83 Tabel 8. Perbandingan Hasil Kegiatan Bermain Peran untuk Mengembangkan
Moral Anak Usia 3-4 tahun Pada Kondisi Awal dan Siklus I Penilaian
Rata-rata Jumlah
Anak Kriteria
Kondisi Awal
41,7 7,5
Rendah Siklus I
47,9 8,6
Rendah
4. Pelaksanaan Penelitian Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dan refleksi pada Siklus I, guru dan peneliti menyiapkan perencanaan yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan kordinasi dengan guru sebagai kolaborator peneliti. 2. Menyusun Rencana Kegiatan Harian.
3. Mempersiapkan lembar observasi untuk melihat perkembangan moral anak. 4. Mempersiapkan media yang dibutuhkan.
5. Menyiapkan alat dokumentasi untuk kegiatan pembelajaran. b.
Pelaksanaan 1. Penelitian Tindakan 1 Siklus II
Penelitian tindakan Siklus II tindakan1 dilaksanakan pada hari Senin, 27 April 2015 dengan tema lingkungan, sub tema cinta lingkungan, sub-sub tema
menjaga kebersihan kelas. Jumlah anak yang mengikuti pembelajaran pada Siklus IItindakan 1 sebanyak 14 anak. Berikut gambaran penelitian tindakan kelas yang
telah dilaksanakan. Guru mengajak anak untuk berbaris di depan kelas melakukan kegiatan fisik
motorik. Anak melakukan senam sehat ceria yang dipimpin oleh guru di depan. Anak menirukan gerakan senam mengikuti guru. Senam dilakukan 15 menit awal
84 sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Setelah senam selesai, anak diberikan
kesempatan untuk minum sebelum melakukan kegiatan pembelajaran. Anak masuk kelas duduk melingkar. Anak tepuk “Kalau Kau Suka Hati”
dilanjutkan lagu “Lima Jari Tangan” untuk memulai doa. Kemudian anak berdoa bersama dengan membaca doa sebelum belajar dan surat Al-fatihah dilanjutkan
guru mengucapkan salam yang dijawab salam oleh anak. Kemudian bernyanyi bersama “Kalau Kau Suka Hati Panggil guru menyebutkan nama anak” untuk
melakukan absen pada anak. Guru bertanya pada anak “Siapa yang tidak berangkat hari ini?”, anak menjawab dengan serempak, “Tidak ada Bunda.
Berangkat semua”, guru bertanya lagi “Bagaimana kabar anak hari ini?” yang kemudian dijawab anak, “Baik, Bunda.”.
Guru melakukan apersepsi tentang kegiatan pada hari itu yaitu dengan tema lingkungan, cinta lingkungan. Guru memberikan gambar-gambar lingkungan yang
perlu dijaga dan dirawat oleh kita sebagai makhluk Tuhan. Guru memberikan gambar sekolah, lingkungan rumah, masjid, sungai, dan jalan raya. Kemudian
guru menjelaskan kepada anak bahwa kita sebagai makhluk hidup yang cinta terhadap ciptaan Tuhan perlu menjaga dan merawat lingkungan di sekitar agar
tetap bersih dan dapat dipergunakan manfaatnya untuk kebutuhan atau kepentingan kita. Guru menjelaskan bahwa anak perlu membuang sampah pada
tempat yang telah disediakan agar tidak banjir dan mengotori lingkungan sekitar, menjaga kebersihan masjid karena merupakan tempat beribadah umat muslim,
membersihkan lingkungan sekolah agar tidak kotor dan dapat digunakan untuk belajar dengan baik dan nyaman, membersihkan jalan agar sampah atau batu tidak
85 menghalangi jalan, agar pengguna jalan terhindar dari bahaya kecelakaan. Guru
bertanya pada anak “Siapa yang suka ikut kerja bakti di rumah?”, anak-anak menjawab dengan berebut untuk didengarkan, “Aku kemarin ikut bersih-bersih
sungai Bunda”, “Aku wingi melu bapakku nang sawah nggolek welut.” Ada juga yang menjawab, “Aku pernah ikut kerja bakti pas hari raya Bunda, di masjid
deket rumahnya simbah”. Kemudian guru bertanya lagi “siapa yang suka membantu ayah atau ibu membersihkan kamar?”, anak-anak serempak sambil
mengangkat tangan menjawab, “Aku Bunda”, guru melanjutkan bertanya, “Siapa yang suka membuang sampah pada tempatnya?”, anak-anak menjawab lagi
dengan keras, “Aku Bunda”. Kemudian guru mengajak anak untuk melalukan bermain peran melakukan kerja bakti, yaitu belajar untuk menyayangi lingkungan
sekitar anak. Guru memberikan aturan main sebelum kegiatan inti dimulai bahwa anak
bermain dengan semua teman tanpa membeda-bedakan. Guru juga menjelaskan bahwa bermain bersama akan lebih menyenangkan daripada hanya dengan dua
atau tiga teman, “Anak yang hebat berati mau bermain bersama temannya semua”, “Anak hebat itu mau saling membantu teman yang membutuhkan” guru juga
mengatakan kepada anak, “Anak yang jempol itu anak yang menghormati dan menghargai orang lain. Anak yang berbicara dengan sopan dan tidak membentak
teman lainnya”, “Siapa anak yang hebat dan jempol?”. Anak-anak menjawab dengan kompak, “Saya Bunda”. Guru juga menjelaskan bahwa perlu menjaga
sikap saat berbicara yaitu sopan saat berbicara dengan orang lain. Anak dijelaskan bahwa berbicara itu tidak perlu teriak-teriak agar didengar. Saat anak berbicara
86 dengan sopan pasti akan dihargai dan didengar dengan baik. Tidak lupa guru juga
menjelaskan bahwa untuk mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa karena kita sudah diberikan hidup dan dapat menikmati apa yang diberikan olehNya, maka
kita perlu berdoa setiap mendapatkan sesuatu. Berdoa yang dilakukan anak dapat dimulai dengan mengucapkan bismillah dan mengucapkan alhamdulillah saat
akan melakukan sesuatu atau setelah melakukan sesuatu. Guru kemudian membagi peran kepada anak untuk menjadi guru dan murid. Guru juga
menjelaskan alat bermain yang digunakan untuk pembelajaran. Anak bermain peran menjadi murid dan guru yang menjaga kenyamanan
sekolah agar tetap bersih dan terjaga. Guru menyiapkan alat mainan yaitu keranjang sampah, sapu dan serok. Anak dibiarkan berekspresi memainkan
perannya. Di sini sudah terlihat kemajuan moral anak untuk membantu temannya saat membersihkan lantai yaitu menyapu dan membantu teman membersihkan
sampah dengan membantu menyerok kemudian dibuang ke tempat sampah, “Tak ewangi ya. Aku nyekel serok e”, “Tak sapu kene gentian”. Walaupun begitu
memang masih ada anak yang tidak mau meminjamkan sapunya dengan mengatakan, “Welah, ojo to. Iki ki nggonku. Aku gelem nyilehke nggo Rizki wae”.
Anak juga sudah lebih sering mengucapkan bismillah sebelum melakukan sesuatu misalnya saat akan menyerok sampah yaitu saat anak mau mengangkat sampah ke
tempat sampah, “Bismillah, duuh abot e Bunda”, dan mengucapkan “Yeeey,
Alhamdulillah ora tekan ngendi-ngendi sampah e”. Walaupun kegiatan ini masih membutuhkan
bimbingan guru
dengan diingatkan.
Begitu pula
dengan mengucapkan alhamdulillah setelah melakukan sesuatu. Anak juga sudah terlihat
87 lebih bisa menerima teman lainnya untuk bermain bersama, “Yok bareng wae
nyapune”, “Kui lho sapune dijupuk sek. Bareng ya mengko njupuki sampah e”. Anak berperan menjadi guru dan murid yang dikelompok-kelompokkan. Murid
yang dikelompokkan sudah mau menerima dengan siapa mereka bermain. Anak yang berperan sebagai guru juga ikut mengingatkan temannya yang sedang
membersihkan kelas, “Ayok diewangi kui Alea”, “Ki, dijupukke sikek kui sampah e”. Walaupun masih ada beberapa anak yang suka memilih teman saat bermain,
tetapi pada Siklus ini anak sudah ada kemajuan.Saat anak berperan menjadi murid dan berbicara kepada temannya dan gurunya, anak juga dapat berbicara dengan
sopan tanpa teriak-teriak, “Bunda aku mau ambil serok dulu ya?”,“Nilam aku nyileh sedilit ya sapune? Mengko tak nehke koe meneh”walaupun masih sering
dibimbing guru.
Anak antusias
saat bermain.
Suasana di
kelas juga
menyenangkan. Saat kegiatan akan segera selesai, guru meminta anak untuk membereskan mainan ke tempat semula dan menatanya dengan rapi.
Anak istirahat, cuci tangan sebelum makan. Berdoa sebelum makan kemudian makan snack dan dilanjutkan bermain bebas. Setelah istirahat dan
masuk kelas, anak berdoa setelah makan. Kemudian recalling tentang kegiatan yang dilakukan anak sebelumnya. Guru menjelaskan bahwa anak tidak boleh
membuang sampah sembarangan karena bisa mengakibatkan banjir dan mengotori lingkungan. Anak sedikit bercerita tentang yang mereka lakukan ketika bermain
peran, “Bunda aku tadi menyapu sampai bersih lho”, “Bunda akau mau njupuk sampah tapi malah ditibakke Riyan”, “Bunda nek sampah e dibuang ki mengko
iso resik ya sekolahan e”. Guru mendengarkan pelan-pelan dan menjawab dengan
88 senyum. Kemudian anak juga dijelaskan bahwa sebagai makhluk Tuhan kita harus
tolong menolong dan tidak membeda-bedakan teman. Anak juga dijelaskan salahsatu bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah dengan selalu
berdoa dan mengucapkan bismillah dan alhamdulillah saat sebelum maupun setelah melakukan sesuatu. Saat anak berbicara dengan orang lain juga sebaiknya
dengan suara yang lembut tanpa berteriak. Kegiatan ditutup dengan membaca doa setelah belajar dan doa untuk kedua orangtua. Dilanjutkan anak bernyanyi
sayonara bersama, salam dan pulang. 2. Penelitian Tindakan 2 Siklus II
Penelitian tindakan Siklus II tindakan ke-2 dilaksanakan pada hari Selasa, 28 April 2015 dengan tema lingkungan, sub tema cinta lingkungan, sub-sub tema
gotong royong. Jumlah anak yang mengikuti pembelajaran pada Siklus II tindakan ke-2 ini sebanyak 14 anak. Berikut gambaran penelitian tindakan kelas yang telah
dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan fisik motorik di depan
kelas yaitu naik-turun tangga. Hal ini dilakukan untuk melatih motorik kasar anak agar berkembang dengan baik. Anak bergantian naik dan turun tangga di depan
sekolah pada lantai bertangga. Kemudian dilanjutkan masuk kelas dan duduk melingkar. Guru menawarkan anak untuk minum terlebih dahulu sebelum
memulai kegiatan pembelajaran. Kemudian guru memimpin berdoa sebelum belajar, membaca surat Al-Fatihah dan mengucapkan salam. Anak menjawab
salam dengan kompak.
89 Guru
melakukan apersepsi
dengan menceritakan
sebuah cerita
di kampungnya bahwa setiap sebulan sekali ada kerja bakti membersihkan masjid.
Kemudian guru bertanya kepada anak “Siapa yang pernah ikut membantu kerja bakti?”, “Kerja baktinya di mana?”, “Apa saja yang dibawa saat ikut kerja bakti?”,
anak-anak menjawab, “Aku, Bunda. Kemarin aku ke rumah simbah bantu buat pagar sama bapak”, “Aku kemarin ikut bapak ke kuburan Bunda, ikut kerja
bakti”. Kemudian
guru bertanya
“Mengapa perlu
dibersihkan?”. Guru
menjelaskan bahwa gotongroyong itu perlu dilakukan untuk membantu orang lain tanpa harus memilih siapa orang yang akan dibantu. Guru menjelaskan kepada
anak bahwa gotongroyong tidak hanya dilakukan di masjid tetapi bisa di mana saja misalnya saat membangun rumah, kerja bakti acara pernikahan, dan kerja
bakti apabila ada orang meninggal. Guru juga memperlihatkan gambar orang yang sedang kerja bakti membersihkan jalan seperti menyingkirkan batu yang
menghalangi jalan, membersihkan sampah di sekitar jalan, membersihkan dahan- dahan pohon yang menutupi jalan. Sebelum bermain peran guru menjelaskan
aturan main dan penggunaan alat bermain. Pada Siklus ini anak sudah dapat memilih sendiri peran yang dimainkan
walaupun masih diberikan bimbingan untuk tidak berebut memainkan peran dan menggunakan alat bermain. “Bunda aku mau jadi Pak RT ya”, “Bunda aku nanti
yang membersihkan pohon-pohonnnya ya”. Dapat dilihat ketika anak bermain sudah dapat sabar menunggu dan tidak teriak-teriak saat meminta sesuatu, “Ga
tulungi aku njupuk sapu. Naku tak njupuk serok ya”, ada juga anak yang mengatakan, “Aku bantu memotong pohonnya ya”. Ini adalah saat anak berperan
90 membersihkan dahan-dahan pohon. Anak sudah dapat menerapkan untuk saling
membantu kepada teman yang membutuhkan. Anak bermain peran sebagai warga di rumahnya masing-masing yaitu menjadi bapak, ibu, Pak RT, Bu RT, Pak
Dukuh, Bu Dukuh, dan warga biasa yang sedang membersihkan jalan dengan menyapu dan menyingkirkan pohon-pohon yang sudah menguning. Anak
membantu memegangkan dahan pohon yang akan dipotong yang ditata dengan setting di pinggir jalan desa. “Nda, Koe sing ngethoki aku sing mbuang
yo”.Anak juga
membantu teman
lainnya saat
menyerok sampah
dan membuangnya pada tempat sampah yang sudah disiapkan, “Aku mengko njupuk
tempat sampah e yo”, anak lain menjawab, “Yo. Mengko ojo lali sampah e diserok yo”. Walaupaun masih ada juga anak yang berebut sapu karena ingin ikut
membantu temannya. Sebagian anak sudah dapat berbicara pelan dan menunggu giliran ketika guru sedang berbicara dengan anak lainnya. Anak berbicara dengan
tidak berteriak kepada teman lainnya saat meminta tolong membantu memegang dahan pohon, “Mengko sek ya. Riyan lagi ngewangi aku”, “Koe karo Dina sek ya,
Ki?”. Saat anak akan mengerjakan sesuatu seperti membuang sampah, guru juga mengingatkan anak untuk mengucapkan bismillah dan alhamdulillah saat akan
melakukan dan setelah melakukan sesuatu. Saat anak bermain peran, peneliti mengamati proses pembelajaran dan pengembangan moral yang telah dilakukan
pada setiap pertemuan. Pada penelitian Siklus II tindakan ke-2 ini moral anak mengalami pengembangan. Hanya saja moral yang diharapkan belum mencapai
indikator keberhasilan. Kemudian kegiatan dilanjutkan cuci tangan, duduk
91 melingkar dan berdoa bersama sebelum makan kemudian makan snackdan
bermain bebas. Setelah bermain bebas anak masuk kelas berdoa setelah makan dan
melakukan recalling membahas apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Guru juga menjelaskan nilai-nilai moral yang dilakukan anak saat kegiatan bermain peran
seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak membedakan teman, membantu teman, berbicara dengan sopan, mengucapkan bismillah dan Alhamdulillah. Anak
juga dibiarkan untuk menceritakan pengalamannya saat bermain. Kegiatan ditutup dengan berdoa setelah belajar dan berdoa untuk kedua orangtua juga dunia
akhirat. Kemudian anak bersama-sama menyanyikan lagu sayonaradan guru mengucapkan salam. Anak menjawab salam dan dilanjutkan pulang.
3. Penelitian Tindakan 3 Siklus II Siklus II tindakan ke-3 dilaksanakan pada hari Rabu, 29 April 2015 dengan
tema lingkungan, sub tema cinta lingkungan, sub-sub tema kebersihan di pasar. Jumlah anak yang mengikuti pembelajaran pada Siklus II pertemuan 3 sebanyak
14 anak. berikut gambaran penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Kegiatan
awal dimulai
di depan
kelas dengan
kegiatan untuk
mengembangkan fisikmotorik anak. Anak bermain ingkling di lantai yang sudah digaris menggunakan lakban untuk melatih keseimbangan antara kaki kanan dan
kaki kiri saat diangkat salah satunya. Kemudian dilanjutkan masuk kelas, istirahat sebentar dengan minum bekal yang dibawa. Anak duduk melingkar menyanyikan
lagu “bersih itu sehat” dengan nada lagu balonku. Kemudian bernyanyi lagi
92 “kalau kau suka hati”, dan melakukan gerakan tepuk “tepuk PAUD’, dan “tepuk
semangat”. Guru memperlihatkan gambar-gambar lingkungan sekitar anak yaitu gambar
lingkungan sekolah, lingkungan rumah, lingkungan masjid, dan lingkungan pasar. Anak diminta untuk menyebutkan gambar apa saja yang diperlihatkan guru dan
membiarkan anak bercerita menurut pengalaman anak masing-masing tentang gambar yang ditunjukkan. Kemudian guru juga bertanya kepada anak “gambar
mana yang pernah dikunjungi anak”, “Pernahkan kalian ke pasar?”, “Bagaimana pasar yang dilihat anak-anak?”, anak-anak menjawab, “Bunda aku pernah ikut
simbah ke pasar ikan lho”, “Bunda aku pernah ke pantai beli ikan”, Bunda aku kemarin beli bakso di pasar godean”. Guru kemudian bertanya lagi, “pasarnya
kotor atau bersih?”, anak-anak menjawab, “Kotor Bunda. Kemarin akumidak es krim yang jatuh di pasar”. Kemudian guru menjelaskan kepada anak jika pergi ke
pasar bersama ibu dan jajan sebaiknya sampahnya dibuang ke tempat sampah supaya pasarnya tetap bersih dan tidak menjadi sarang binatang seperti lalat. Hal
ini juga untuk kenyamanan para pembeli saat ke pasar. Guru membagi peran anak sebagai pembeli, penjual, tukang bersih-bersih,
Ibu, dan anak. Anak bermain peran menjadi pembeli yang menjaga kebersihan dan penjual di pasar. Terlihat anak sudah mampu menunggu giliran ketika
memainkan peran pembeli yang ingin membeli makanan, “Bunda aku mengko dodol iwak ya”, “Bunda aku arep dodol koyo ibukku ya. Dodol es”. Kemudian
ketika anak menjadi pembeli, ada beberapa anak yang masih diperingatkan guru untuk tidak berebut karena banyak yang berperan sebagai pembeli.
93 Beberapa anak juga sudah lebih banyak mau bermain bersama dengan
teman lainnya. Anak mengajak temannya bermain bersama, “Yok dodolan e karo aku”, “Rene lho aku duwe iwak-iwakan”. Dalam memainkan peran pembeli yang
menjaga kebersihan, anak tidak lupa membuang sampah pada tempat yang disediakan. “Mengko sampah e dibuang ya” Anak yang berperan sebagai penjual
mengingatkan kepada temannya. Anak juga terlihat lebih aktif mengekspresikan diri ketika bermain dengan teman lainnya. Saat anak menjadi pedagang, anak lain
juga dapat membantu temannya dalam menyiapkan dagangan yang akan dijual, “Iki dinehke ngendi, Lam?”, “Aku ngewangi madhahi rapopo ya.”. Sebagai
pembeli makanan, anak di sini tidak lupa mengucapkan bismillah sebelum makan dan mengucapkan alhamdulillah setelah selesai makan. Anak juga berperan
sebagai pedagang yang ramah kepada pembelinya. Dapat dilihat bahwa anak juga sudah dapat berbicara dengan sopan kepada pembeli saat ingin membeli sesuatu
atau meminta bantuan, “Arep tumbas opo koe?” sambil tertawa, kemudain anak lainny menjawab, “Aku tumbas bakso karo mie yo”, ada juga anak yang meminta
beli yang lain, “Aku tuku soto sing koyo nggone Pak Kumis yo”.Pada Siklus ini guru tidak lagi berperan aktif mendikte anak.
Setelah kegiatan selesai anak membereskan alat mainan ke tempat semula dan dilanjutkan cuci tangan, masuk kelas duduk melingkar dan berdoa sebelum
makan dilanjutkan makan snack bersama. Selesai makan anak diperbolehkan bermain bebas.Kegiatan berikutnya yaitu masuk kelas dan berdoa setelah makan
kemudian dilanjutkan dengan recalling. Guru memberikan penjelasan dan refleksi tentang kegiatan yang sudah dilakukan oleh anak. Anak mendengarkan nilai-nilai
94 moral yang dijelaskan pada guru untuk tetap dilakukan di rumah seperti berbicara
dengan sopan kepada orang lain, membuang sampah pada tempatnya untuk menjaga lingkungan, membantu orang lain yang membutuhkan bantuan, mau
bermain bersama dan tidak membeda-bedakan teman yang disukai atau tidak disukai, serta mengucapkan bismillah dan alhamdulillah sebelum dan sesudah
melakukan sesuatu. Kemudian dilanjutkan kegiatan berdoabersama yaitu doa setelah belajar dan doa untuk kedua orangtua dan doa dunia-akhirat. Setelah itu
bernyanyi sayonara dan guru mengucapkan salam yang dijawab dengan kompak oleh anak kemudian pulang.
c. Observasi
Kegiatan observasi yang diamati yaitu seluruh kegiatan yang berlangsung saat
penelitian. Pengamatan
dilakukan bersamaan
dengan pendampingan
pembelajaran. Selama proses kegiatan pembelajaran Siklus II dari tindakan ke 1 sampai ke 3 berjalan lancar.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada Siklus II lebih santai dan spontan. Anak-anak sudah cukup paham bagaimana menjalankan aturan main.
Kegiatan yang dilakukan anak juga tidak lagi kaku. Anak dengan santai dapat mengekspresikan keinginan dan kegembiraan mereka.
95
Tabel 9. Hasil Deskripsi Bermain Peran untuk Mengembangkan Moral Anak Usia 3-4 tahun Siklus II
Nilai moral yang
diberikan Deskripsi Penerapan yang dilakukan dalam penelitian
Moral knowing
Pemahaman moral
- Semua makhluk hidup itu saling membutuhkan - Semua anak di kelas ini adalah teman
- Membersihkan tempat yang kotor bersama-sama akan cepat selesai daripada yang sendiri
- Anak yang menolong teman mengambil sampah - Sampah yang diletakkan pada tempatnya akan membuat bersih
lingkungan sekitar - Ranting pohon yang sudah kering dapat dipotong bersama teman
yang lainnya agar selesai lebih cepat Ranting pohon yang di jalan dibersihkan agar tidak menggangu
jalan - Allah Maha Kuasa, jadi apa yang diberikan kepada kita harus
disyukuri - Bersyukur kepada Allah dapat dilakukan dengan mengucapkan
bismillah saat akan melakukan sesuatu dan alhamdulillah setelah melakukan sesuatu.
Moral feeling Perasaan
Moral - Anak suka menolong kepada teman yang membutuhkan
- Anak suka kebersihan lingkungan - Anak mensyukuri apa yang diberikan Allah Swt.
- Anak suka berbicara lembut pada orang lain.
Moral action tindakan
Moral - Anak yang berperan sebagai guru mengajak semua temannya
untuk duduk berkelompok berssama - Anak yang berperan sebagai murid, membantu teman yang
membereskan alat mainannya - Anak membantu memotong dahan ranting bersama temannya
- Anak mengucapkan bismillah sebelum memasukkan sampah dari serok ke tempat sampah
- Anak berbicara dengan lembut kepada temannya saat bertanya angka berperan sebagai guru
Pencapaian indikator moral anak juga sudah berkembang lebih baik dari Siklus I. Hal ini dapat dilihat bahwa anak lebih bisa menerima teman lainnya
untuk bermain bersama walaupun masih dengan bimbingan. Anak juga sudah mau untuk membantu teman yang membutuhkan bantuan. Walaupun beberapa anak
yang meiliki tenaga lebih besar dari anak lainnya cenderung menjadi “bos” dari anak-anak
lain sehingga
meminta bantuan
teman lainnya
dari pada
mengerjakannya sendiri. Sebagian besar anak juga sudah dapat membuang
96 sampah pada tempat yang disediakan. Walaupun memang masih ada beberapa
yang perlu dibimbing untuk membuang sampah pada tempatnya, tetapi perkembangan anak lebih baik dari Siklus ke I. Anak juga sudah paham
bagaimana sebaiknya berbicara dengan orang lain yaitu tanpa perlu berteriak. Beberapa anak juga ingat untuk mengucapkan bismillah dan alhamdulillah ketika
mau melakukan atau setelah melakukan suatu. Walaupun indikator-indikator ini masih ada beberapa anak yang membutuhkan bimbingan dan pantauan guru,
anak-anak sudah mengalami perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya. Dari pernyataan tersebut dapat dikuantitatifkan menjadi seperti berikut:
Tabel 10. Hasil Observasi PerkembanganMoral Anak usia 3-4 tahun Siklus II
No. Indikator
Siklus II Pertemuan
1 Pertemuan
2 Pertemuan
3 Rata-
rata Hasil
1. Membantu teman yang
membutuhkan bantuan
57,2 10,3
63,9 11,5
70 12,6
63,7 11,5
2. Mau bermain bersama
3. Berbicara lembut dengan orang
lain 4.
Membuang sampah pada tempatnya
5. Mengucapkan bismillah
sebelum melakukan sesuatu 6.
Mengucapkan alhamdulillah setelah selesai melakukan
sesuatu
Dari data di atas dapat dilihat bahwa skor anak baru mencapai 63,7 selama kegiatan Siklus II. Skor rata-rata anak dalam pencapaian indikator
diperoleh 11,5 Hasil penelitian diperoleh bahwa kriteria untuk moral anak di KB Nurul
Hikmah setelah dilakukan tindakan pada Siklus II masih pada kriteria sedang.
97 Dapat dilihat bahwa tindakan yang dilakukan pada Siklus II pertemuan ke-1 yaitu
persentasenya adalah 57,2, pada pertemuan ke-2 yaitu 63,9 dan pertemuan ke- 3 didapat 70. Anak masih belum mencapai indikator yang diharapkan
dikarenakan hasil rata-rata yang diperoleh adalah 63,7. Hal ini dapat dikatakan bahwa moral yang diharapkan masih kurang baik.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk merefleksi penelitian pada Siklus sebelumnya apakah sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Refleksi
juga dimaksudkan untuk merencanakan kembali penelitian untuk Siklus selanjutkan karena masih terdapat kekurangan pada penelitian sebelumnya.
Kendala-kendala yang diperoleh pada Siklus I adalah sebagai berikut: 1. Anak masih perlu bimbingan untuk mencapai indikator yang diharapkan.
2. Anak yang memiliki kekuatan lebih besar dari anak lain lebih mendominasi kegiatan dan berperilaku layaknya “bos”.
3. Anak lebih antusias ketika kegiatan bermain peran yang dilakukan menggunakan banyak media.
Dari kendala-kendala tersebut maka peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk mengatasi masalah yang ada di kelas. Adapun diskusi yang dilakukan
peneliti dan guru kelas sesuai prinsip pengembangan nilai moral untuk anak usia 3-4 tahun untuk mengatasi masalah-masalah tersebut yaitu:
1. Guru kelas memberikan dukungan kepada anak yang belum mau bergabung dengan teman lainnya dengan penuh arti dengan anak-anak lainnya agar tidak
takut kepada teman yang mendominasi kelas.
98 2. Guru kelas bersama peneliti perlu memberikan penghargaan terhadap
perilaku yang baik. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pujian saat anak-anak yang dominan di kelas berbuat baik untuk mau mengajak teman
lainnya bermain bersama. Berdasarkan data yang diperoleh saat penelitian, peneliti membandingkan
data dari Siklus I. Hasil yang diperoleh dari Siklus I didapat bahwa moral anak mengalami perkembangan lebih baik dari sebelumnya. Hanya saja perkembangan
moral anak yang diharapkan belum mencapai indikator keberhasilan sehingga peneliti melakukan penelitian kembali pada Siklus III. Berikut gambaran
perbandingan moral yang sudah diberikan tindakan sampai Siklus II dan sebelum diberikan tindakan:
Tabel 11. Perbandingan Hasil Kegiatan Bermain Peran untuk Mengembangkan Moral Anak Usia 3-4 tahun Pada Kondisi Awal Siklus I dan Siklus II
Penilaian Rata-rata
Jumlah Anak
Kriteria
Kondisi Awal
41,7 7,5
Rendah Siklus I
47,9 8,6
Rendah Siklus II
63,7 11,5
Sedang
5. Pelaksanaan Penelitian Siklus III