Nilai Moral Anak Usia Dini yang Diajarkan di Sekolah

22 Implikasi tujuan pendidikan moral dalam penelitian ini adalah membantu anak dalam mengenal perilaku yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh anak. Pendidikan moral yang diberikan untuk anak dimaksud dapat mengembangkan kemampuan belajar anak dalam beretika baik, berperilaku sopan, dan dapat mengambil keputusan dengan benar sesuai aturan yang berlaku. Pendidikan moral bertujuan membantu anak bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya dengan benar dan tidak menyalahi aturan norma di lingkungannya.

4. Nilai Moral Anak Usia Dini yang Diajarkan di Sekolah

Upaya untuk pengembangan sikap dan perilaku moral anak usia dini dapat dilakukan melalui strategi pembelajaran moral moral education Maria J. Wantah, 2005: 123. Pendidikan moral dapat disamakan dengan pembelajaran nilai-nilai dan pengembangan watak yang diharapkan dapat dimanifestasikan dalam diri dan perilaku seseorang seperti kejujuran, keberanian, persahabatan dan penghargaan. Dalam mempelajari sikap moral, terdapat empat pokok utama, mempelajari apa yang diharapkan kelompok sosial anggotanya sebagaimana dicantumkan dalam hukum yaitu kebiasaan dan peraturan, mengembangkan hati nurani, belajar mengalami perasaan bersalah dan rasa malu jika perilaku individu tidak sesuai dengan harapan kelompok, dan mempunyai kesempatan interaksi sosial untuk belajar apa saja yang diharapkan anggota kelompok Yudrik Jahja, 2011: 426. Peran yang dimainkan masing-masing pokok di atas adalah peran hukum, kebiasaan, dan peraturan dalam perkembangan moral. Peran ini adalah pokok pertama yang penting dalam pelajaran menjadi pribadi bermoral ialah apa yang 23 diharapkan kelompok dari anggotanya. Harapan ini diperinci bagi seluruh anggota kelompok dalam bentuk hukum, kebiasaan. Peraturan berfungsi sebagai sumber motivasi untuk bertindak sesuai dengan harapan sosial, sebagaimana hukum dan kebiasaan menjadi pedoman dan sumber motivasi bagi anak remaja dan orang dewasa. Kedua adalah peran hati nurani dalam perkembangan moral. Peran ini merupakan wujud dari pemahaman bahwa tidak seorang anak pun dilahirkan dengan hati nurani dan bahwa setiap anak tidak saja harus belajar apa yang benar dan salah, tetapi juga harus menggunakan hati nurani sebagai pengendali perilaku. Ketiga yaitu peran rasa bersalah dan rasa malu dalam perkembangan moral. Bila perilaku anak tidak memenuhi standar yang ditetapkan hati nurani, anak merasa bersalah, malu, atau keduanya. Peran terakhir adalah peran interaksi sosial dalam perkembangan sosial. Interaksi sosial memegang peran penting dalam perkembangan moral. Pembelajaran moral yang diajarkan di sekolah akan lebih baik apabila diterapkan untuk memberikan kebebasan pada anak. Guru dalam membelajarkan siswa perlu memberi kebebasan guna menempuh sebuah jalan hidup yang memungkinkan mereka menjadi pribadi yang utuh Sjarkawi, 2006: 60. Anak yang diberikan kebebasan dalam pembelajaran tidak akan merasa tertekan apabila berangkat ke sekolah. Di sekolah, guru dan anak berinteraksi dengan menerapkan kaidah moral, petunjuk moral seperti berlaku jujur, tidak boleh bohong, tidak boleh mengambil barang orang lain, kebiasaan mengucapkan terima kasih pada orang lain, dan melakukan kebiasaan baik yang lain Yudrik Jahja, 2011: 425. 24 Maria J. Wantah 2005: 123 menyatakan bahwa pembelajaran moral adalah suatu sistem aktivitas pembelajaran moral yang dirancang untuk suatu institusi pendidikan anak usia dini dengan tujuan-tujuan yang didasarkan pada karakteristik perkembangan moral anak. Nilai-nilai yang diberikan pun perlu sesuai kaidah yang berlaku dalam pendidikan. Para pendidik dapat membantu anak mengembangkan pemahaman moral dengan memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan kelompok sebayanya, juga dengan mendorong anak untuk mendiskusikan serta melakukan negosiasi tentang masalah-masalah yang terjadi antar mereka karena dengan bernegosiasi, akan mendorong anak mengambil sudut pandang orang lain Rita Eka Izzaty, dkk., 2008: 97. Pemahaman moral untuk anak didasari agar anak dapat menyesuaikan nilai-nilai yang perlu diserap dalam kehidupannya. Melalui pembelajaran di sekolah anak dapat mengembangkan nilai-nilai moral agar anak dapat beradaptasi dengan aturan yang berlaku di masyarakat. Program pendidikan moral yang berdasarkan pada dasar hukum moral dapat dilaksanakan dalam dua nilai moral yang utama, yaitu sikap hormat dan bertanggungjawab Lickona, 2012: 60. Nilai-nilai tersebut mewakili dasar moralitas utama yang berlaku secara universal. Mereka memiliki tujuan, nilai yang nyata, di mana mereka mengandung nilai-nilai baik bagi semua orang baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat. Pada dasarnya adalah pembuktian oleh diri sendiri self-evident Linda Richard Eyre, 1997: 113. Hormat adalah dasar dan sering menjadi penggerak untuk beberapa nilai dasar lain. Anak-anak yang belajar menerapkan dan memahami prinsip ini akan menjadi 25 anggota masyarakat, teman, dan pemimpin yang lebih baik. Rasa hormat berati menujukkan penghargaan kita terhadap harga diri orang lain selain diri kita Lickona, 2012: 70. Terdapat tiga hal yang menjadi pokok yaitu penghormatan terhadap diri sendiri, penghormatan terhadap orang lain dan penghormatan terhadap semua bentuk kehidupan dan lingkungan yang saling menjaga satu sama lain. Sedangkan tanggungjawab, tampaknya anak-anak yang diberi segala sesuatu kecuali tanggung jawab tidak hanya menjadi anak-anak yang manja tetapi juga cenderung kehilangan perasaan dan kepedulian mereka kepada orang lain Linda Richard Eyre, 1997: 138. Tanggung jawab merupakan suatu bentuk lanjutan dari rasa hormat Lickona, 2012: 72. Jika kita menghormati orang lain, berati kita menghargai mereka. Jika kita menghargai mereka, berati kita merasakan sebuah ukuran dari rasa tanggung jawab kita untuk menghormati kesejahteraan hidup mereka. Kemampuan anak dalam pembelajaran moral berbeda-beda sesuai tingkat perkembangannya. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009, tingkat perkembangan moral anak yaitu yang pertama adalah mulai memahami pengertian perilaku yang berlawanan meskipun belum selalu dilakukan seperti pemahaman perilaku baik-buruk, benar-salah, sopan tidak sopan. Kedua adalah mulai memahami arti kasih dan sayang kepada ciptaan Tuhan. Sesuai dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tersebut, dalam kaitannya pengembangan moral anak yaitu anak sesuai dengan 26 nilai rasa hormat dan tanggungjawab untuk diajarkan di sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lickona 2012: 70 bahwa hormat dan tanggung jawab yang menjadi dasar landasan sekolah yang tidak hanya diperbolehkan, tetapi mengharuskan para guru untuk memberikan pendidikan tersebut untuk membangun manusia-manusia yang secara etis berilmu dan dapat memposisikan diri mereka sebagai bagian dari masyarakat yang bertanggungjawab. Dari paparan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran moral di sekolah penting bagi perkembangan anak setelah dewasa kelak. Anak akan belajar melalui pengalaman moralnya di kehidupan masyarakat guna menjadi pribadi yang baik dan beretika yang baik pula. Rasa hormat kepada orang lain dan diri sendiri perlu dipupuk sejak dini agar berlangsung di kehidupan anak secara spontan tanpa memperhatikan pujian yang akan didapat apabila memiliki nilai tersebut. Tanggung jawab kepada sesama, lingkungan sekitar dan diri sendiri juga perlu diajarkan sejak dini sesuai tingkatan perkembangan anak. Tingkat perkembangan anak dalam perkembangan moral pun perlu diperhatikan agar pengajaran yang diberikan sesuai kemampuan masing-masing individu. Implikasi pembelajaran moral di sekolah dalam penelitian ini adalah mengembangkan rasa hormat dan rasa tanggung jawab kepada sesama dan lingkungan sekitar anak. Penelitian ini menargetkan pembelajaran moral untuk anak usia 3-4 tahun. Rasa hormat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu rasa hormat kepada orang tua, teman sebaya dan Tuhan Yang Maha Esa. Rasa hormat kepada orang tua dengan berbicara dan bertutur kata dengan baik tanpa harus dengan berteriak. Rasa hormat kepada teman sebaya yaitu menghormati teman 27 tanpa pilih kasih. Sedangkan rasa hormat kepada Tuhan yaitu menghargai dan menikmati karuniaNya dengan bersyukur. Kemudian rasa tanggungjawab yang dimaksud adalah anak dapat bertanggungjawab ketika atau setelah makan. Anak membuang sampah di tempatnya dan membantu teman yang membutuhkan.

5. Metode-metode untuk Mengembangkan Moral

Dokumen yang terkait

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK Upaya Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Didik Kelompok B Semester Gasal TK PERTIWI 1 Dawung K

0 1 16

MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Bermain Peran Di Paud Citra Bunda Bayemharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 15

MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Bermain Peran Di Paud Citra Bunda Bayemharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 9

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN EMOSIONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA KELOMPOK B Upaya Mengembangkan Kemampuan Emosional Melalui Metode Bermain Peran Makro Pada Kelompok B Di TK Indriyasana 08 Klaten Kabupaten Klaten Tahun 2013 / 2014.

0 2 14

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN EMOSIONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO Upaya Mengembangkan Kemampuan Emosional Melalui Metode Bermain Peran Makro Pada Kelompok B Di TK Indriyasana 08 Klaten Kabupaten Klaten Tahun 2013 / 2014.

0 1 16

MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE BERMAIN Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Bermain Peran Pada Kelompok B TK Al Irsyad Tawangmangu Karanganyar Tahun Ajaran 2012 / 2013.

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK BERMAIN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok Bermain Islam Terpadu Az-Zahra Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK BERMAIN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok Bermain Islam Terpadu Az-Zahra Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 12

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK BA Upaya Mengembangkan Kemampuan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok A TK Ba Aisyiyah Karangdowo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tah

0 1 14

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK BA Upaya Mengembangkan Kemampuan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok A TK Ba Aisyiyah Karangdowo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tah

0 0 23