-nilai moral.
F. Kerangka Pikir
Anak usia dini merupakan usia emasthe golden age Slamet Suyanto, 2005: 6 yang perlu dikembangkan dan digunakan secara optimal. Pada usia ini otak
anak dapat berkembang dan belajar dengan lebih tajam dari orang dewasa. Maksudnya adalah anak dapat menggunakan kecerdasannya dengan baik karena
pada usia ini anak akan dapat merekam apa yang mereka temui, lihat, dengar, rasa dan yang dialami sampai ia dewasa kelak. Kecerdasan anak dapat dikembangkan
dengan baik melalui pembelajaran yang baik pula.
51 Masalah yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu anak masih memukul
teman lainnya saat ingin meminjam alat bermain, menginjak pekerjaan teman karena tidak suka dengan temannya, berjalan-jalan ketika makanistirahat, keluar
kelas saat diminta berdoa sebelum dan sesudah makan, tidak mau berbagi mainan dan bermain bersama. Maka dari itu perlunya kegiatan pembelajaran yang dapat
diterapkan anak berdasarkan kegiatan nyata yang berhubungan langsung dengan anak atau pengalaman yang pernah anak lihat dan diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Anak dapat belajar pura-pura dengan teman sebayanya seperti kehidupan sehari-hari dengan moral yang baik. Salah satu pembelajaran yang
dapat dilakukan untuk mengoptimalkan moral anak yaitu kegiatan bermain peran. Kegiatan bermain peran dapat mengembangkan moral anak dengan kegiatan pura-
pura yang sudah disiapkan dengan matang. Melalui kegiatan ini anak dapat mencapai perkembangan yang diharapkan yaitu dapat memahami pengertian
perilaku yang berlawananmeskipun belum selalu dilakukanseperti pemahaman perilakubaik-buruk, benar-salah, sopantidaksopan dan mulai memahami arti
kasihandan sayang kepada ciptaan Tuhan. Dari uraian di atas tentang penerapan kegiatan bermain peran dalam
mengembangkan moral anak dapat digambarkan sebagai berikut :
52
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu perkembangan moral anak usia 3-4 tahun dapat dikembangkan melalui
penggunaan metode bermain peran. Anak usia dini merupakan masa di
mana anak dapat meningkatkan segala aspek perkembangannya dengan pesat
golden age
Anak usia dini masih memerlukan pembelajaran yang dapat
membantu anak dalam mengembangkan moralnya
Nilai moral perlu diberikan dengan kegiatan pembelajaran secara
langsung dan nyata Anak memiliki keunikan
sendiri-sendiri untuk mencapai
perkembangannya
Metode bermain peran
Moral anak berkembang dengan baik
Memberikan metode pembelajaran yang dapat
mengembangkan moral anak
Dalam perkembangannya anak masih sering memukul, anak masih suka
berteriak saat berbicara dengan orang lain, anak masih suka memilih teman
yang disukai, anak belum mau bermain bersama, anak belum mau
berdoa sebelum dan sesudah kegiatan
53
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Sugiyono, 2010: 3. Cara
ilmiah yang dimaksud berati kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Salah satu jenis penelitian yang
digunakan dalam pendidikan yaitu Penelitian Tindakan kelas PTK. Jasa Ungguh Muliawan 2010: 1 menyatakan bahwa PTK merupakan salah
satu bentuk penelitian yang dilakukan di kelas yang pada umumnya dilakukan oleh guru bekerjasama dengan peneliti atau ia sendiri sebagai guru berperan ganda
melakukan penelitian individu di kelas, di sekolah dan atau di tempat ia mengajar untuk tujuan ‘penyempurnaan’ atau ‘peningkatan’ proses pembelajaran. Penelitian
tindakan kelas sesuai namanya bersifat “terbatas” dalam arti keluasan objek dan sasaran yang menjadi pusat perhatian penelitiannya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan sesuatu yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian yang digunakan untuk penelitian ini yaitu jenis penelitian
PTK kolaborasi. Kolaborasi artinya peneliti berkolaborasi dengan guru di dalam kelas. Guru sebagai pengajar dan pembimbing di kelas sedangkan peneliti
berperan sebagai pengamat. Penelitian tindakan kelas berasal dari suatu masalah di dalam kelas yang ditemukan untuk dikembangkan menuju ke arah positif.